Menguapkah Hasil Komunikasi?

_
Majalah kita ini menurunkan tema Komunikasi Yang Membangun pada akhir tahun 2011 ini.Komunikasi memang sangat diperlukan bagi berjalannya pelayanan gereja,, mengingat banyaknya tenaga paruh waktu yang bekerja tidak dalam satu atap. Komunikasiorganisasi yang dirancang dengan baik akan sangat menentukan keberhasilan tugas-tugas gereja, yakni tugas-tugas membangun jemaat. Hasil komunikasi formal adalah keputusan-keputusan rapat, surat, memo dinas dsb. yang harus mendapatkan tindak lanjut pelaksanaan, jangan sampai banyak keputusan yang “menguap” karena tidak dilaksanakan. Keputusan-keputusan yang sebenarnya telah diambil dengan upaya yang mahalmenjaditidak mambawa manfaat bagi tujuan pengembangan jemaat.
Pernahkah Anda dalam sehari diam saja tidak berkomunikasi dengan siapapun. Bagaimana rasanya? Tentunya Anda akan merasa hidup tersendiri. Manusia hidup membutuhkan komunikasi dengan sesama agar mereka diakui eksis dalam komunitasnya, dan memberikan kontribusi yang baik bagi lingkungannya.Dengan komunikasi seseorang, lembaga-lembaga serta unit-unitnya dapat saling mengadakan interaksi. ‘Persekutuan’ awalnya merangkum umat untuk bersama-sama menghimpun diri dalam suatu wadah dan mengamalkan kepercayaannya di dalam kehidupan sehari-hari. Kebersamaan dapat terlaksana kalau ada komunikasi yang terbuka dan intensif.. Banyak pemikiran yang dapat disumbangkan oleh satu terhadap lainnya seandainya wadah komunikasi dikembangkan. Banyak kecurigaan yang tak wajar dalam hubungan antar warga akan lenyap, akan berganti dengan pergaulan yang akrab..Biasanya enggan membicarakan masalah secara-bersama-sama karena takut menimbulkan ‘ keresahan’ atau takut ada yang tersinggung. Padahal justru karena ada perbedaanlah maka pengenalan menjadi perlu dan karena perbedaan pula persekutuan menjadi hidup. Seandainya semua orang mempunyai sifat dan kegemaran yang sama saja, maka hidup ini akan terasa gersang dan membosankan. Alkitab sendiri tidak mendorong umat Kristen kearah sikap eksklusif. Alkitab menganjurkan sikap yang terbuka dan toleran. Oleh karena itu komunikasi perlu terus diupayakan karena , komitmen sebagai umat Kristen mendorong kita melakukannya. Mengapa?
Pertama, upaya membangun kesejahteraan tidak dapat terlaksana dengan mengabaikan eksistensi orang lain. Masalah-masalah kehidupan disekitar kita yang makin kompleks adalah masalah bersama.
Kedua, untuk membangun komunitas maka komunikasi adalah cara yang paling tepat untuk menggalang potensi.
Ketiga, komunikasi merupakan sarana untuk saling mengenal, tetapi juga membuat kita mengenal jati diri kita sendiri..
Komunikasi adalah proses pemindahan pengertian dalam bentuk gagasan atau informasi dari seseorang ke orang lain. Perpindahan pengertian tersebut melibatkan lebih dari sekedar kata-kata yang digunakan dalam percakapan, tetapi juga ekspresi wajah, intonasi, titik putus vocal dsb. Orang melakukan karena komunikasi mempunyai beberapa alasan, a.l.: mencari kesenangan, mencari bantuan, memberikan pertolongan atau instruksi, memberikan informasi, mengemukakan ide dan pendapat.
Komunikasi formal /organisasi.
Dalam kehidupan bergereja terjadi sangat banyak transaksi komunikasi., karena gereja memang tempat bertemu, berkumpulnya anak-anak Tuhan untuk saling berinteraksi. Misalnya , komunikasi /pembicaraan perorangan antara bapak A dengan bapak B di sudut gedung gereja, antara pengurus komisi C dengan pengurus komisi D didalam ruang rapat, antara pasien Balkesmas dengan paramedis yang bertugas. Dengan banyaknya macam transaksi komunikasi diatas, maka dalam rangka tercapainya tujuan pengembangan organisasi kita perlu menentukan pilihan jenis/bentuk komunikasi mana yang memberikan efek besar bagi organisasi. Pilihan dalam tulisan ini adalah komunikasi formal antara unsur Pimpinan gereja dengan anggota Majelis sebagai utusan dari warga wilayah-wilayah, dan antara unsur Pimpinan gereja dengan pengurus-pengurus Komisi/Bebadan-bebadan sebagai pembantu Ketua Majelis dalam melaksanakan program pelayanan. Komunikasi yang disebut dengan komunikasi organisasi. Dalam hal ini kita membatasi pembahasan pada model “Komunikasi Organisasi”, bukan komunikasi informal antar individu. Pengembangan organisasi jemaat ditentukan oleh efektif tidaknya komunikasi-komunikasi formal ini.
Efektifitas komunikasi formal ditentukan/dipengaruhi oleh 4 faktor, yakni:
Komunikasi Organisasi atau komunikasi yang formal dilakukan melalui rapat-rapat, surat dan memo-memo dinas dan melahirkan keputusan-keputusan organisasi. Dalam rangka tema “komunikasi yang membangun” tentunya keputusan yang penting sebagai hasil suatu proses komunikasi organisasi adalah yang bertujuan untuk pengembangan jemaat, karena pengembangan jemaat merupakan tujuan utama gereja. Pengembangan bisa berupa : peningkatan kualitas keimanan (sebagai tujuan utama gereja), tetapi juga penting pertumbuhan jumlah warga. (sebagai hasil pewartaan Injil)..
Komunikasi organisasi = Komunikasi mahal.
Komunikasi organisasi boleh dikatakan sebagai komunikasi yang mahal karena merupakan effort yang melibatkan banyak orang dan membutuhkan waktu yang cukup panjang, apalagi dalam kehidupan gereja yang segala keputusannya diambil secara demokratis. Bobot mahal tidak hanya dilihat dari effort yang dikeluarkan dalam merealisir komunikasi organisasi, tetapi juga pada permasalahan yang dibahas dan diputuskan. Seberapa penting dan relevannya masalah yang menjadi obyek pembahasan dalam komunikasi tersebut. Oleh karena itu, agar komunikasi yang pada dasarnya adalah proses yang mahal, tidak kehilangan arah, maka komunikasi akan sangat memiliki nilai apabila lebih ditekankan pada pembahasan untuk mencapai :
Komunikasi formal/organisasi seperti diatas diperlukan sebagai saluran penyampaian berita untuk memudahkan hubungan pekerjaan dalam organisasi. Tetapi “komunikasi informal” tetap menjadi bagian penting bagi aliran komunikasi dalam organisasi. Ada beberapa maksud perlunya komunikasi informal:
Jangan ada yang menguap.
Segala sesuatu yang dilakukan dalam organisasi harus ada ukuran keberhasilan atau kegagalannya. Demikian juga dengan proses komunikasi.Komunikasi Organisasi pasti menghasilkan keputusan-keputusan organisasi, baik yang penting maupun kurang penting, baik yang prioritas untuk dilaksanakan maupun yang masih bisa ditunda. Yang perlu menjadi catatan disini adalah jangan sampai banyak hal diputuskan dalam proses komunikasi akan tetapi banyak yang “menguap”, artinya banyak keputusan yang tidak dilaksanakan, dan kita sendiri tidak sadar bahwa ternyata banyak hal yang tidak dilaksanakan.
Misalnya:
Majalah kita ini menurunkan tema Komunikasi Yang Membangun pada akhir tahun 2011 ini.Komunikasi memang sangat diperlukan bagi berjalannya pelayanan gereja,, mengingat banyaknya tenaga paruh waktu yang bekerja tidak dalam satu atap. Komunikasiorganisasi yang dirancang dengan baik akan sangat menentukan keberhasilan tugas-tugas gereja, yakni tugas-tugas membangun jemaat. Hasil komunikasi formal adalah keputusan-keputusan rapat, surat, memo dinas dsb. yang harus mendapatkan tindak lanjut pelaksanaan, jangan sampai banyak keputusan yang “menguap” karena tidak dilaksanakan. Keputusan-keputusan yang sebenarnya telah diambil dengan upaya yang mahalmenjaditidak mambawa manfaat bagi tujuan pengembangan jemaat.
Pernahkah Anda dalam sehari diam saja tidak berkomunikasi dengan siapapun. Bagaimana rasanya? Tentunya Anda akan merasa hidup tersendiri. Manusia hidup membutuhkan komunikasi dengan sesama agar mereka diakui eksis dalam komunitasnya, dan memberikan kontribusi yang baik bagi lingkungannya.Dengan komunikasi seseorang, lembaga-lembaga serta unit-unitnya dapat saling mengadakan interaksi. ‘Persekutuan’ awalnya merangkum umat untuk bersama-sama menghimpun diri dalam suatu wadah dan mengamalkan kepercayaannya di dalam kehidupan sehari-hari. Kebersamaan dapat terlaksana kalau ada komunikasi yang terbuka dan intensif.. Banyak pemikiran yang dapat disumbangkan oleh satu terhadap lainnya seandainya wadah komunikasi dikembangkan. Banyak kecurigaan yang tak wajar dalam hubungan antar warga akan lenyap, akan berganti dengan pergaulan yang akrab..Biasanya enggan membicarakan masalah secara-bersama-sama karena takut menimbulkan ‘ keresahan’ atau takut ada yang tersinggung. Padahal justru karena ada perbedaanlah maka pengenalan menjadi perlu dan karena perbedaan pula persekutuan menjadi hidup. Seandainya semua orang mempunyai sifat dan kegemaran yang sama saja, maka hidup ini akan terasa gersang dan membosankan. Alkitab sendiri tidak mendorong umat Kristen kearah sikap eksklusif. Alkitab menganjurkan sikap yang terbuka dan toleran. Oleh karena itu komunikasi perlu terus diupayakan karena , komitmen sebagai umat Kristen mendorong kita melakukannya. Mengapa?
Pertama, upaya membangun kesejahteraan tidak dapat terlaksana dengan mengabaikan eksistensi orang lain. Masalah-masalah kehidupan disekitar kita yang makin kompleks adalah masalah bersama.
Kedua, untuk membangun komunitas maka komunikasi adalah cara yang paling tepat untuk menggalang potensi.
Ketiga, komunikasi merupakan sarana untuk saling mengenal, tetapi juga membuat kita mengenal jati diri kita sendiri..
Komunikasi adalah proses pemindahan pengertian dalam bentuk gagasan atau informasi dari seseorang ke orang lain. Perpindahan pengertian tersebut melibatkan lebih dari sekedar kata-kata yang digunakan dalam percakapan, tetapi juga ekspresi wajah, intonasi, titik putus vocal dsb. Orang melakukan karena komunikasi mempunyai beberapa alasan, a.l.: mencari kesenangan, mencari bantuan, memberikan pertolongan atau instruksi, memberikan informasi, mengemukakan ide dan pendapat.
Komunikasi formal /organisasi.
Dalam kehidupan bergereja terjadi sangat banyak transaksi komunikasi., karena gereja memang tempat bertemu, berkumpulnya anak-anak Tuhan untuk saling berinteraksi. Misalnya , komunikasi /pembicaraan perorangan antara bapak A dengan bapak B di sudut gedung gereja, antara pengurus komisi C dengan pengurus komisi D didalam ruang rapat, antara pasien Balkesmas dengan paramedis yang bertugas. Dengan banyaknya macam transaksi komunikasi diatas, maka dalam rangka tercapainya tujuan pengembangan organisasi kita perlu menentukan pilihan jenis/bentuk komunikasi mana yang memberikan efek besar bagi organisasi. Pilihan dalam tulisan ini adalah komunikasi formal antara unsur Pimpinan gereja dengan anggota Majelis sebagai utusan dari warga wilayah-wilayah, dan antara unsur Pimpinan gereja dengan pengurus-pengurus Komisi/Bebadan-bebadan sebagai pembantu Ketua Majelis dalam melaksanakan program pelayanan. Komunikasi yang disebut dengan komunikasi organisasi. Dalam hal ini kita membatasi pembahasan pada model “Komunikasi Organisasi”, bukan komunikasi informal antar individu. Pengembangan organisasi jemaat ditentukan oleh efektif tidaknya komunikasi-komunikasi formal ini.
Efektifitas komunikasi formal ditentukan/dipengaruhi oleh 4 faktor, yakni:
- Saluran komunikasi formal
- Struktur organisasi
- Spesialisasi jabatan
- Pemilihan informasi
Komunikasi Organisasi atau komunikasi yang formal dilakukan melalui rapat-rapat, surat dan memo-memo dinas dan melahirkan keputusan-keputusan organisasi. Dalam rangka tema “komunikasi yang membangun” tentunya keputusan yang penting sebagai hasil suatu proses komunikasi organisasi adalah yang bertujuan untuk pengembangan jemaat, karena pengembangan jemaat merupakan tujuan utama gereja. Pengembangan bisa berupa : peningkatan kualitas keimanan (sebagai tujuan utama gereja), tetapi juga penting pertumbuhan jumlah warga. (sebagai hasil pewartaan Injil)..
Komunikasi organisasi = Komunikasi mahal.
Komunikasi organisasi boleh dikatakan sebagai komunikasi yang mahal karena merupakan effort yang melibatkan banyak orang dan membutuhkan waktu yang cukup panjang, apalagi dalam kehidupan gereja yang segala keputusannya diambil secara demokratis. Bobot mahal tidak hanya dilihat dari effort yang dikeluarkan dalam merealisir komunikasi organisasi, tetapi juga pada permasalahan yang dibahas dan diputuskan. Seberapa penting dan relevannya masalah yang menjadi obyek pembahasan dalam komunikasi tersebut. Oleh karena itu, agar komunikasi yang pada dasarnya adalah proses yang mahal, tidak kehilangan arah, maka komunikasi akan sangat memiliki nilai apabila lebih ditekankan pada pembahasan untuk mencapai :
- Misi dan Strategi gereja yang telah dicanangkan.
- Sasaran dari tiap-tiap komisi/bebadan yang telah digariskan dalam Buku Pedoman Pelayanan Majelis.
- Rencana Kerja dan Keuangan tahunan yang sedang berjalan.
- Perkembangan-perkembangan baru lingkungan eksternal dan internal yang merupakan tantangan dan peluang.
- Perbaikan terhadap kekurangan-kekurangan dalam
pelayanan yang telah dilakukan.
Komunikasi formal/organisasi seperti diatas diperlukan sebagai saluran penyampaian berita untuk memudahkan hubungan pekerjaan dalam organisasi. Tetapi “komunikasi informal” tetap menjadi bagian penting bagi aliran komunikasi dalam organisasi. Ada beberapa maksud perlunya komunikasi informal:
- Pemuasan kebutuhan-kebutuhan manusiawi, seperti kebutuhan untuk berhubungan dengan orang lain.
- Perlawanan terhadap pengaruh-pengaruh yang monoton atau membosankan.
- Pemenuhan keinginan untuk mempengaruhi perilaku orang lain.
- Pelayanan sebagai sumber informasi hubungan pekerjaan yang tidak disediakan dalam saluran-saluran komunikasi formal.
Jangan ada yang menguap.
Segala sesuatu yang dilakukan dalam organisasi harus ada ukuran keberhasilan atau kegagalannya. Demikian juga dengan proses komunikasi.Komunikasi Organisasi pasti menghasilkan keputusan-keputusan organisasi, baik yang penting maupun kurang penting, baik yang prioritas untuk dilaksanakan maupun yang masih bisa ditunda. Yang perlu menjadi catatan disini adalah jangan sampai banyak hal diputuskan dalam proses komunikasi akan tetapi banyak yang “menguap”, artinya banyak keputusan yang tidak dilaksanakan, dan kita sendiri tidak sadar bahwa ternyata banyak hal yang tidak dilaksanakan.
Misalnya:
- Lambannya menanggapi surat/memo dari suatu bidang, padahal masalah yang dikemukakan penting bagi organisasi.
- Keputusan-keputusan rapat tidak ditindak lanjuti dalam pelaksanaan.
- Tidak menginformasikan secara terbuka masalah-masalah yang seharusnya perlu bagi konsumsi warga.
- Dan masih banyak yang lain.
_Yesus Adalah Komunikator Yang Sejati

_ Ia datang ke dunia sebagai komunikator yang membangun, membangun jembatan
penghubung antara Allah dan manusia yang telah dihancurkan Iblis melalui
pemberontakan manusia kepada Allah.
Visi Allah (Vissio Dei)
Apakah Allah menciptakan manusia, menciptakan Anda, tidak ada tujuannya, hanya karena iseng saja, sebagai pengisi waktu, pengisi koleksi-koleksi-Nya? Langit, bumi dan segala isinya, tumbuh-tumbuhan dan binatang plus manusia? Sebelum bertanya kepada Tuhan, tanya dulu sama Papa dan Mama Anda, Bapak dan Ibu Anda. Kalau takut, tanya sama Yangkung, Yangti, Opung Doli, Opung Boru, Kakek, Nenek, Engkong Anda. “Ya mesthi to lé! Ana sababé, Lha wong Bapa Presiden waé, perlu sangkan paraning dumadi, alias curriculum vitae!” Kata Yangkung kepada cucunya si Kuncung.
Dalam penciptaan umat manusia Allah mempunyai Visi yang jauh ke depan, yaitu menjadikan manusia menurut gambar dan rupa-Nya, untuk memerintah atau lebih bijak untuk mengatur, me-managed dunia dengan segala isinya (Kej. 1:26, 27). Orang tua juga mempunyai Visi seperti ini ketika mereka memohon “momongan” kepada Tuhan, untuk menjadi gambar dan rupa orang tuanya, untuk menjadi foto copy mereka. Celakanya kalau orang tuanya “bambung”, maka sang anak akan dengan cepat menyonteknya, sehingga orang-orang akan berkata: “Kucang ora ninggal lanjarané” alias “Like father like son!” Kita beruntung Allah tidak seperti itu, Ia tetap kudus dan penuh kasih, tapi susah sekali nyontek Dia ya?
Misi Manusia (Mission Originalis)
Allah begitu mengasihi umat manusia, sehingga Ia bukan hanya mengingini manusia supaya serupa dengan Dia, tetapi juga memimpin dunia dengan segala isinya, mewakili Dia, dengan mengusahakan dan memelihara dunia dengan segala isinya (Kej. 2:15).
Jagad Dewa Bathara!
Ditengah-tengah kesulitan mencari pekerjaan seperti sekarang ini, kok ada yang menawari posisi CEO yang cukup menantang dan basah! Hebat bukan? Kursi empuk penuh fasilitas, taman Eden seperti hotel bintang lima plus diamond dengan segala fasilitasnya – tunjangan perjalanan dinas – tunjangan representasi – tunjangan jabatan – dana operasional yang tidak kalah besarnya dari para anggota DPR RI! Syaratnya Cuma satu: “Buah pohon yang ada di tengah-tengah taman itu jangan kamu makan, nanti kamu akan mati” (Kej. 3:2).
Visi dan Misi Iblis
Sangat mudah bukan? Sangat sederhana, sangat simple. Hanya tidak boleh memakan buah dari pohon yang ada di tengah-tengah taman. Tetapi justru sesuatu yang sangat sepele ini dipakai Iblis untuk menjerat manusia yang biasanya penuh ego – Iblis mengetahui kelemahan manusia dan ia mau masuk dari sana untuk merealisasikan visi-nya, yaitu menggagalkan karya penyelamatan Allah bagi umat manusia – supaya sorga kosong dan neraka penuh alias fully booked. Bagaimana caranya? Melalui manusia yang mudah digoda – Iblis memutar balikkan fakta dan merayu manusia, bahwa kalau manusia makan buah terlarang itu, maka manusia akan menjadi sama dengan Allah (Kej. 3:4). Dasar manusia, sudah dikasih kelimpahan, masih serakah alias rakus dan memakan buah terlarang itu, karena manusia ingin sama dengan Allah (Kej. 3:6).
Misi Allah (Missio Dei)
Tentu Anda akan bertanya : “Allah itu kok sadis banget ya pak Elieser? Lha wong cuma makan buah saja kok hukumannya mati, berat amat. Para koruptor saja banyak yang divonis bebas.” Lho, jangan keburu-buru menuduh Allah itu sadis. Allah mau menguji kita apakah kita setia apakah kita setia kepada perkara kecil, kalau ya, tentunya kita akan setia kepada perkara yang besar. (Luk. 16:10). Coba saja Anda diminta jangan makan emping, sepele kan, tapi dilanggar, ya asam uratnya naik dan kaki kiri Anda harus diseret kalau berjalan. Atau jangan makan jerohan, tabrak terus – akhirnya mendarat di RS. Cipto Mangunkusumo – stroke, untung tidak langsung straight alias terbang ke sorga! Sudah tahu merokok itu tidak sehat, bukan hanya untuk dirinya sendiri, tetapi juga untuk lingkungannya. Sudah diberi nasihat penggembalaan: merugikan kesehatan dapat menyebabkan kanker, impotent dan keguguran tapi ya terus, membakar korban bakaran. Apa perlu ada Fatwa dari PGI dan MAWI serta MUI? Manusia memberontak kepada Allah, hubungannya yang harmonis mejadi rusak alias terputus – manusia harus keluar dari taman Eden dan harus bekerja keras sampai saat ini, bahkan untuk kaum wanita yang membujuk suaminya, mendapatkan hukuman tambahan. Apa itu?
“Susah payahmu waktu mengandung akan Kubuat sangat banyak; dengan kesakitan engkau akan melahirkan anakmu.” (Kej. 3:10).
Enak ya jadi laki-laki? Siapa bilang, setelah melahirkan dengan operasi Caesar ditemukan, maka laki-laki yang harus membayarnya, he, he, he! Bagaimanapun nakalnya umat manusia, Allah selalu berprakarsa untuk mengasihinya, Allah selalu melakukan komunikasi yang membangun dengan umat manusia. Ia berjanji akan mendatangkan Juruselamat (Kej. 3:15).
Misi Kristus (Missio Christi)
Kita patut bersyukur karena Allah kita datang ke dunia untuk berada bersama-sama dengan kita, merasakan pergumulan kita, yang menyenangkan maupun yang penuh tantangan. Allah datang dalam diri Yesus Kristus sebagai Komunikator yang membangun – tidak ada yang seperti ini, kita malahan diminta untuk datang ke Sorga. Apa bisa? Naik apa? Naik Garuda atau pesawat ulang-alik? Pasti tidak akan sampai! Misi Kristus adalah menyelamatkan umat manusia melalui pengorbanannya di kayu salib. Yesus menjadi komunikator yang membangun jembatan yang putus antara Allah dengan umat manusia. Coba kita bayangkan musibah yang baru-baru saja terjadi di negeri kita, Indonesia, satu-satunya Golden Gate Bridge di Indonesia, jembatan Kutai Kartanegara putus, ambruk pada jam sibuk, 26 November 2011. Korban berjatuhan dan kota Tenggarong terisolasi. Nah, kalau hubungan antara Allah dengan manusia terputus, bagaimana jadinya? Ada enam milyar jiwa yang terisolasi – dan Yesus lah, sang Komunikator yang sejati yang membangun kembali jembatan yang putus itu. Misi Yesus adalah menjadi komunikator yang membangun hubungan antara Allah dengan umat manusia. Ia memulai karya-Nya dengan dua belas murid, lalu satu menghianati Dia, tinggal sebelas, itupun ada yang menjadi Petrus yang menolak dia, ada yang menjadi Tomas yang tidak percaya kepada Dia dan ada yang seperti ketiga murid-Nya di Getsemani, ketika Yesus sedang berjuang dan membutuhkan dukungan mereka, mereka tidak peduli, molor terus alias tidur pulas! Tetapi jangan kuatir sang Arsitek Agung Yesus Kristus terus bekerja sebagai komunikator yang membangun – hasilnya sekarang sudah lebih dari dua milyar manusia yang menerima Yesus. Jangan bangga dulu! Di dunia masih ada lebih dari empat milyar jiwa yang siap dipanen, jadilah komunikator yang membangun!
Pesan Natal.
Tema yang diangkat Gembala untuk edisi Natal ini sangat tepat, Yesus datang ke dunia untuk menjadi komunikator yang membangun. Apakah gereja sudah meneladani Yesus menjadi komunikator yang membangun? Bagaimana dengan program perkunjungan jemaat? Apa sudah optimal? Apa gereja sudah menjalankan misinya sebagai gembala yang baik? Yesus saja, yang Tuhan, mau datang ke dunia menjadi Sang Komunikator yang sejati, masak kita tidak meneladaninya dengan meningkatkan perkunjungan kita kepada jemaat. Natal adalah komunikasi yang membangun dari Allah kepada umat manusia. Ayo kita mulai sekarang juga kepada orang-orang terdekat kita, keluarga kita!
Visi Allah (Vissio Dei)
Apakah Allah menciptakan manusia, menciptakan Anda, tidak ada tujuannya, hanya karena iseng saja, sebagai pengisi waktu, pengisi koleksi-koleksi-Nya? Langit, bumi dan segala isinya, tumbuh-tumbuhan dan binatang plus manusia? Sebelum bertanya kepada Tuhan, tanya dulu sama Papa dan Mama Anda, Bapak dan Ibu Anda. Kalau takut, tanya sama Yangkung, Yangti, Opung Doli, Opung Boru, Kakek, Nenek, Engkong Anda. “Ya mesthi to lé! Ana sababé, Lha wong Bapa Presiden waé, perlu sangkan paraning dumadi, alias curriculum vitae!” Kata Yangkung kepada cucunya si Kuncung.
Dalam penciptaan umat manusia Allah mempunyai Visi yang jauh ke depan, yaitu menjadikan manusia menurut gambar dan rupa-Nya, untuk memerintah atau lebih bijak untuk mengatur, me-managed dunia dengan segala isinya (Kej. 1:26, 27). Orang tua juga mempunyai Visi seperti ini ketika mereka memohon “momongan” kepada Tuhan, untuk menjadi gambar dan rupa orang tuanya, untuk menjadi foto copy mereka. Celakanya kalau orang tuanya “bambung”, maka sang anak akan dengan cepat menyonteknya, sehingga orang-orang akan berkata: “Kucang ora ninggal lanjarané” alias “Like father like son!” Kita beruntung Allah tidak seperti itu, Ia tetap kudus dan penuh kasih, tapi susah sekali nyontek Dia ya?
Misi Manusia (Mission Originalis)
Allah begitu mengasihi umat manusia, sehingga Ia bukan hanya mengingini manusia supaya serupa dengan Dia, tetapi juga memimpin dunia dengan segala isinya, mewakili Dia, dengan mengusahakan dan memelihara dunia dengan segala isinya (Kej. 2:15).
Jagad Dewa Bathara!
Ditengah-tengah kesulitan mencari pekerjaan seperti sekarang ini, kok ada yang menawari posisi CEO yang cukup menantang dan basah! Hebat bukan? Kursi empuk penuh fasilitas, taman Eden seperti hotel bintang lima plus diamond dengan segala fasilitasnya – tunjangan perjalanan dinas – tunjangan representasi – tunjangan jabatan – dana operasional yang tidak kalah besarnya dari para anggota DPR RI! Syaratnya Cuma satu: “Buah pohon yang ada di tengah-tengah taman itu jangan kamu makan, nanti kamu akan mati” (Kej. 3:2).
Visi dan Misi Iblis
Sangat mudah bukan? Sangat sederhana, sangat simple. Hanya tidak boleh memakan buah dari pohon yang ada di tengah-tengah taman. Tetapi justru sesuatu yang sangat sepele ini dipakai Iblis untuk menjerat manusia yang biasanya penuh ego – Iblis mengetahui kelemahan manusia dan ia mau masuk dari sana untuk merealisasikan visi-nya, yaitu menggagalkan karya penyelamatan Allah bagi umat manusia – supaya sorga kosong dan neraka penuh alias fully booked. Bagaimana caranya? Melalui manusia yang mudah digoda – Iblis memutar balikkan fakta dan merayu manusia, bahwa kalau manusia makan buah terlarang itu, maka manusia akan menjadi sama dengan Allah (Kej. 3:4). Dasar manusia, sudah dikasih kelimpahan, masih serakah alias rakus dan memakan buah terlarang itu, karena manusia ingin sama dengan Allah (Kej. 3:6).
Misi Allah (Missio Dei)
Tentu Anda akan bertanya : “Allah itu kok sadis banget ya pak Elieser? Lha wong cuma makan buah saja kok hukumannya mati, berat amat. Para koruptor saja banyak yang divonis bebas.” Lho, jangan keburu-buru menuduh Allah itu sadis. Allah mau menguji kita apakah kita setia apakah kita setia kepada perkara kecil, kalau ya, tentunya kita akan setia kepada perkara yang besar. (Luk. 16:10). Coba saja Anda diminta jangan makan emping, sepele kan, tapi dilanggar, ya asam uratnya naik dan kaki kiri Anda harus diseret kalau berjalan. Atau jangan makan jerohan, tabrak terus – akhirnya mendarat di RS. Cipto Mangunkusumo – stroke, untung tidak langsung straight alias terbang ke sorga! Sudah tahu merokok itu tidak sehat, bukan hanya untuk dirinya sendiri, tetapi juga untuk lingkungannya. Sudah diberi nasihat penggembalaan: merugikan kesehatan dapat menyebabkan kanker, impotent dan keguguran tapi ya terus, membakar korban bakaran. Apa perlu ada Fatwa dari PGI dan MAWI serta MUI? Manusia memberontak kepada Allah, hubungannya yang harmonis mejadi rusak alias terputus – manusia harus keluar dari taman Eden dan harus bekerja keras sampai saat ini, bahkan untuk kaum wanita yang membujuk suaminya, mendapatkan hukuman tambahan. Apa itu?
“Susah payahmu waktu mengandung akan Kubuat sangat banyak; dengan kesakitan engkau akan melahirkan anakmu.” (Kej. 3:10).
Enak ya jadi laki-laki? Siapa bilang, setelah melahirkan dengan operasi Caesar ditemukan, maka laki-laki yang harus membayarnya, he, he, he! Bagaimanapun nakalnya umat manusia, Allah selalu berprakarsa untuk mengasihinya, Allah selalu melakukan komunikasi yang membangun dengan umat manusia. Ia berjanji akan mendatangkan Juruselamat (Kej. 3:15).
Misi Kristus (Missio Christi)
Kita patut bersyukur karena Allah kita datang ke dunia untuk berada bersama-sama dengan kita, merasakan pergumulan kita, yang menyenangkan maupun yang penuh tantangan. Allah datang dalam diri Yesus Kristus sebagai Komunikator yang membangun – tidak ada yang seperti ini, kita malahan diminta untuk datang ke Sorga. Apa bisa? Naik apa? Naik Garuda atau pesawat ulang-alik? Pasti tidak akan sampai! Misi Kristus adalah menyelamatkan umat manusia melalui pengorbanannya di kayu salib. Yesus menjadi komunikator yang membangun jembatan yang putus antara Allah dengan umat manusia. Coba kita bayangkan musibah yang baru-baru saja terjadi di negeri kita, Indonesia, satu-satunya Golden Gate Bridge di Indonesia, jembatan Kutai Kartanegara putus, ambruk pada jam sibuk, 26 November 2011. Korban berjatuhan dan kota Tenggarong terisolasi. Nah, kalau hubungan antara Allah dengan manusia terputus, bagaimana jadinya? Ada enam milyar jiwa yang terisolasi – dan Yesus lah, sang Komunikator yang sejati yang membangun kembali jembatan yang putus itu. Misi Yesus adalah menjadi komunikator yang membangun hubungan antara Allah dengan umat manusia. Ia memulai karya-Nya dengan dua belas murid, lalu satu menghianati Dia, tinggal sebelas, itupun ada yang menjadi Petrus yang menolak dia, ada yang menjadi Tomas yang tidak percaya kepada Dia dan ada yang seperti ketiga murid-Nya di Getsemani, ketika Yesus sedang berjuang dan membutuhkan dukungan mereka, mereka tidak peduli, molor terus alias tidur pulas! Tetapi jangan kuatir sang Arsitek Agung Yesus Kristus terus bekerja sebagai komunikator yang membangun – hasilnya sekarang sudah lebih dari dua milyar manusia yang menerima Yesus. Jangan bangga dulu! Di dunia masih ada lebih dari empat milyar jiwa yang siap dipanen, jadilah komunikator yang membangun!
Pesan Natal.
Tema yang diangkat Gembala untuk edisi Natal ini sangat tepat, Yesus datang ke dunia untuk menjadi komunikator yang membangun. Apakah gereja sudah meneladani Yesus menjadi komunikator yang membangun? Bagaimana dengan program perkunjungan jemaat? Apa sudah optimal? Apa gereja sudah menjalankan misinya sebagai gembala yang baik? Yesus saja, yang Tuhan, mau datang ke dunia menjadi Sang Komunikator yang sejati, masak kita tidak meneladaninya dengan meningkatkan perkunjungan kita kepada jemaat. Natal adalah komunikasi yang membangun dari Allah kepada umat manusia. Ayo kita mulai sekarang juga kepada orang-orang terdekat kita, keluarga kita!
Mis Komunikasi

_ Mis komunikasi (miss communication) atau lebih
sering diartikan salah mengerti, salah
paham, salah mengartikan, salah menerjemahkan yang mengakibatkan
komunikasi tidak berjalan dengan baik bahkan lebih banyak merugikan. Mis komunikasi lebih banyak
diakibatkan karena adanya komunikasi satu arah dan bukan komunikasi dua arah
atau timbal balik, meski komunikasi inipun kadang juga menyebabkan salah
pengertian. Pada jaman raja-raja dulu
mis komunikasi ini sering terjadi karena salah menerjemahkan perintah Raja. Raja Ajisaka yang terkenal
sebagai awal terciptanya huruf jawa pernah melakukan kekeliruan ini hingga
mengakibatkan peristiwa yang fatal dengan terbunuhnya kedua pengiringnya yakni
Dora dan Sembada dalam duel maut. Ketika masih bernama Empu Sangkala dia
memerintahkan pada Sembada untuk menjaga keris pusaka yang sangat sakti
peninggalan ayahandanya karena akan ditinggal “merantau” ke tanah jawa.“Sembada,
jaga keris pusaka ini baik-baik dan jangan diberikan kepada siapapun kecuali saya sendiri yang
mengambilnya.” Tatkala di kemudian hari Sang
Empu ini menjadi raja dan bergelar Ajisaka baru teringat kalau dia pernah
menitipkan keris pusakanya kepada Sembada.
Maka diperintahnya Dora untuk mengambil keris itu : “ Dora, ambillah keris pusaka yang disimpan Sembada
atas perintahku.” Tetapi permintaan Dora ditolak
mentah-mentah oleh Sembada karena dulu Empu Sangkala/Ajisaka berpesan bahwa
keris pusaka itu tidak boleh diambil siapapun kecuali oleh dirinya. Dora pun memaksa karena dia juga mendapat
titah Sang Raja, maka terjadilah duel maut yang mengakibatkan kedua-duanya
meninggal karena mereka masing-masing menjalankan perintah orang yang sama
dalam komunikasi satu arah. Ketika mendengar peristiwa yang tragis itu barulah
Sang Ajisaka menyadari bahwa telah terjadi
“mis komunikasi.”
Syahdan Jaka Budug seorang jejaka pedesaan yang badanya penuh kudis yang menjijikkan namun mempunyai kesaktian yang mengagumkan mengikuti sebuah sayembara yang diadakan oleh Raja Majapahit dengan hadiah boleh menyunting salah seorang putri nya yang paling cantik, karena putrinya ini enggan berumah tangga meski usianya sudah menginjak dewasa. Dari seluruh jejaka dan ksatria serta putra Raja mancanegara yang ikut mengikuti sayembara ini akhirnya keluarlah Jaka Budug sebagai pemenang sehingga berhak mendapatkan Putri tersebut. Sang Raja menjadi bingung dan malu kalau sampai mempunyai menantu seorang jejaka yang badannya penuh kudis dan baunya anyir. Maka diperintahkannya kepada Patih kerajaan untuk “mbilasi” (membersihkan dengan air) sehingga sembuh dari penyakitnya agar Jaka Budug layak bersanding dengan Sang Putri. Tetapi rupanya Patih yang sudah tua dan pendengarannya mulai kurang tajam ini salah menerjemahkan perintah Raja dan menganggap perintah tersebut untuk “nelasi” (menghabisi) Jaka Budug karena tidak layak bersanding dengan Sang Putri. Maka dibunuhlah Jaka Budug itu yang ternyata jasadnya berubah menjadi seorang Ksatria yang tampan. Menyesallah Sang Raja dan Patih itu karena ternyata telah terjadi “mis komunikasi.”
Banyak cerita sejenis yang terjadi pada waktu itu karena adanya komunikasi satu arah yang bersifat “perintah” yang menimbulkan tragedi yang tidak dikehendaki karena terjadinya “mis komunikasi.” Ketika seorang Pendeta memberkati sepasang pengantin dan mengutip ayat :
“ Hai isteri, tunduklah kepada suamimu seperti kepada Tuhan.” (Ef. 5 : 22),
belum selesai Pendeta bicara, pengantin laki-laki yang kebetulan seorang “mualaf” dan baru saja di baptis menjadi tersentak kegirangan. Rupanya dia salah menafsirkan Firman Tuhan yang disampaikan oleh Pendeta. Sejak itu dia memperlakukan isterinya seperti seorang “budak” karena harus melayaninya dengan baik. Dari masak air untuk mandi suaminya, mencuci pakaian dan menyiapkan segala sesuatu kalau dia mau berangkat bekerja. Pagi-pagi sekali sudah harus ada secangkir kopi panas dan sarapan pagi bahkan ia harus menyemir sepatu dan menyiapkan kaos kakinya. Kalau isterinya dianggap kurang berkenan dalam melayaninya dia selalu marah dan berkata : “Ingatlah kotbah pak Pendeta itu. Pak Pendeta tidak mungkin bohong karena dia membaca dari ayat yang di Alkitab itu.” Isterinya menjadi sedih dan serba salah sehingga terpaksa “mengadukan” hal ini kepada majelis wilayah dan dijelaskan oleh majelis tersebut bahwa telah terjadi “mis komunikasi.”
Seorang warga jemaat menjadi uring-uringan ketika di suatu PA mendapati ayat yang berbunyi :
“Berbahagialah, hai kamu yang miskin, karena kamulah yang empunya Kerajaan Allah.” (Luk. 6 : 20)
Dalam hatinya ia menggerutu, bagaimana sih Tuhan Yesus itu kok bisa-bisanya memerintahkan begitu. Saya sudah bekerja setengah mati siang dan malam membanting tulang, memeras keringat, kaki dipakai kepala, kepala dipakai kaki saja sampai saat ini masih ngontrak rumah petak dipinggir kali yang sering kebanjiran kok punya Kerajaan Allah. Penatua yang memimpin PA menjelaskan makna yang sebenarnya tetapi jemaat ini masih belum bisa menerima karena terjadi “mis komunikasi.” Suatu saat pemimpin sebuah Paduan Suara mengajak para anggotanya untuk berlatih menyanyi dari Kidung Jemaat 257 dengan judul “Aku gereja, kaupun gereja,” salah seorang anggota nyeletuk : “ Apa tidak ada lagu lain sih, lagu ini kan membingungkan. Masa mesti bilang aku gereja dan kaupun gereja, kita ini kan jemaat!” Pelatihpun menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan lagu tersebut bukan kita sebagai gedung gereja tetapi “gereja” yang berasal dari bahasa Yunani “eklesia” yang artinya dipanggil keluar dan dari bahasa Iberani “qahal” yang artinya berhimpun, perkumpulan/jemaat. Akhirnya anggota itupun menyadari bahwa dia “mis komunikasi.”
Ketika dalam suatu kebaktian berbahasa jawa Pendeta mengajak jemaat untuk mengikrarkan Iman Rasuli : “Sumangga pasamuan ingkang kinasih ing Gusti, kula aturi jumeneng.” Seorang pemuda yang ikut kebaktian tetap duduk dengan manis dan ketika ditegur ibunya, dia malah menjawab : “ Ssst . . . pak Pendeta menyuruh kita diam.” “ Jumeneng itu artinya berdiri, kalau “meneng” itu baru diam.” sahut ibunya. Dengan tersipu-sipu pemuda tadi akhirnya ikut berdiri juga, rupanya telah terjadi “mis komunikasi.”Nah kalau anda membaca tulisan saya ini dan belum mengerti juga maksudnya, berarti telah terjadi “mis komunikasi.” Andreas Hutomo.
Syahdan Jaka Budug seorang jejaka pedesaan yang badanya penuh kudis yang menjijikkan namun mempunyai kesaktian yang mengagumkan mengikuti sebuah sayembara yang diadakan oleh Raja Majapahit dengan hadiah boleh menyunting salah seorang putri nya yang paling cantik, karena putrinya ini enggan berumah tangga meski usianya sudah menginjak dewasa. Dari seluruh jejaka dan ksatria serta putra Raja mancanegara yang ikut mengikuti sayembara ini akhirnya keluarlah Jaka Budug sebagai pemenang sehingga berhak mendapatkan Putri tersebut. Sang Raja menjadi bingung dan malu kalau sampai mempunyai menantu seorang jejaka yang badannya penuh kudis dan baunya anyir. Maka diperintahkannya kepada Patih kerajaan untuk “mbilasi” (membersihkan dengan air) sehingga sembuh dari penyakitnya agar Jaka Budug layak bersanding dengan Sang Putri. Tetapi rupanya Patih yang sudah tua dan pendengarannya mulai kurang tajam ini salah menerjemahkan perintah Raja dan menganggap perintah tersebut untuk “nelasi” (menghabisi) Jaka Budug karena tidak layak bersanding dengan Sang Putri. Maka dibunuhlah Jaka Budug itu yang ternyata jasadnya berubah menjadi seorang Ksatria yang tampan. Menyesallah Sang Raja dan Patih itu karena ternyata telah terjadi “mis komunikasi.”
Banyak cerita sejenis yang terjadi pada waktu itu karena adanya komunikasi satu arah yang bersifat “perintah” yang menimbulkan tragedi yang tidak dikehendaki karena terjadinya “mis komunikasi.” Ketika seorang Pendeta memberkati sepasang pengantin dan mengutip ayat :
“ Hai isteri, tunduklah kepada suamimu seperti kepada Tuhan.” (Ef. 5 : 22),
belum selesai Pendeta bicara, pengantin laki-laki yang kebetulan seorang “mualaf” dan baru saja di baptis menjadi tersentak kegirangan. Rupanya dia salah menafsirkan Firman Tuhan yang disampaikan oleh Pendeta. Sejak itu dia memperlakukan isterinya seperti seorang “budak” karena harus melayaninya dengan baik. Dari masak air untuk mandi suaminya, mencuci pakaian dan menyiapkan segala sesuatu kalau dia mau berangkat bekerja. Pagi-pagi sekali sudah harus ada secangkir kopi panas dan sarapan pagi bahkan ia harus menyemir sepatu dan menyiapkan kaos kakinya. Kalau isterinya dianggap kurang berkenan dalam melayaninya dia selalu marah dan berkata : “Ingatlah kotbah pak Pendeta itu. Pak Pendeta tidak mungkin bohong karena dia membaca dari ayat yang di Alkitab itu.” Isterinya menjadi sedih dan serba salah sehingga terpaksa “mengadukan” hal ini kepada majelis wilayah dan dijelaskan oleh majelis tersebut bahwa telah terjadi “mis komunikasi.”
Seorang warga jemaat menjadi uring-uringan ketika di suatu PA mendapati ayat yang berbunyi :
“Berbahagialah, hai kamu yang miskin, karena kamulah yang empunya Kerajaan Allah.” (Luk. 6 : 20)
Dalam hatinya ia menggerutu, bagaimana sih Tuhan Yesus itu kok bisa-bisanya memerintahkan begitu. Saya sudah bekerja setengah mati siang dan malam membanting tulang, memeras keringat, kaki dipakai kepala, kepala dipakai kaki saja sampai saat ini masih ngontrak rumah petak dipinggir kali yang sering kebanjiran kok punya Kerajaan Allah. Penatua yang memimpin PA menjelaskan makna yang sebenarnya tetapi jemaat ini masih belum bisa menerima karena terjadi “mis komunikasi.” Suatu saat pemimpin sebuah Paduan Suara mengajak para anggotanya untuk berlatih menyanyi dari Kidung Jemaat 257 dengan judul “Aku gereja, kaupun gereja,” salah seorang anggota nyeletuk : “ Apa tidak ada lagu lain sih, lagu ini kan membingungkan. Masa mesti bilang aku gereja dan kaupun gereja, kita ini kan jemaat!” Pelatihpun menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan lagu tersebut bukan kita sebagai gedung gereja tetapi “gereja” yang berasal dari bahasa Yunani “eklesia” yang artinya dipanggil keluar dan dari bahasa Iberani “qahal” yang artinya berhimpun, perkumpulan/jemaat. Akhirnya anggota itupun menyadari bahwa dia “mis komunikasi.”
Ketika dalam suatu kebaktian berbahasa jawa Pendeta mengajak jemaat untuk mengikrarkan Iman Rasuli : “Sumangga pasamuan ingkang kinasih ing Gusti, kula aturi jumeneng.” Seorang pemuda yang ikut kebaktian tetap duduk dengan manis dan ketika ditegur ibunya, dia malah menjawab : “ Ssst . . . pak Pendeta menyuruh kita diam.” “ Jumeneng itu artinya berdiri, kalau “meneng” itu baru diam.” sahut ibunya. Dengan tersipu-sipu pemuda tadi akhirnya ikut berdiri juga, rupanya telah terjadi “mis komunikasi.”Nah kalau anda membaca tulisan saya ini dan belum mengerti juga maksudnya, berarti telah terjadi “mis komunikasi.” Andreas Hutomo.
Natal Adalah Hubungan Interpersonal Dengan Tuhan

_
Pada masa Perjanjian Lama
prinsipnya hati manusia dibuka dengan dimotori oleh Hukum Taurat, sedang dalam
masa Perjanjian Baru hati Allah dibuka dengan diawali peristiwa Natal ( Kelahiran Juru Selamat Yesus
Kristus ), sehingga Natal merupakan komunikasi interpersonal antara Tuhan Allah
dan umat manusia untuk membangun Ketrajaan Allah. Setiap orang mengakui dan
memahami peristiwa Natal sebagai pertistiwa besar, tetapi makna Natal perlu kita renungkan
sehingga membawa arti yang sangat bermanfaat bagi kehidupan pribadi kita,
karena dengan adanya Natal Tuhan berkenan mengadakan komunikasi interpersonal
dengan kehidupan kita secara terus menerus untuk membangun Kerajaan Allah. Atas
dasar latar belaklang hal ini maka akan dibahas secara singkat arti dari pada
Natal, komunikasi interpersonal, dan
tentang Kerajaan Allah. Tanpa Natal
Perjanjian Lama merupakan simfoni yang belum selesai, atau tanpa Natal
Perjanjian Lama hanya merupakann draft dan Perjanjian Baru merupakan karya
finalnya.
NATAL
Kata Natal beasal ungkapan bahasa Latin Dies Natalis ( Hari Lahir ), sedang dalam bahasa Inggris perayaan Natal disebut Chistmas,dari istilah kuno Criistes Maesse atau Cristes-messe yang berarti Misa Kristus.Chistmas biasa pula ditulis X-mas, suatu penyingkatan yang cocok dengan tradisi Kristen, karena huruf X dalam bahasa Yunani merupakan singkatan dari Kristus atau dalam bahasa Yunani Chi-Rho. Ada pendapat bahwa perayaan Natal bersumbar dari tradisi Romawi pra-Kristen, peringatan para dewa pertanian Saturnus jatuh pada suatu pekan di bulan Desedmber dengan puncak peringatannya pada hari titik balik musim dingin ( winter solistice ) yang jatuh pada tanggal 25 Desember dalam kalender Julian. Peringatan yang disebut Saturnalia tersebut merupakan tradisi social utama bagi bangsa Romawi. Agar orang – orang Romawi dapat menganut agama Kristen tanpa meninggalkan tradisi mereka sendiri, atas dorongan dari kaisar Kristen pertama Romawi, Konstantin I. Paus Julius I memutuskan pada tahun 350 bahwa kelahiran Yesus diperingati pada tanggal yang sama. Namun pandangan ini disanggah oleh Gereja Ritus Timur, karena Gereja Ritus Timur sudah merayakan Yesus sejak abad k-2, sebelum Gereja di Roma merayakan Natal pada tanggal 25 Desember.Oleh karena itu, ada beberapa aliran Kristen yang tidak merayakan tradisi Natal karena dianggap berasal tradisi kafir Romawi, yaitu aliran Gerja Kristus Sejati, Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh, Gereja Baptis Hari Ketujuh, Perserikatan Gereja Tuhan, kaum Yahudi Mesianik, Gereja Jemaat Aalah Global Indonesia dan Saksi Yehuva juga tidak merayakan Natal.
KOMUNIKASI
Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi ( pesan. Ide, gagasan ) dari satu pihak kepada pihak lain. Pada umumnya, komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak,apabila tidak ada bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh keduanya,komunikasi masih dapat dilakukan dengan menggunakan gerak-gerik badan, menunjukkan sikap tertentu, misalnya tersenyum, menggelengkan kepala, mengangkat bahu. Cara seperti ini disebut komunikasi nonverbal. Secara sederhana komunikasi dapat terjadi apabila ada kesamaan antara penyampaian pesan dan orang yang menerima pesan. Oleh karena itu komunikasi tergantung pada kemampuan kita untuk dapat memahami satu dengan yang lainnya ( communication depends on our ability to undersatand one another ). Manusia berkomunikasi untuk membagi pengetahuan dan pengalaman, Bentuk umum komunikasi manusia termasuk bahasa sinyal, bicara, tulisan, gerakan, dan penyiaran. Dengan adanya penemuan teknologi komunikasi seperti radio, televisi, komputer, multi media maka komunikasi dibawa kepada tingkat revolusi teknologi komunikasi.
Komponen komunikasi
Komponen komukisai adalah hal – hal yang harus ada agar komunikasi bisa berlangsung dengan baik. Menurut Laswell komponen-komponen komunikasi adalah : 1. Pengirim atau komunikator ( sender ) adalah pihak yang mengirimkan pesan kepada pihak lain. 2. Pesan ( message ) adalah isi atau maksud yang akan disampaikan oleh satu pihak kepada pihak lain. 3. Saluran ( channel ) adalah media dimana pesan disampaikan kepada komunikan, dalam komunikasi pribadi ( tatap muka ) saluran dapat berupa udara yang mengalirkan getaran nada / suara. 4. Penerima atau komunikate ( receiver ) adalah pihak yang menerima pesan dari pihak lain. 5. Umpan balik ( feedback ) adalah tanggapan dari penerima pesan yang disampaikan. 6. Aturab yabg disepakati para pelaku komunikasi tentang bagaimana komunikasi itu akan dijalankan (“Protokol”).
Proses komunikasi
Secara singkat proses berlangsungnya komunikasi biasa digambarkan seperti berikut : 1. Komunikator ( sender ) mempunyai maksud berkomunukasi dengan orang lain mengirimkan suatu pesan kepada orang lain yang dimaksud. Pesan yang disampaikan itu bisa berupa informasi dalam bentuk bahasa ataupun lewat symbol-simbol yang dapat dimenegerti keedua pihak. 2, Pesan ( message ) itu disampaikan atau dibawa melalui media atau saluran baik secara langsung maupun tidak langsung. Contohnya berbicara langsung melalui telepon, surat, e-mail atau media lainnya. Media ( channel ) alat yang menjadi penyampai pesan dari komunikator ke komunikan adalah : 1. Komunikan ( receiver ) menerima pesan yang disampaikan dan menterjemahkan isi pesan yang diterimanya ke dalam bahasa yang dimengerti oleh komunikan itu sendiri. 2, Komunikan ( receiver ) memberikan umpan balik ( feedback ) atau tanggapan atas pesan yang dikirimkan kepadanya, apakah dia mengerti dan memahami pesan yang dimaksud oleh si pengirim.
KOMUNIKASI INTERPERSONAL
Komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang dilakukan kepada pihak lain untuk mendapatkan umpan balik, baik scara langsubg ( face to face ), maupun dengan media, bisa maya maupun factual. Adapun cirri-ciri komunukasi interpersonal adalah sbagai berikut : 1. Pihak-pihak yang melakukan komunikasi berada dalam jarak yang dekat. 2. Pihak-pihak yang berkomunikasi menggirim dan menerima pesan secara spontan baik secara verbal maupun non verbal. 3. Keberhasilan komunikasi menjadi tanggung jawab para peserta komunukasi. 4, Kedekatan hubungan pihak-pihak komunukasi akan tercermin pada jenis-jenis pesan atau respon non verbal mereka, seperti sentuhan, tatapan mata yang ekspresif, dan jarak fisik yang dekat.
Tujuan komunikasi interpersonal
Paling tidak ada 6 tujuan dari komunikasi interpersonal yaitu : 1. Menemukan diri sendiri, bila kita terlibat dalam pertemuan interpersonal dengan orang lain, kita belajar banyak sekali tentang diri kita maupun orang lain. 2. Menemukan dunia luar, meskipun banyak informasi yang dating dari media masa, hal ini seringkali didiskusikan dan dipelajari atau didalami melalui komunikasi interpersonal. 3. Membentuk dan menjaga hubungan yang penuh arti, banyak waktu kita pergunakan dalam komunikasi interpersonal diabadikan untuk membentuk dan mejaga hubungan social dengan orang lain. 4. Berubah sikap dan tingkah laku, banyak dalam pertemuan interpersonal yang dapat mengubah sikap dan peri laku bagi kita sendiri maupun bagi orang lain. 5. Untuk bermain dan meenyalurkan kesenamngan, kita akan lebih tenang apabila sering bermain dan menyalurkan hobi agar hidup kita lebih bahagia. 6. Untuk membantu, ahli-ahli kejiwaan, ahli psikologi klinis dan terapi menggunkan komunikasi interpersonal dalam kegiatan professional mereka untuk mengarahkan kliennya. Kita juga berfungsi membantu orang lain dalam interaksi interpersonal di segala bidang kehidupan ( sosial, pendidikan, cinta, keluarga dan lain-lain ).
KOMUNIKASI INTERPERSONAL DENGAN TUHAN
Kita sebagai umat yang telah diselamatkan Tuhan pasti memiliki komunikasi intterpersonal dengan Tuhan yang kita lakukan dalam doa pribadi, doa dalam ibadah atau persekutuan doa, dalam membaca Firam Tuhan / Alkitab bahkan dalam tutur kata dan seluruh pekerjaan untuk mengemban profesi sesuai dengan talenta yang dianugerahkan kepada kia.Bahkan dalam komunikasi interpersonal dengan Tuhan kita lebih sering menjadi penerima pesan yang baik dari komunikataor Agung Yaitu Tuhan sendiri.
NATAL ADALAH KOMUNIKASI INTERPERSONAL DENGAN TUHAN
Peristiwa Natal yaitu kelahiran Yesus Kristus yang bergelar Imanuel ( Allah beserta kita ), merealisasikan suatu komunikasi interperonal Tuhan dengan umat manusia terutama kepada umat yang percaya,sehingga hubungan kita dengan Tuhan begitu dekat, pesan yang dikirim Tuhan kepada kita terutama melalui Firman Alah / Alkitab akan segera kita respon dengan tindak lanjut yang nyata, dan begitu juga Tuhan akan bertanggung jawab sebagai pengirim pesan.Komunikasi interpersonal dengan Tuhan berlangsung terus menerus tanpa henti seperti tarikan napas kita yang kontinyu bahkan dapat dikatakan permanen.
MEMBANGUN KERAJAAN ALLAH
“Sebab Kerajaan Allah bukanlah soal makanan dan minuman, tetapi soal kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus” ( Rom 14 : 7 ). “ Kuduskanlahmereka dalam kebenaran, firmanMu adalah kebenaran “ ( Yoh 17 : 17 ).” Semoga Allah damai sejahtera menguduskan kamu seluruhnya dan semoga roh, jiwa dan tubuhmu terpelihara secara sempurna dengan tidak bercacat pada kedatangan Yesus Kristus Tuhan kita” ( 1 Tes 5 : 23 ). “Demikian juga akan ada sukacita di sorga karena satu orang bertobat, lebih dari pada sukacita sembilan puluh sembilan orang benar yang tidak memerlukan pertobatan” ( Luk 15 : 7 ). Membangun Kerajaan Allah adalah amanat Agung dari Tuhan untuk menjadilkan segala bangsa menjadi muridKu. ( Mat 28 19 ),
NATAL ADALAH KOMUNIKASI INTERPERSONAL DENGAN TUHAN UNTUK MEMBANGUN KERAJAAN ALLAH
Peristiwa Natal bagi orang beriman adalah peristiwa yang sangat besar karena Allah berkenan hadir dan senantiasa berkomunikasi interpersonal dengan jemaat / gerejaNya, bahkan kepada pribadi –pribadi wargaNya.Seberapa dalam kita berkomunikasi dengan Tuhan melalui doa, membaca Alkitab, ibadah, bahkan dalam tutur kata, pemikiran-pemikiran dan karya-karya nyata melalui profesi kita untuk membangun Kerajaan Allah. Sehingga kita berkomunikasi interpersonal dengan Tuhan bukan hanya pada ibadah ritual saja tetapi melalui seluruh kehidupan kita seutuhnya.
Tanpa Natal Perjanjian Lama merupkam simfoni yang belum selesai
Kitab Perjajian Lama yang merupakan syariat, sejarah, filsafat dan nubuatan, jika tanpa Natal, hanya merupakan simfoni yang belum selesai karena : 1. Syariat-syariat yang tidak jelas. 2. Tujuan-tujuan yang tidak tercapai. 3. Kerinduan-kerinduan tidak pernah terpenuhi, dan 4. Nubuatan-nubuatan yang tidak digenapi.
Tanpa Natal Perjanjian Lama hanya merupakan draft / konsep belaka
Kitab Perjaniian Lama tanpa Natal hanyalah merupakan draft / konsep perjanjian dan tidak mencapai net perjanjian / perjanjian final. Sehingga kitab setelah kelahiran Tuhan Yesus menjadikan Kristus merupakan subyek utama, sedang obyek utama adalah keselamatan manusia sedangkan proyek utamanya adalah pemerintahan Tuhan Yesus dalam Kerajaaan Allah. Kitab setelah Natal disebut Perjanjian Baru atau perjanjian final / net perjanjian antara Allah dan manusia.
Komunukasi interpersonal dengan Tuhan, kita mengemban tugas membangun Kerajaan Allah dalam waktu yang tak terbatas / sampai kedatangan Yesus yang kedua kali
Setelah kita menjadi orang percaya maka kita memiliki komunikasi interpersonel dengan Tuhan untuk membangun Kerajaan Allah ( kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus ), dalam kurun waktu yang tidak terbatas sampai kedatangan Yesus Kristus yang kedua kali.
Natal realisasi konkret komunikasi interpersonal Tuhan dan umatNya
Peristiwa Natal merupakan realisasi konkret komunikasi interpersonal antara Tuhan dan umatNya, harus menjadi nyata dalam kehidupan kita baik sebagai jemaat maupun secara pribadi terus menurus sepanjang waktu, dan tidak hanya dalam kehidupan ritual belaka tetapi meliputi seluruh khidupan secara total, kita senantiasa berkomunikasi interpersonal dengan Tuhan, dan hanya Nama Tuhan yang dimuliakan dalam setiap pelayanan kita, “ Selamat Natal 25 Desember 2011”
NATAL
Kata Natal beasal ungkapan bahasa Latin Dies Natalis ( Hari Lahir ), sedang dalam bahasa Inggris perayaan Natal disebut Chistmas,dari istilah kuno Criistes Maesse atau Cristes-messe yang berarti Misa Kristus.Chistmas biasa pula ditulis X-mas, suatu penyingkatan yang cocok dengan tradisi Kristen, karena huruf X dalam bahasa Yunani merupakan singkatan dari Kristus atau dalam bahasa Yunani Chi-Rho. Ada pendapat bahwa perayaan Natal bersumbar dari tradisi Romawi pra-Kristen, peringatan para dewa pertanian Saturnus jatuh pada suatu pekan di bulan Desedmber dengan puncak peringatannya pada hari titik balik musim dingin ( winter solistice ) yang jatuh pada tanggal 25 Desember dalam kalender Julian. Peringatan yang disebut Saturnalia tersebut merupakan tradisi social utama bagi bangsa Romawi. Agar orang – orang Romawi dapat menganut agama Kristen tanpa meninggalkan tradisi mereka sendiri, atas dorongan dari kaisar Kristen pertama Romawi, Konstantin I. Paus Julius I memutuskan pada tahun 350 bahwa kelahiran Yesus diperingati pada tanggal yang sama. Namun pandangan ini disanggah oleh Gereja Ritus Timur, karena Gereja Ritus Timur sudah merayakan Yesus sejak abad k-2, sebelum Gereja di Roma merayakan Natal pada tanggal 25 Desember.Oleh karena itu, ada beberapa aliran Kristen yang tidak merayakan tradisi Natal karena dianggap berasal tradisi kafir Romawi, yaitu aliran Gerja Kristus Sejati, Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh, Gereja Baptis Hari Ketujuh, Perserikatan Gereja Tuhan, kaum Yahudi Mesianik, Gereja Jemaat Aalah Global Indonesia dan Saksi Yehuva juga tidak merayakan Natal.
KOMUNIKASI
Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi ( pesan. Ide, gagasan ) dari satu pihak kepada pihak lain. Pada umumnya, komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak,apabila tidak ada bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh keduanya,komunikasi masih dapat dilakukan dengan menggunakan gerak-gerik badan, menunjukkan sikap tertentu, misalnya tersenyum, menggelengkan kepala, mengangkat bahu. Cara seperti ini disebut komunikasi nonverbal. Secara sederhana komunikasi dapat terjadi apabila ada kesamaan antara penyampaian pesan dan orang yang menerima pesan. Oleh karena itu komunikasi tergantung pada kemampuan kita untuk dapat memahami satu dengan yang lainnya ( communication depends on our ability to undersatand one another ). Manusia berkomunikasi untuk membagi pengetahuan dan pengalaman, Bentuk umum komunikasi manusia termasuk bahasa sinyal, bicara, tulisan, gerakan, dan penyiaran. Dengan adanya penemuan teknologi komunikasi seperti radio, televisi, komputer, multi media maka komunikasi dibawa kepada tingkat revolusi teknologi komunikasi.
Komponen komunikasi
Komponen komukisai adalah hal – hal yang harus ada agar komunikasi bisa berlangsung dengan baik. Menurut Laswell komponen-komponen komunikasi adalah : 1. Pengirim atau komunikator ( sender ) adalah pihak yang mengirimkan pesan kepada pihak lain. 2. Pesan ( message ) adalah isi atau maksud yang akan disampaikan oleh satu pihak kepada pihak lain. 3. Saluran ( channel ) adalah media dimana pesan disampaikan kepada komunikan, dalam komunikasi pribadi ( tatap muka ) saluran dapat berupa udara yang mengalirkan getaran nada / suara. 4. Penerima atau komunikate ( receiver ) adalah pihak yang menerima pesan dari pihak lain. 5. Umpan balik ( feedback ) adalah tanggapan dari penerima pesan yang disampaikan. 6. Aturab yabg disepakati para pelaku komunikasi tentang bagaimana komunikasi itu akan dijalankan (“Protokol”).
Proses komunikasi
Secara singkat proses berlangsungnya komunikasi biasa digambarkan seperti berikut : 1. Komunikator ( sender ) mempunyai maksud berkomunukasi dengan orang lain mengirimkan suatu pesan kepada orang lain yang dimaksud. Pesan yang disampaikan itu bisa berupa informasi dalam bentuk bahasa ataupun lewat symbol-simbol yang dapat dimenegerti keedua pihak. 2, Pesan ( message ) itu disampaikan atau dibawa melalui media atau saluran baik secara langsung maupun tidak langsung. Contohnya berbicara langsung melalui telepon, surat, e-mail atau media lainnya. Media ( channel ) alat yang menjadi penyampai pesan dari komunikator ke komunikan adalah : 1. Komunikan ( receiver ) menerima pesan yang disampaikan dan menterjemahkan isi pesan yang diterimanya ke dalam bahasa yang dimengerti oleh komunikan itu sendiri. 2, Komunikan ( receiver ) memberikan umpan balik ( feedback ) atau tanggapan atas pesan yang dikirimkan kepadanya, apakah dia mengerti dan memahami pesan yang dimaksud oleh si pengirim.
KOMUNIKASI INTERPERSONAL
Komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang dilakukan kepada pihak lain untuk mendapatkan umpan balik, baik scara langsubg ( face to face ), maupun dengan media, bisa maya maupun factual. Adapun cirri-ciri komunukasi interpersonal adalah sbagai berikut : 1. Pihak-pihak yang melakukan komunikasi berada dalam jarak yang dekat. 2. Pihak-pihak yang berkomunikasi menggirim dan menerima pesan secara spontan baik secara verbal maupun non verbal. 3. Keberhasilan komunikasi menjadi tanggung jawab para peserta komunukasi. 4, Kedekatan hubungan pihak-pihak komunukasi akan tercermin pada jenis-jenis pesan atau respon non verbal mereka, seperti sentuhan, tatapan mata yang ekspresif, dan jarak fisik yang dekat.
Tujuan komunikasi interpersonal
Paling tidak ada 6 tujuan dari komunikasi interpersonal yaitu : 1. Menemukan diri sendiri, bila kita terlibat dalam pertemuan interpersonal dengan orang lain, kita belajar banyak sekali tentang diri kita maupun orang lain. 2. Menemukan dunia luar, meskipun banyak informasi yang dating dari media masa, hal ini seringkali didiskusikan dan dipelajari atau didalami melalui komunikasi interpersonal. 3. Membentuk dan menjaga hubungan yang penuh arti, banyak waktu kita pergunakan dalam komunikasi interpersonal diabadikan untuk membentuk dan mejaga hubungan social dengan orang lain. 4. Berubah sikap dan tingkah laku, banyak dalam pertemuan interpersonal yang dapat mengubah sikap dan peri laku bagi kita sendiri maupun bagi orang lain. 5. Untuk bermain dan meenyalurkan kesenamngan, kita akan lebih tenang apabila sering bermain dan menyalurkan hobi agar hidup kita lebih bahagia. 6. Untuk membantu, ahli-ahli kejiwaan, ahli psikologi klinis dan terapi menggunkan komunikasi interpersonal dalam kegiatan professional mereka untuk mengarahkan kliennya. Kita juga berfungsi membantu orang lain dalam interaksi interpersonal di segala bidang kehidupan ( sosial, pendidikan, cinta, keluarga dan lain-lain ).
KOMUNIKASI INTERPERSONAL DENGAN TUHAN
Kita sebagai umat yang telah diselamatkan Tuhan pasti memiliki komunikasi intterpersonal dengan Tuhan yang kita lakukan dalam doa pribadi, doa dalam ibadah atau persekutuan doa, dalam membaca Firam Tuhan / Alkitab bahkan dalam tutur kata dan seluruh pekerjaan untuk mengemban profesi sesuai dengan talenta yang dianugerahkan kepada kia.Bahkan dalam komunikasi interpersonal dengan Tuhan kita lebih sering menjadi penerima pesan yang baik dari komunikataor Agung Yaitu Tuhan sendiri.
NATAL ADALAH KOMUNIKASI INTERPERSONAL DENGAN TUHAN
Peristiwa Natal yaitu kelahiran Yesus Kristus yang bergelar Imanuel ( Allah beserta kita ), merealisasikan suatu komunikasi interperonal Tuhan dengan umat manusia terutama kepada umat yang percaya,sehingga hubungan kita dengan Tuhan begitu dekat, pesan yang dikirim Tuhan kepada kita terutama melalui Firman Alah / Alkitab akan segera kita respon dengan tindak lanjut yang nyata, dan begitu juga Tuhan akan bertanggung jawab sebagai pengirim pesan.Komunikasi interpersonal dengan Tuhan berlangsung terus menerus tanpa henti seperti tarikan napas kita yang kontinyu bahkan dapat dikatakan permanen.
MEMBANGUN KERAJAAN ALLAH
“Sebab Kerajaan Allah bukanlah soal makanan dan minuman, tetapi soal kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus” ( Rom 14 : 7 ). “ Kuduskanlahmereka dalam kebenaran, firmanMu adalah kebenaran “ ( Yoh 17 : 17 ).” Semoga Allah damai sejahtera menguduskan kamu seluruhnya dan semoga roh, jiwa dan tubuhmu terpelihara secara sempurna dengan tidak bercacat pada kedatangan Yesus Kristus Tuhan kita” ( 1 Tes 5 : 23 ). “Demikian juga akan ada sukacita di sorga karena satu orang bertobat, lebih dari pada sukacita sembilan puluh sembilan orang benar yang tidak memerlukan pertobatan” ( Luk 15 : 7 ). Membangun Kerajaan Allah adalah amanat Agung dari Tuhan untuk menjadilkan segala bangsa menjadi muridKu. ( Mat 28 19 ),
NATAL ADALAH KOMUNIKASI INTERPERSONAL DENGAN TUHAN UNTUK MEMBANGUN KERAJAAN ALLAH
Peristiwa Natal bagi orang beriman adalah peristiwa yang sangat besar karena Allah berkenan hadir dan senantiasa berkomunikasi interpersonal dengan jemaat / gerejaNya, bahkan kepada pribadi –pribadi wargaNya.Seberapa dalam kita berkomunikasi dengan Tuhan melalui doa, membaca Alkitab, ibadah, bahkan dalam tutur kata, pemikiran-pemikiran dan karya-karya nyata melalui profesi kita untuk membangun Kerajaan Allah. Sehingga kita berkomunikasi interpersonal dengan Tuhan bukan hanya pada ibadah ritual saja tetapi melalui seluruh kehidupan kita seutuhnya.
Tanpa Natal Perjanjian Lama merupkam simfoni yang belum selesai
Kitab Perjajian Lama yang merupakan syariat, sejarah, filsafat dan nubuatan, jika tanpa Natal, hanya merupakan simfoni yang belum selesai karena : 1. Syariat-syariat yang tidak jelas. 2. Tujuan-tujuan yang tidak tercapai. 3. Kerinduan-kerinduan tidak pernah terpenuhi, dan 4. Nubuatan-nubuatan yang tidak digenapi.
Tanpa Natal Perjanjian Lama hanya merupakan draft / konsep belaka
Kitab Perjaniian Lama tanpa Natal hanyalah merupakan draft / konsep perjanjian dan tidak mencapai net perjanjian / perjanjian final. Sehingga kitab setelah kelahiran Tuhan Yesus menjadikan Kristus merupakan subyek utama, sedang obyek utama adalah keselamatan manusia sedangkan proyek utamanya adalah pemerintahan Tuhan Yesus dalam Kerajaaan Allah. Kitab setelah Natal disebut Perjanjian Baru atau perjanjian final / net perjanjian antara Allah dan manusia.
Komunukasi interpersonal dengan Tuhan, kita mengemban tugas membangun Kerajaan Allah dalam waktu yang tak terbatas / sampai kedatangan Yesus yang kedua kali
Setelah kita menjadi orang percaya maka kita memiliki komunikasi interpersonel dengan Tuhan untuk membangun Kerajaan Allah ( kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus ), dalam kurun waktu yang tidak terbatas sampai kedatangan Yesus Kristus yang kedua kali.
Natal realisasi konkret komunikasi interpersonal Tuhan dan umatNya
Peristiwa Natal merupakan realisasi konkret komunikasi interpersonal antara Tuhan dan umatNya, harus menjadi nyata dalam kehidupan kita baik sebagai jemaat maupun secara pribadi terus menurus sepanjang waktu, dan tidak hanya dalam kehidupan ritual belaka tetapi meliputi seluruh khidupan secara total, kita senantiasa berkomunikasi interpersonal dengan Tuhan, dan hanya Nama Tuhan yang dimuliakan dalam setiap pelayanan kita, “ Selamat Natal 25 Desember 2011”
Peduli Kasih di Tepus, Gunung Kidul

_
“ Biarpun segala bangsa
berjalan masing-masing demi allahnya, tetapi kita akan berjalan demi nama TUHAN
Allah kita untuk selamanya dan seterusnya.” (Mikha 4 : 5)
Konflik antar bangsa-bangsa saat ini sedang terjadi di mana-mana sehingga kedamaian dunia menjadi terusik karenanya. Nabi Mikha menginginkan agar murid-muridnya hanya berharap kepada Tuhan saja yang mampu memberikan ketenteraman, kedamaian dan kerukunan. Dengan demikian bangsa-bangsa tidak lagi mengedepankan permusuhan akan tetepi hanyalah kedamaian dan hidup sejahtera. Demikian Renungan singkat yang disampaikan oleh Pdt. Christiono Riyadi, SIP, STh dari GKJ Kemadang ketika mengawali pelaksanaan peduli kasih di Pepanthan Bintaos, Tepus, Gunung Kidul tanggal 2 Desember yang baru lalu. Dalam rangka memperingati Natal 2011 kami selaku Pimpinan PS Nafiri Patra yang terdiri dari 10 ibu-ibu yang rata-rata memang sudah sepuh berencana melaksanakan peduli kasih terhadap sesama dengan memberikan Pengobatan secara cuma-cuma bagi masyarakat yang tidak mampu bersama jemaat GKJ setempat di Tepus-Sidoharjo-Gunung Kidul. Jarak yang harus kami tempuh dengan mobil dari penginapan di Kaliurang lumayan jauh karena memakan waktu hampir 3 jam. Saat melewati daerah Sleman terjadi hujan yang sangat lebat disertai bunyi petir yang menggelegar ditambah jalanan yang banjir tidak menyurutkan langkah kami. Rombongan ibu-ibu sepuh dengan penuh semangat dan kasih sukacita yakin betul bahwa berkat penyertaan Tuhan akan sampai di tujuan dengan selamat.
Akhirnya sampai juga kita di tempat tujuan dan disambut Panitia yang diketuai oleh Pak Pdt. Christiono sendiri. Tentang pelayanan kasih ini memang sudah menjadi kerinduan kami untuk bisa membantu sesama sesuai dengan misi PS Nafiri Patra. Dengan pelayanan kasih kami tersebut diharapkan mereka bisa merasakan kasih Tuhan secara nyata. Pelaksanaan pengobatan cuma-cuma alias tidak dipungut biaya ini dilaksanakan di Balai Desa Tepus – Sidoharjo yang lumayan luas karena bisa menampung 150 warga yang akan berobat hampir semuanya hidup dari buruh tani dan hampir seluruhnya bukan warga gereja. Pelayanan pengobatan dilakukan oleh 2 orang Dokter dibantu 3 Paramedis dari Puskesmas setempat. Disamping memberikan pelayanan pengobatan gratis kami juga menyampaikan tali kasih berupa uang sebesar 6,5 juta rupiah dan diterima oleh Ketua Majelis setempat Bp. Hargo Sucianto yang juga wakil Ketua Panitia. Kami juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada bapak/ibu yang dengan kasih dan ketulusan hati bersedia membantu demi terlaksananya misi mulia ini. Tuhan memberkati. Yanti Dharmono.
Konflik antar bangsa-bangsa saat ini sedang terjadi di mana-mana sehingga kedamaian dunia menjadi terusik karenanya. Nabi Mikha menginginkan agar murid-muridnya hanya berharap kepada Tuhan saja yang mampu memberikan ketenteraman, kedamaian dan kerukunan. Dengan demikian bangsa-bangsa tidak lagi mengedepankan permusuhan akan tetepi hanyalah kedamaian dan hidup sejahtera. Demikian Renungan singkat yang disampaikan oleh Pdt. Christiono Riyadi, SIP, STh dari GKJ Kemadang ketika mengawali pelaksanaan peduli kasih di Pepanthan Bintaos, Tepus, Gunung Kidul tanggal 2 Desember yang baru lalu. Dalam rangka memperingati Natal 2011 kami selaku Pimpinan PS Nafiri Patra yang terdiri dari 10 ibu-ibu yang rata-rata memang sudah sepuh berencana melaksanakan peduli kasih terhadap sesama dengan memberikan Pengobatan secara cuma-cuma bagi masyarakat yang tidak mampu bersama jemaat GKJ setempat di Tepus-Sidoharjo-Gunung Kidul. Jarak yang harus kami tempuh dengan mobil dari penginapan di Kaliurang lumayan jauh karena memakan waktu hampir 3 jam. Saat melewati daerah Sleman terjadi hujan yang sangat lebat disertai bunyi petir yang menggelegar ditambah jalanan yang banjir tidak menyurutkan langkah kami. Rombongan ibu-ibu sepuh dengan penuh semangat dan kasih sukacita yakin betul bahwa berkat penyertaan Tuhan akan sampai di tujuan dengan selamat.
Akhirnya sampai juga kita di tempat tujuan dan disambut Panitia yang diketuai oleh Pak Pdt. Christiono sendiri. Tentang pelayanan kasih ini memang sudah menjadi kerinduan kami untuk bisa membantu sesama sesuai dengan misi PS Nafiri Patra. Dengan pelayanan kasih kami tersebut diharapkan mereka bisa merasakan kasih Tuhan secara nyata. Pelaksanaan pengobatan cuma-cuma alias tidak dipungut biaya ini dilaksanakan di Balai Desa Tepus – Sidoharjo yang lumayan luas karena bisa menampung 150 warga yang akan berobat hampir semuanya hidup dari buruh tani dan hampir seluruhnya bukan warga gereja. Pelayanan pengobatan dilakukan oleh 2 orang Dokter dibantu 3 Paramedis dari Puskesmas setempat. Disamping memberikan pelayanan pengobatan gratis kami juga menyampaikan tali kasih berupa uang sebesar 6,5 juta rupiah dan diterima oleh Ketua Majelis setempat Bp. Hargo Sucianto yang juga wakil Ketua Panitia. Kami juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada bapak/ibu yang dengan kasih dan ketulusan hati bersedia membantu demi terlaksananya misi mulia ini. Tuhan memberkati. Yanti Dharmono.
Natal Radio Dalam

_ “ Ibadah yang murni dan yang tak bercacat di
hadapan Allah, Bapa kita, ialah mengunjungi yatim piatu dan janda-janda dalam kesusahan mereka
. . . . . . “(
Yak. 1 : 27 )
Ayat di atas bukan merupakan tema dari Natal Wilayah Radio Dalam, karena tema yang diangkat pada malam Natal kali ini adalah : “Damai sejahtera bagimu”. Radio Dalam merupakan wilayah yang pertama kali mengadakan perayaan Natal di GKJ Nehemia bersamaan waktunya dengan wilayah Pangkalan Jati dan Pondok Cabe setelah Kelompok PA dan Paduan Suara Penabur – Adiyuswa merayakan Natal di tempat yang sama. Sabtu sore, 10 Desember’11 itu cuaca cukup cerah secerah wajah-wajah baik anak-anak maupun warga dewasa dari wilayah Radio Dalam karena sore itu akan mengadakan perayaan Natal memperingati kelahiran Yesus Sang Juru Selamat. Warga wilayah Radio Dalam yang tersebar di seantero Jabodetabek ini Natalan di ruang GSG lantai IV yang biasa dipakai oleh KPR untuk Kebaktian Nuansa Muda. Alunan suara organ tunggal bernuansa keroncong sudah terdengar sejak awal memperdengarkan kidung-kidung rohani yang dibawakan Pak Suhardjono dan Pak Adi Subroto memandu jemaat sebagai pemanasan menjelang acara dimulai. Memang malam itu ternyata seluruh lagu dalam liturgi diiringi organ dengan nuansa musik keroncong. Maklum, Pak Suhardjono termasuk salah satu pendiri Orkes Keroncong Suara Nada Nehemia yang memang sudah “nyandu” dengan musik tersebut.
Ibadah diawali dengan tampilnya sesosok Pendeta muda bertubuh jangkung yang sama sekali tidak pernah kami kenal sebelumnya dan ternyata “sahabat karib” dari mbak Feriningsih, MTh. Pendeta itu bernama Leonard Bayu Laksono Dalope, SSi (teol) “blasteran” Sangir dan Jawa Timur yang kurang paham bahasa Jawa tapi fasih berbahasa Sunda karena memang Gembala jemaat dari Gereja Kristen Pasundan (GKP) di Bandung. Dia tidak langsung mengawali ibadah dengan votum dan salam tetapi lebih dulu “menyapa” anak-anak yang duduk “lesehan” di sebelah mimbar. Terjadi dialog yang akrab dan lucu yang menyemarakkan suasana. Setelah anak-anak diberi kegiatan di luar ruangan maka kebaktian pun dimulai. Dengan gaya yang khas dan Kotbah yang lugas serta bahasa yang jelas, Firman Tuhan yang disampaikan mudah diterima dan dipahami oleh sekitar 175 jemaat yang hadir. Jemaat mendengarkan dengan penuh perhatian firman yang disampaikan sehingga kebaktian berjalan dengan lancar dan khusuk sampai selesai yang diakhiri do’a oleh Pnt. Kumbino.
Pak Andreas yang diundang dan datang secara pribadi, oleh panitia “di daulat” untuk menyampaikan sambutan mewakili Majelis karena beberapa waktu ini Natalan tidak ada lagi “majelis piket.” Dalam sambutannya Pak Andreas yang merasa sudah seperti keluarga dengan warga Radio Dalam mengacungkan jempol atas kerukunan warga yang terjalin selama ini meski mereka tinggal terpencar di daerah Tangerang, Pamulang dan bahkan Bogor. Kerukunan bisa terjalin lebih erat karena warga wilayah Radio Dalam termasuk yang sering “andrawina” karena mempunyai kegiatan rutin tiap bulan seperti kebaktian akhir bulan, PA, bidston dsb di rumah warga secara bergiliran. Untuk memuji Tuhan pada setiap kesempatan mereka membentuk Paduan Suara Mazmuria. Yang paling mengesankan adalah ketika tiba waktunya pembawa acara memanggil para “single parent” alias ibu-ibu yang sudah ditinggal para suami menghadap Sang Khalik, satu-persatu dipersilakan untuk berdiri berjajar di depan. Ternyata jumlahnya cukup banyak karena yang berdiri di depan saja ada 13 orang tidak termasuk yang berhalangan hadir malam itu. Suasana menjadi mencekam dan mengharukan ketika Pak Suwadji selaku ketua Panitia menyerahkan tanda kasih kepada ibu-ibu tersebut yang diterima dengan linangan air mata bahkan ada satu dua ibu yang meneteskan air mata haru.
Kepedulian terhadap para anak yatim dan “janda” ini merupakan hal yang sangat positip mengingat keberadaan mereka yang perlu mendapat perhatian khusus terutama dari majelis dan tentu juga warga lainnya. Cuma kami belum mendapat informasi berapa jumlah “duda” yang ada di wilayah Radio Dalam. Ketika rombongan Karawitan yang didominasi warga Radio Dalam mengadakan Wisata Rohani ke GKJ Tuntang Timur beberapa waktu yang lalu di dalam bis yang melaju, Pak Andreas punya gagasan agar para “janda” di GKJ Nehemia yang jumlahnya sekitar 75 orang membentuk kelompok tersendiri (bukan Komisi) agar mereka bisa “saling curhat” untuk menghadapi segala masalah dalam kehidupan berjemaat. Dulu memang pernah dibentuk kelompok serupa yang diberi nama “Ekorini” untuk para janda dan “Ekorono” untuk para duda, tetapi belakangan hilang seperti tertiup angin. Dalam gagasannya itu Pak Andreas mengusulkan agar Ibu Harefa Diaken wilayah Pondok Indah sebagai koordinator, agar suatu saat kelompok ini bisa mengadakan retret dan wisata rohani sendiri. Kita bisa bayangkan kalau mereka membentuk sebuah Paduan Suara dengan anggota sekiktar 75 orang suaranya pasti membahana dan menggetarkan gedung gereja. Semoga! Tuhan memberkati.
Ayat di atas bukan merupakan tema dari Natal Wilayah Radio Dalam, karena tema yang diangkat pada malam Natal kali ini adalah : “Damai sejahtera bagimu”. Radio Dalam merupakan wilayah yang pertama kali mengadakan perayaan Natal di GKJ Nehemia bersamaan waktunya dengan wilayah Pangkalan Jati dan Pondok Cabe setelah Kelompok PA dan Paduan Suara Penabur – Adiyuswa merayakan Natal di tempat yang sama. Sabtu sore, 10 Desember’11 itu cuaca cukup cerah secerah wajah-wajah baik anak-anak maupun warga dewasa dari wilayah Radio Dalam karena sore itu akan mengadakan perayaan Natal memperingati kelahiran Yesus Sang Juru Selamat. Warga wilayah Radio Dalam yang tersebar di seantero Jabodetabek ini Natalan di ruang GSG lantai IV yang biasa dipakai oleh KPR untuk Kebaktian Nuansa Muda. Alunan suara organ tunggal bernuansa keroncong sudah terdengar sejak awal memperdengarkan kidung-kidung rohani yang dibawakan Pak Suhardjono dan Pak Adi Subroto memandu jemaat sebagai pemanasan menjelang acara dimulai. Memang malam itu ternyata seluruh lagu dalam liturgi diiringi organ dengan nuansa musik keroncong. Maklum, Pak Suhardjono termasuk salah satu pendiri Orkes Keroncong Suara Nada Nehemia yang memang sudah “nyandu” dengan musik tersebut.
Ibadah diawali dengan tampilnya sesosok Pendeta muda bertubuh jangkung yang sama sekali tidak pernah kami kenal sebelumnya dan ternyata “sahabat karib” dari mbak Feriningsih, MTh. Pendeta itu bernama Leonard Bayu Laksono Dalope, SSi (teol) “blasteran” Sangir dan Jawa Timur yang kurang paham bahasa Jawa tapi fasih berbahasa Sunda karena memang Gembala jemaat dari Gereja Kristen Pasundan (GKP) di Bandung. Dia tidak langsung mengawali ibadah dengan votum dan salam tetapi lebih dulu “menyapa” anak-anak yang duduk “lesehan” di sebelah mimbar. Terjadi dialog yang akrab dan lucu yang menyemarakkan suasana. Setelah anak-anak diberi kegiatan di luar ruangan maka kebaktian pun dimulai. Dengan gaya yang khas dan Kotbah yang lugas serta bahasa yang jelas, Firman Tuhan yang disampaikan mudah diterima dan dipahami oleh sekitar 175 jemaat yang hadir. Jemaat mendengarkan dengan penuh perhatian firman yang disampaikan sehingga kebaktian berjalan dengan lancar dan khusuk sampai selesai yang diakhiri do’a oleh Pnt. Kumbino.
Pak Andreas yang diundang dan datang secara pribadi, oleh panitia “di daulat” untuk menyampaikan sambutan mewakili Majelis karena beberapa waktu ini Natalan tidak ada lagi “majelis piket.” Dalam sambutannya Pak Andreas yang merasa sudah seperti keluarga dengan warga Radio Dalam mengacungkan jempol atas kerukunan warga yang terjalin selama ini meski mereka tinggal terpencar di daerah Tangerang, Pamulang dan bahkan Bogor. Kerukunan bisa terjalin lebih erat karena warga wilayah Radio Dalam termasuk yang sering “andrawina” karena mempunyai kegiatan rutin tiap bulan seperti kebaktian akhir bulan, PA, bidston dsb di rumah warga secara bergiliran. Untuk memuji Tuhan pada setiap kesempatan mereka membentuk Paduan Suara Mazmuria. Yang paling mengesankan adalah ketika tiba waktunya pembawa acara memanggil para “single parent” alias ibu-ibu yang sudah ditinggal para suami menghadap Sang Khalik, satu-persatu dipersilakan untuk berdiri berjajar di depan. Ternyata jumlahnya cukup banyak karena yang berdiri di depan saja ada 13 orang tidak termasuk yang berhalangan hadir malam itu. Suasana menjadi mencekam dan mengharukan ketika Pak Suwadji selaku ketua Panitia menyerahkan tanda kasih kepada ibu-ibu tersebut yang diterima dengan linangan air mata bahkan ada satu dua ibu yang meneteskan air mata haru.
Kepedulian terhadap para anak yatim dan “janda” ini merupakan hal yang sangat positip mengingat keberadaan mereka yang perlu mendapat perhatian khusus terutama dari majelis dan tentu juga warga lainnya. Cuma kami belum mendapat informasi berapa jumlah “duda” yang ada di wilayah Radio Dalam. Ketika rombongan Karawitan yang didominasi warga Radio Dalam mengadakan Wisata Rohani ke GKJ Tuntang Timur beberapa waktu yang lalu di dalam bis yang melaju, Pak Andreas punya gagasan agar para “janda” di GKJ Nehemia yang jumlahnya sekitar 75 orang membentuk kelompok tersendiri (bukan Komisi) agar mereka bisa “saling curhat” untuk menghadapi segala masalah dalam kehidupan berjemaat. Dulu memang pernah dibentuk kelompok serupa yang diberi nama “Ekorini” untuk para janda dan “Ekorono” untuk para duda, tetapi belakangan hilang seperti tertiup angin. Dalam gagasannya itu Pak Andreas mengusulkan agar Ibu Harefa Diaken wilayah Pondok Indah sebagai koordinator, agar suatu saat kelompok ini bisa mengadakan retret dan wisata rohani sendiri. Kita bisa bayangkan kalau mereka membentuk sebuah Paduan Suara dengan anggota sekiktar 75 orang suaranya pasti membahana dan menggetarkan gedung gereja. Semoga! Tuhan memberkati.
Kendel

_
Dengan kemauan diiringi doa kita bisa berkaca dan
melakukan apa yang pernah Yesus lakukan yaitu “taat pada ALLAH” seperti pada
Lukas 22 : 41-42 kemudian Ia menjauhkan
diri dari mereka kira-kira sepelempar batu jauhnya lalu ia berlutut dan berdoa
katanya “Ya Bapaku jikalau Engkau mau ambillah cawan ini dari padaku tetapi
bukanlah kehendakKU melainkan kehendakMUlah yang terjadi” Markus 14: 35-36,
Matius 26: 42 . Jadi dalam keadaan galau kita sangat perlu mohon kekuatan dan
kemampuan kepada ALLAH untuk dapat mengatasinya dan berserah dengan permohonan
diberi yang terbaik untuk kita.
Marilah kita menyelidiki diri kita masing-masing dalam menjalani hidup selaku orang percaya dan berGreja di GKJ Nehemia sudahkah kita melakukan kewajiban kita untuk mendukung kehidupan berGereja dan peduli dengan informasi-informasi yang disampaikan melalui “Warta Jemaat”? antara lain pelaksanaan Persiapan Perjamuan Kudus, Pemahaman Alkitab, Latihan Paduan Suara maupun Kebaktian Ucapan Syukur yang diselenggarakan oleh jemaat di wilayah kita masing-masing, marilah kita turut ambil bagian untuk menghadirinya sebagai rasa trima kasih kita pada Majelis kita masing-masing yang telah memperhatikan kita sesuai dengan kemampuan Majelisnya.
Penulis memperhatikan bahwa wlayah-wilayah melakukan kegiatan tersebut di Gereja sehingga memudahkan jemaatnya untuk dapat berpartisipasi dalam kegiatan yang diselengarakan oleh wilayah. Apabila jemaat rindu untuk memuji-muji ALLAH ayo bergabunglah dengan Paduan Suara yang ada, ternyata yang bersemangat dalam Paduan suara justru bapak dan ibu yang sudah Adiyuswa kita bisa melihat peningkatan peserta Paduan Suaranya.
Marilah hadir dalam Pemahaman Alkitab karena banyak pengalaman yang dperoleh dari sharing pribadi misalnya pada Pemahaman Alkitab Adiyuswa bagaimana perilaku beberapa pasangan hidup saat mencapai usia “swetdak” (60 th) dimana panca indera menurun antara lain pendengaran, apa yang dipikirkan sangat berbeda dengan yang diucapkan.
Contoh : Jam ibadah suami dan istri berbeda, suami majelis tugas jam 6 sedangkan istrinya koor jam 9.30 dan melanjutkan acara syukuran dari salah satu teman koornya. Sampai di rumah suami bertanya tadi makan di mana? Eh istri pikir suami menanyakan tentang khotbah di jawab masih Adam, suami bertanya lagi nasi Adam di mana tuh jualannya? Barulah istri sadar kalau jawabannya keliru.
Contoh lain lagi suami dan istri tidak satu tempat tidur bukan karena tidak sayang lagi justru karena saling mengerti dan menghormati privacy masing-masing karena suami senang membaca dan menulis di waktu malam dan istri membuat karya pribadi menjahit mote di baju, membuat sulaman di tas, bahkan mengoreksi hasil ulangan/ujian siswa atau mahasiswanya kalau berprofesi guru atau dosen, karena sore hari waktunya diperuntukkan pasangan dan anak maupun cucunya bila bertandang kerumah mereka. Pengalaman nyata ini sangat berguna bagi kita semua bila kita mau belajar untuk mendengar seperti pada Lukas 8 : 17-18a “Sebab tidak ada yang tersembunyi yang tidak akan dinyatakan dan tidak ada sesuatu yang rahasia yang tidak akan diketahui dan diumumkan karena itu perhatikan cara kamu mendengar”
Kita juga dapat belajar dari bahasa jawa “Kendel” makna pertama adalah “berani” bila e dibaca e” bermakna “diam” bila melafal sama dengan tulisan bahasa Inggris “candel” berarti “lilin” jadi untuk menjadi taat agar sukses silahkan pilih mau berani diam atau seperti lilin yang melelehkan diri untuk menerangi orang lain, karena hidup adalah pilihan seperti yang YESUS ajarkan pada kita semua .
Sebagai orang pilihan harus berani taat agar apa yang direncanakan ALLAH terlaksana untuk kesejahteraan hidup kekal bagi semua manusia yang percaya, namun diam untuk tidak melencengkan suasana yang menipu pada pelaksanaan rencana ALLAH dan berani menyampaikan pesan ALLAH pada seluruh umat manusia untuk meraih hidup kekal dalam Pengkhotbah 3:11 “Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka, tetapi manusia tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan ALAH dari awal sampai akhir”
Selaku jemaat GKJ Nehemia sudahkah kita semua memikirkan dan melakukan untuk mengabarkan Injil baik dalam pengetahuan maupun dana untuk meningkatkan pelayanan pada ALLAH antara lain bagi mereka yang sudah menerima sidi untuk memberikan persembahan bulanannya dan seperti pada Matius 28: 19 “Jadikanlah seluruh bangsa muridKU” selain menjadi Alkitab yang terbuka dan untuk merealisasikan doa Bapa Kami “Jadikanlah kehendakMU di Bumi seperti di Sorga. Amin
Marilah kita menyelidiki diri kita masing-masing dalam menjalani hidup selaku orang percaya dan berGreja di GKJ Nehemia sudahkah kita melakukan kewajiban kita untuk mendukung kehidupan berGereja dan peduli dengan informasi-informasi yang disampaikan melalui “Warta Jemaat”? antara lain pelaksanaan Persiapan Perjamuan Kudus, Pemahaman Alkitab, Latihan Paduan Suara maupun Kebaktian Ucapan Syukur yang diselenggarakan oleh jemaat di wilayah kita masing-masing, marilah kita turut ambil bagian untuk menghadirinya sebagai rasa trima kasih kita pada Majelis kita masing-masing yang telah memperhatikan kita sesuai dengan kemampuan Majelisnya.
Penulis memperhatikan bahwa wlayah-wilayah melakukan kegiatan tersebut di Gereja sehingga memudahkan jemaatnya untuk dapat berpartisipasi dalam kegiatan yang diselengarakan oleh wilayah. Apabila jemaat rindu untuk memuji-muji ALLAH ayo bergabunglah dengan Paduan Suara yang ada, ternyata yang bersemangat dalam Paduan suara justru bapak dan ibu yang sudah Adiyuswa kita bisa melihat peningkatan peserta Paduan Suaranya.
Marilah hadir dalam Pemahaman Alkitab karena banyak pengalaman yang dperoleh dari sharing pribadi misalnya pada Pemahaman Alkitab Adiyuswa bagaimana perilaku beberapa pasangan hidup saat mencapai usia “swetdak” (60 th) dimana panca indera menurun antara lain pendengaran, apa yang dipikirkan sangat berbeda dengan yang diucapkan.
Contoh : Jam ibadah suami dan istri berbeda, suami majelis tugas jam 6 sedangkan istrinya koor jam 9.30 dan melanjutkan acara syukuran dari salah satu teman koornya. Sampai di rumah suami bertanya tadi makan di mana? Eh istri pikir suami menanyakan tentang khotbah di jawab masih Adam, suami bertanya lagi nasi Adam di mana tuh jualannya? Barulah istri sadar kalau jawabannya keliru.
Contoh lain lagi suami dan istri tidak satu tempat tidur bukan karena tidak sayang lagi justru karena saling mengerti dan menghormati privacy masing-masing karena suami senang membaca dan menulis di waktu malam dan istri membuat karya pribadi menjahit mote di baju, membuat sulaman di tas, bahkan mengoreksi hasil ulangan/ujian siswa atau mahasiswanya kalau berprofesi guru atau dosen, karena sore hari waktunya diperuntukkan pasangan dan anak maupun cucunya bila bertandang kerumah mereka. Pengalaman nyata ini sangat berguna bagi kita semua bila kita mau belajar untuk mendengar seperti pada Lukas 8 : 17-18a “Sebab tidak ada yang tersembunyi yang tidak akan dinyatakan dan tidak ada sesuatu yang rahasia yang tidak akan diketahui dan diumumkan karena itu perhatikan cara kamu mendengar”
Kita juga dapat belajar dari bahasa jawa “Kendel” makna pertama adalah “berani” bila e dibaca e” bermakna “diam” bila melafal sama dengan tulisan bahasa Inggris “candel” berarti “lilin” jadi untuk menjadi taat agar sukses silahkan pilih mau berani diam atau seperti lilin yang melelehkan diri untuk menerangi orang lain, karena hidup adalah pilihan seperti yang YESUS ajarkan pada kita semua .
Sebagai orang pilihan harus berani taat agar apa yang direncanakan ALLAH terlaksana untuk kesejahteraan hidup kekal bagi semua manusia yang percaya, namun diam untuk tidak melencengkan suasana yang menipu pada pelaksanaan rencana ALLAH dan berani menyampaikan pesan ALLAH pada seluruh umat manusia untuk meraih hidup kekal dalam Pengkhotbah 3:11 “Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka, tetapi manusia tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan ALAH dari awal sampai akhir”
Selaku jemaat GKJ Nehemia sudahkah kita semua memikirkan dan melakukan untuk mengabarkan Injil baik dalam pengetahuan maupun dana untuk meningkatkan pelayanan pada ALLAH antara lain bagi mereka yang sudah menerima sidi untuk memberikan persembahan bulanannya dan seperti pada Matius 28: 19 “Jadikanlah seluruh bangsa muridKU” selain menjadi Alkitab yang terbuka dan untuk merealisasikan doa Bapa Kami “Jadikanlah kehendakMU di Bumi seperti di Sorga. Amin
Mencegah Penuaan Dini

_
Proses penuaan
Proses penuaan dibagi dalam beberapa Fase yaitu.
Fase I (25 – 35 tahun) :
· Produksi hormone pertumbuhan sudah mulai berkurang
· Mulai terjadi kerusakan sel, meskipun belum berpengaruh
Fase II (36 – 45 tahun) :
· Produksi hormone pertumbuhan sudah menurun 25%
· Stamina mulai menurun
· Fungsi organ-organ tubuh mulai menurun
Fase III (45 tahun keatas) :
· Produksi hormone pertumbuhan sudah berkurang banyak, bahkan berhenti
· Wanita menopause, pria andropause
· Penyakit degenerative mulai muncul (hipertensi, osteoporosis, osteoatritis, diabetes mellitus, dsb.)
Mencegah penuaan dini
· Upaya pencegahan dan deteksi dini serta dengan penanganan segera untuk memperlambat proses penuaan dini
· Anti aging (penuaan dini) bukan upaya melawan kodrat untuk mencegah penuaan, tetapi hanya memperlambat proses penuaan tersebut
· Anti aging = mencegah penuaan dini
Mencegah penuaan dini yang mudah dan murah
· Mengatur makanan (diet) yang seimbang
· Rutin berolah raga (aktifitas fisik)
· Mengendalikan stress dan selalu berfikir positif
· Mengkonsumsi anti oksidan
· Melakukan deteksi dini terhadap penyakit degeneratif
Mengatur makanan (diet)
· Makan bukan untuk kenyang atau supaya tidak lapar, tetapi untuk memenuhi kebutuhan tubuh akan zat-zat makanan
· Makan dengan gizi seimbang mencakup :
Karbohidrat, protein dan lemak (macro nutrient)
Vitamin dan mineral (micro nutrient)
· Bentuk menu gizi seimbang :
4 sehat (nasi/roti/mie, lauk-pauk, sayur, buah)
5 sempurna (susu)
· Minimalkan lemak, terutama lemak hewani, gula dan garam (kurangi LGG)
· Air putih 2 liter/hari
Rutin berolah raga (aktifitas fisik)
· Olah raga merupakan anti aging yang paling utama, karena :
Setelah olah raga kadar endorphin dalam peredaran darah meningkat 5 kali.
Kenaikan endorphin dalam tubuh dapat menciptakan suasana hati yang nyaman, senang dan tidur nyenyak.
Endorfin mempunyai sifat farmakologis 200 kali dari morfin.
· Olah raga yang paling baik adalah aerobik :
Jalan kaki, jogging, bersepeda, berenang
· Dosis : 3 – 5 kali/minggu, minimal 30 menit
Mengendalikan Stres
· Stres adalah suatu kondisi kejiwaan seseorang yang tidak nyaman, dimulai dengan rasa cemas, gelisah, takut, curiga, was-was, rasa tertekan (depresi) dsb.
· Penyebab (sumber) stres :
Dari dalam - antara lain keinginan, kehendak, nafsu, angan-angan, cita-cita dsb yang tidak sesuai dengan kondisi, kemampuan dan potensi yang dimiliki.
Dari luar – masalah-masalah atau hal-hal di luar diri kita yang menyangkut kepentingan kita.
· Akibat stres :
Hambatan berfikir, ketidak seimbangan gula darah, tekanan darah dan detak jantung meningkat, osteoporosis, strok, serangan jantung, menurunnya daya tahan tubuh dan mengurangnya jumlah jaringan otot
· Pengendalian stres :
Mengidentifikasi sumber stres, bila asalnya dari dalam upayakan untuk mengendalikan kehendak, keinginan dan angan-angan kita sedangkan kalau daril uar, mencari jalan penyelesaian dengan pihak-pihak lain sebagai sumber stres.
Mengelola stress dengan kegiatan-kegiatan lain yang dapat menyenangkan hati, penyaluran hoby dan berekreasi. Bisa juga dengan curhat, menangis, berdoa dan membaca firmanTuhan.
Mengkonsumsi anti oksidan
· Biang keladi mundurnya kesehatan adalah radikal bebas
· Radikal bebas terbentuk dalam tubuh sendiri ketika terjadi proses metabolisme (proses oksidasi makan menjadi energi)
· Radikal bebas ini masuk ke jaringan sel tubuh sehingga mengganggu proses regenerasisel
· Terganggunya proses regenerasi sel mengakibatkan terjadinya penyakit degeneratif
· Anti oksidan adalah sebuah zat penyelamat yang dapat menetralisir radikal bebas tersebut
· Anti oksidan sebenarnya juga sudah ada dalam tubuh kita tetapi tidak mencukupi, apalagi dengan tambahnya usia
· Jenis anti oksidan yang alamiah adalah Vitamin C (terdapat pada sayur-sayuran dan buah-buahan), Vitamin E (terdapat pada bunga matahari, kacang-kacangan, jagung, alpukat dan Vitamin A (terdapat pada sayuran berwarna, kuning telur, hati, susu dan minyak ikan sedangkan non alamiah adalah makanan suplemen
Melakukan deteksi dini terhadap penyakit degeneratif
· Lakukan secara rutin pemeriksaan terhadap tekanan darah, kolesterol, kadar gula darah, asamurat, osteoporosis dan osteoatritis dsb.
Kiat menuju lansia berkualitas
· Menghadapi masa tua dengan rileks
· Banyak tersenyum dan tertawa
· Jangan biarkan kemarahan melanda diri anda
· Jangan terburu-buru dalam menjalani hidup
· Nikmati setiap momen dalam hidup ini
· Buatlah rencana kegiatan setiap hari
· Jangan suka berdiam diri atau membiarkan diri, menganggur dan melamun
· Hilangkan kesepian dan libatkan diri pada orang lain di dekat kita
· Berolah raga atau rutin melakukan aktifitas fisik
· Kurangi atau hilangkan kebiasaan buruk seperti merokok, begadang dsb.
· Kunjungi tempat-tempat yang menarik bersama keluarga (anak, cucu dsb.)
· Hubungi teman atau sahabat baik melalui surat, e-mail, telpon dsb.
· Pertahankan hoby anda (bila ada)
· Jangan biarkan rasa pesimisme menguasai diri anda
· Baca buku, majalah atau Koran setiap hari
· Ikuti kegiatan gerejawi atau persekutuan sekeliling atau wilayah kita
Catatan :Tulisan ini disampaikan dalam acara Sarasehan Kesehatan di GKJ Nehemia, 4 Juni’11 atas undangan Komisi Adiyuswa.
Proses penuaan dibagi dalam beberapa Fase yaitu.
Fase I (25 – 35 tahun) :
· Produksi hormone pertumbuhan sudah mulai berkurang
· Mulai terjadi kerusakan sel, meskipun belum berpengaruh
Fase II (36 – 45 tahun) :
· Produksi hormone pertumbuhan sudah menurun 25%
· Stamina mulai menurun
· Fungsi organ-organ tubuh mulai menurun
Fase III (45 tahun keatas) :
· Produksi hormone pertumbuhan sudah berkurang banyak, bahkan berhenti
· Wanita menopause, pria andropause
· Penyakit degenerative mulai muncul (hipertensi, osteoporosis, osteoatritis, diabetes mellitus, dsb.)
Mencegah penuaan dini
· Upaya pencegahan dan deteksi dini serta dengan penanganan segera untuk memperlambat proses penuaan dini
· Anti aging (penuaan dini) bukan upaya melawan kodrat untuk mencegah penuaan, tetapi hanya memperlambat proses penuaan tersebut
· Anti aging = mencegah penuaan dini
Mencegah penuaan dini yang mudah dan murah
· Mengatur makanan (diet) yang seimbang
· Rutin berolah raga (aktifitas fisik)
· Mengendalikan stress dan selalu berfikir positif
· Mengkonsumsi anti oksidan
· Melakukan deteksi dini terhadap penyakit degeneratif
Mengatur makanan (diet)
· Makan bukan untuk kenyang atau supaya tidak lapar, tetapi untuk memenuhi kebutuhan tubuh akan zat-zat makanan
· Makan dengan gizi seimbang mencakup :
Karbohidrat, protein dan lemak (macro nutrient)
Vitamin dan mineral (micro nutrient)
· Bentuk menu gizi seimbang :
4 sehat (nasi/roti/mie, lauk-pauk, sayur, buah)
5 sempurna (susu)
· Minimalkan lemak, terutama lemak hewani, gula dan garam (kurangi LGG)
· Air putih 2 liter/hari
Rutin berolah raga (aktifitas fisik)
· Olah raga merupakan anti aging yang paling utama, karena :
Setelah olah raga kadar endorphin dalam peredaran darah meningkat 5 kali.
Kenaikan endorphin dalam tubuh dapat menciptakan suasana hati yang nyaman, senang dan tidur nyenyak.
Endorfin mempunyai sifat farmakologis 200 kali dari morfin.
· Olah raga yang paling baik adalah aerobik :
Jalan kaki, jogging, bersepeda, berenang
· Dosis : 3 – 5 kali/minggu, minimal 30 menit
Mengendalikan Stres
· Stres adalah suatu kondisi kejiwaan seseorang yang tidak nyaman, dimulai dengan rasa cemas, gelisah, takut, curiga, was-was, rasa tertekan (depresi) dsb.
· Penyebab (sumber) stres :
Dari dalam - antara lain keinginan, kehendak, nafsu, angan-angan, cita-cita dsb yang tidak sesuai dengan kondisi, kemampuan dan potensi yang dimiliki.
Dari luar – masalah-masalah atau hal-hal di luar diri kita yang menyangkut kepentingan kita.
· Akibat stres :
Hambatan berfikir, ketidak seimbangan gula darah, tekanan darah dan detak jantung meningkat, osteoporosis, strok, serangan jantung, menurunnya daya tahan tubuh dan mengurangnya jumlah jaringan otot
· Pengendalian stres :
Mengidentifikasi sumber stres, bila asalnya dari dalam upayakan untuk mengendalikan kehendak, keinginan dan angan-angan kita sedangkan kalau daril uar, mencari jalan penyelesaian dengan pihak-pihak lain sebagai sumber stres.
Mengelola stress dengan kegiatan-kegiatan lain yang dapat menyenangkan hati, penyaluran hoby dan berekreasi. Bisa juga dengan curhat, menangis, berdoa dan membaca firmanTuhan.
Mengkonsumsi anti oksidan
· Biang keladi mundurnya kesehatan adalah radikal bebas
· Radikal bebas terbentuk dalam tubuh sendiri ketika terjadi proses metabolisme (proses oksidasi makan menjadi energi)
· Radikal bebas ini masuk ke jaringan sel tubuh sehingga mengganggu proses regenerasisel
· Terganggunya proses regenerasi sel mengakibatkan terjadinya penyakit degeneratif
· Anti oksidan adalah sebuah zat penyelamat yang dapat menetralisir radikal bebas tersebut
· Anti oksidan sebenarnya juga sudah ada dalam tubuh kita tetapi tidak mencukupi, apalagi dengan tambahnya usia
· Jenis anti oksidan yang alamiah adalah Vitamin C (terdapat pada sayur-sayuran dan buah-buahan), Vitamin E (terdapat pada bunga matahari, kacang-kacangan, jagung, alpukat dan Vitamin A (terdapat pada sayuran berwarna, kuning telur, hati, susu dan minyak ikan sedangkan non alamiah adalah makanan suplemen
Melakukan deteksi dini terhadap penyakit degeneratif
· Lakukan secara rutin pemeriksaan terhadap tekanan darah, kolesterol, kadar gula darah, asamurat, osteoporosis dan osteoatritis dsb.
Kiat menuju lansia berkualitas
· Menghadapi masa tua dengan rileks
· Banyak tersenyum dan tertawa
· Jangan biarkan kemarahan melanda diri anda
· Jangan terburu-buru dalam menjalani hidup
· Nikmati setiap momen dalam hidup ini
· Buatlah rencana kegiatan setiap hari
· Jangan suka berdiam diri atau membiarkan diri, menganggur dan melamun
· Hilangkan kesepian dan libatkan diri pada orang lain di dekat kita
· Berolah raga atau rutin melakukan aktifitas fisik
· Kurangi atau hilangkan kebiasaan buruk seperti merokok, begadang dsb.
· Kunjungi tempat-tempat yang menarik bersama keluarga (anak, cucu dsb.)
· Hubungi teman atau sahabat baik melalui surat, e-mail, telpon dsb.
· Pertahankan hoby anda (bila ada)
· Jangan biarkan rasa pesimisme menguasai diri anda
· Baca buku, majalah atau Koran setiap hari
· Ikuti kegiatan gerejawi atau persekutuan sekeliling atau wilayah kita
Catatan :Tulisan ini disampaikan dalam acara Sarasehan Kesehatan di GKJ Nehemia, 4 Juni’11 atas undangan Komisi Adiyuswa.
Jaka Tarub dan Nawang Mulan

_
Sore itu udara terasa dingin, tidak seperti hari-hari
sebelumnya. Jaka sudah tiba di rumah. Sementara, Ia letakkan tas gendong kesayangannya,
tak sabar ia segera memandangi lukisan yang baru tiga hari dipasang di ruang
tamu, sayangnya lukisan itu sudah tiada.
“Bi Inem..! Bi Inem tahu, siapa yang mengambil lukisan yang ada di sini Bi? Tanya Jaka pada Inem.
“Maaf, mas. Inem tidak tahu”.
“Kok nggak tahu sih Bi… kan yang di rumah cuma Bi Inem. Tadi ada tamu, apa enggak?”
“Ada, tapi Dia hanya main sebentar, terus pulang tuh, mas” jawab Inem seraya memandangi Jaka yang nampak bingung.
“Siapa, yang ke sini?”
“mbak Dewi” jawab Inem.
“Dewi?” pikir Jaka seraya mengernyitkan kening. “Dewi…? Siapa Dewi…? Perasaan aku ngggak punya kenalan yang namanya Dewi”.
Jaka, tidak lagi bertanya-tanya, dan tidak berbicara sepatah kata pun pada bi Inem. Jaka, hanya sibuk dengan pencariannya ke berbagai tempat dan barang-barang di sekeliling ruang, sambil membatin berbagai kemungkinan yang tidak Ia ucapkan.
“Maaf.Lukisanmu, saya pasang di rumah”. Demikian, goresan pada secarik kertas di meja tamu. “Saya tidak bermaksud mencurinya, tetapi saya hanya menginginkan lukisan itu” lanjutnya. “Kalau Jaka tidak rela, saya akan menyuruh orang untuk mengembalikan lukisan itu. Terima kasih. Dewi“.
Jaka terdiam sesaat. Ia membatin, berani-beraninya Dewi mengambil lukisan itu, Sedangkan, siapa Dewi, Aku tidak mengenalnya sama sekali. Sejumlah tanya masih mengusik, tetapi Jaka memilih merebahkan dirinya, sehingga ia terlelap. Mungkin itu yang menjadikan waktu bagaikan melesat. Secepat waktu yang tidak pernah dibayangkan oleh siapa pun. Tak lama kemudian, ia terbangun, ketika Dody memanggilnya beberapa kali.
“Jack... Jack... ayo kita jalan” ajak Dody
“Dody...” Jaka terperanjat dan bangun dari sofa yang meninabobokkan beberapa saat.
“Ayo, kita berangkat”
“Berangkat ke mana?” Tanya Jaka
“Aduh, Jack… Jack, makanya sore-sore begini jangan molor. Gimana sih kamu. Sekarang kan ada PA. Kamu lupa?”
“Sory, Dod. aku nggak ikutan, baru males banget nih” kata Jaka sambil meliuk-liukkan pinggangnya ke kanan dan ke kiri.
“Jack, ayolah! Nanti saya kenalkan si Dewi” rayu Dody. “Dewi, itu cantik banget lho Jack, kamu pasti suka padanya. Ayo, Jack! Nanti kemalaman”. Cecar Dody.
“Iya, iya, tapi aku mandi dulu” jawab Jaka terpaksa.
“Kagak usah, nanti kemalaman. Udah, ganti baju aja. Ayo, berangkat”.
Sementra Dody sudah menghampiri motornya, Jaka mandi. Jaka telah hapal, sifat Dody. Meski Dody menggebu-gebu, namun Jaka yakin, pasti Dody tetap menunggu. Pikir Jaka, memang enak pergi ke rumah cewek yang ingin dikenalkan pada dirinya, tanpa mandi dulu?
“Kamu mandi juga Jack”
“Lha iya lah, Dod, memangnya, kucing”.
Dody terbahak. Tetapi Jaka tak menggubris. Selama berboncengan pun, mereka tak saling bicara,Gemuruh kendaraan di sekeliling teramat bising, seolah-olah memaksa mereka untuk saling diam. Sesaat kepikir di kepala Jaka. Jangan-jangan Dewi yang ingin dikenalkan pada dirinya itu, Dewi yang tadi datang ke rumahnya. Tetapi, bukankah Jakarta yang sejubel ini, mustahil kalau hanya ada satu nama Dewi?
Pertigaan jalan yang mereka lalui, turut mengalihkan pikiran Jaka. Jaka terbayang paras cantik Wulan yang pernah bertemu di Gereja dalam ibadah sore, namun sudah cukup lama, Wulan tak pernah dijumpai lagi. Beruntung, matanya yang bagaikan scanner itu sangat cepat merekamnya. Itu sebabnya, Jaka hanya menorehkan cat minyak pada kanvas dengan kuas-kuasnya, dan menamainya lukisan itu, Jaka Tarub Nawang Wulan. Lukisanitu, Ia nobatkan sebagai saksi bisu yang ingin dipandangi, ketika Ia merindukan Wulan. Sayangnya lukisan itu tiba-tiba hilang, sedangkan Wulan, tak pernah tampak batang hidungnya.
Jaka diam, sepertinya ia sedang merenung, bahwa betapa pun pintarnya sang penjaga, ternyata masih lebih pintar sang pencuri untuk mengambilnya. Penggalan Firman, dalam Alkitab pun mengingatkan Jaka, bahwa “Kedatangan Tuhan Yesus yang kedua, bagai pencuri di waktu malam”. Firman itu pun serentak menjadi renungan sesaat. Andai, kiamat datang. Atau setidaknya, jika Ia mati sebelum mendapatkan Wulan, ia khawatir cinta yang belum kesampaian itu, ikut terkubur tanpa makna.
“Jack, ini rumah Dewi”.
“Ah, kenapa kamu, gak ngasih tahu dulu. Udah di halaman rumahnya, baru ngasih tahu, lagi”. Saut Jaka grogi.
“Kamu, panik, karena mau ketemu Dewi, ya? Tuduh Dody yang selalu memanggil Jaka dengan menyebutnya Jack.
“Jangan ngaco Dod..! Biar kamu bilang, Dewi itu cantik, aku masih mikirin Wulan, tau?” sanggah Jaka.
“Wulan?” pikir Dody penasaran. “Maksud kamu, Wulan ……?”
“Wulan, ya, Wulan”. Tukas Jaka, mengakiri pembicaraan.
Dody dan Jaka sudah berada di taman buatan di halaman rumah Dewi. Mereka segera membuka helm yang bikin sumpek di kepalanya. Jaka, yang matanya bagaikan scanner, sangat cepat menguasai sebagian ruang, dengan berbagai lukisan yang dipajang. Dan wanita cantik yang sedang memandangi lukisan di ruang tamu itu semakin mempercepat degup jantungnya. Jaka bertanya-tanya dalam hati ketika melihat wanita itu. Ia membatin, mengapa wanita itu mirip sekali dengan Wulan yang ia rindukan. Benarkah wanita itu bernama Dewi? Apakah ia saudara kembar Wulan? Jaka mengusap-usapkan kedua telapak tangan dari sudut kedua matanya ke arah telinga beberapa kali, sehingga ia yakin benar, bahwa wanita itu adalah Wulan, bukan Dewi yang ingin dikenalkan kepadanya.
Jaka terperanjat, ketika Dody nyelonong duluan memasuki rumah Dewi, dan tak lama kemudian mereka keluar bersamaan.
“Kenalkan Dew, Ini Jaka, sahabatku”. Jaka menjulurkan tangannya kearah tangan Dewi, selama bersalaman, Jaka menajamkan pandangannya. Kini, Jaka benar-benar yakin bahwa wanita yang dikenalkan kepadanya adalah Wulan.
“Kamu, Wulan, kan?” ucap Jaka sambil bersalaman.
“Ya, Dewi Wulandari”
“Kita pernah ketemu di gereja, beberapa bulan lalu. Iya nggak?” tanya Jaka penasaran. Dewi tersenyum simpul dan sorot matanya kian menajam, mengamati ketampanan Jaka.
“Suit... suit...., rupanya kalian sudah saling kenal. Syukurlah kalau begitu. Jadi saya gak capek-cepek lagi untuk mencari cara buat kalian” kata Dody ceria dan langsung ngeloyor entah kemana.
Dewi hendak melepas tangan yang masih saling menggenggam, tetapi Jaka belum rela melepaskannya, bahkan genggaman tangan mereka semakin melekat. Keheningan pun terjadi sesaat, ketika sorot mata mereka saling berpapasan, dan bertemunya dua pasang mata yang kian berbinar itu, baru menyadarkan, bahwa mereka masih berada di halaman. Dewi segera mengajak Jaka ke ruang tamu yang dipajangi berbagai lukisan. Tentu saja, Jaka terperanjat ketika melihat lukisan Jaka Tarub Nawang Wulan, telah turut terpajang di ruang tamu itu.
“Jaka. Kau mau maapin saya, kan?”
“Tentang lukisan itu?” tanya Jaka
“Iya. Lukisan itu saya pajang di sini” jawab Dewi, yang lantas diam beberapa saat.
“Memangnya, Dewi tadi kerumahku?” tanya Jaka mengecek
“Iya”
“Kok Dewi, nggak nunggu sampai aku pulang? Padahal, aku kan pengin banget ketemu sama kamu, Dewi” sesalnya
“Alaaa, asal saya main ke rumahmu, kamu selalu pergi, bagaimana mau ketemu” jawab Dewi.
“Kok Bibi nggak pernah certia, kalau Dewi suka ke rumah”. Kata Jaka bingung
“Bagaimana mau cerita, kalau Jaka nggak nanya-nanya ke Dia” sanggah Dewi
“iya, ya”. Pikir Jaka, lantas melanjutkan pembicaraan “Jadi mengapa kamu mengambil lukisan itu?” tanya Jaka menggoda
“Karena teramat sulit pengin ketemu pelukisnya, jadi lukisannya saja aku bawa pulang” jawab Dewi sambil tersenyum dan mencubit Jaka, gemas. Dan cubitan itu semakin membuka jalan pikiran Jaka tentang asal usul cinta.
“Dewi tahu, apa maksud lukisan itu?” tanya Jaka, yang lantas dijawabnya sendiri. “Lukisan itu berjudul Jaka Tarub Nawang Wulan. Lukisan itu mengisahkan betapa aku merindukan kamu, setelah hampir tiga bulan, aku tak pernah menjumpai kamu lagi di gereja. Beruntung saat itu, mataku dapat merekam wajah kamu secepatnya. Jadi karena itulah, aku langsung melukisnya. Maafkan aku Wulan, eh Dewi, itu harus kulakukan, karena aku cinta kamu”.
“Bi Inem..! Bi Inem tahu, siapa yang mengambil lukisan yang ada di sini Bi? Tanya Jaka pada Inem.
“Maaf, mas. Inem tidak tahu”.
“Kok nggak tahu sih Bi… kan yang di rumah cuma Bi Inem. Tadi ada tamu, apa enggak?”
“Ada, tapi Dia hanya main sebentar, terus pulang tuh, mas” jawab Inem seraya memandangi Jaka yang nampak bingung.
“Siapa, yang ke sini?”
“mbak Dewi” jawab Inem.
“Dewi?” pikir Jaka seraya mengernyitkan kening. “Dewi…? Siapa Dewi…? Perasaan aku ngggak punya kenalan yang namanya Dewi”.
Jaka, tidak lagi bertanya-tanya, dan tidak berbicara sepatah kata pun pada bi Inem. Jaka, hanya sibuk dengan pencariannya ke berbagai tempat dan barang-barang di sekeliling ruang, sambil membatin berbagai kemungkinan yang tidak Ia ucapkan.
“Maaf.Lukisanmu, saya pasang di rumah”. Demikian, goresan pada secarik kertas di meja tamu. “Saya tidak bermaksud mencurinya, tetapi saya hanya menginginkan lukisan itu” lanjutnya. “Kalau Jaka tidak rela, saya akan menyuruh orang untuk mengembalikan lukisan itu. Terima kasih. Dewi“.
Jaka terdiam sesaat. Ia membatin, berani-beraninya Dewi mengambil lukisan itu, Sedangkan, siapa Dewi, Aku tidak mengenalnya sama sekali. Sejumlah tanya masih mengusik, tetapi Jaka memilih merebahkan dirinya, sehingga ia terlelap. Mungkin itu yang menjadikan waktu bagaikan melesat. Secepat waktu yang tidak pernah dibayangkan oleh siapa pun. Tak lama kemudian, ia terbangun, ketika Dody memanggilnya beberapa kali.
“Jack... Jack... ayo kita jalan” ajak Dody
“Dody...” Jaka terperanjat dan bangun dari sofa yang meninabobokkan beberapa saat.
“Ayo, kita berangkat”
“Berangkat ke mana?” Tanya Jaka
“Aduh, Jack… Jack, makanya sore-sore begini jangan molor. Gimana sih kamu. Sekarang kan ada PA. Kamu lupa?”
“Sory, Dod. aku nggak ikutan, baru males banget nih” kata Jaka sambil meliuk-liukkan pinggangnya ke kanan dan ke kiri.
“Jack, ayolah! Nanti saya kenalkan si Dewi” rayu Dody. “Dewi, itu cantik banget lho Jack, kamu pasti suka padanya. Ayo, Jack! Nanti kemalaman”. Cecar Dody.
“Iya, iya, tapi aku mandi dulu” jawab Jaka terpaksa.
“Kagak usah, nanti kemalaman. Udah, ganti baju aja. Ayo, berangkat”.
Sementra Dody sudah menghampiri motornya, Jaka mandi. Jaka telah hapal, sifat Dody. Meski Dody menggebu-gebu, namun Jaka yakin, pasti Dody tetap menunggu. Pikir Jaka, memang enak pergi ke rumah cewek yang ingin dikenalkan pada dirinya, tanpa mandi dulu?
“Kamu mandi juga Jack”
“Lha iya lah, Dod, memangnya, kucing”.
Dody terbahak. Tetapi Jaka tak menggubris. Selama berboncengan pun, mereka tak saling bicara,Gemuruh kendaraan di sekeliling teramat bising, seolah-olah memaksa mereka untuk saling diam. Sesaat kepikir di kepala Jaka. Jangan-jangan Dewi yang ingin dikenalkan pada dirinya itu, Dewi yang tadi datang ke rumahnya. Tetapi, bukankah Jakarta yang sejubel ini, mustahil kalau hanya ada satu nama Dewi?
Pertigaan jalan yang mereka lalui, turut mengalihkan pikiran Jaka. Jaka terbayang paras cantik Wulan yang pernah bertemu di Gereja dalam ibadah sore, namun sudah cukup lama, Wulan tak pernah dijumpai lagi. Beruntung, matanya yang bagaikan scanner itu sangat cepat merekamnya. Itu sebabnya, Jaka hanya menorehkan cat minyak pada kanvas dengan kuas-kuasnya, dan menamainya lukisan itu, Jaka Tarub Nawang Wulan. Lukisanitu, Ia nobatkan sebagai saksi bisu yang ingin dipandangi, ketika Ia merindukan Wulan. Sayangnya lukisan itu tiba-tiba hilang, sedangkan Wulan, tak pernah tampak batang hidungnya.
Jaka diam, sepertinya ia sedang merenung, bahwa betapa pun pintarnya sang penjaga, ternyata masih lebih pintar sang pencuri untuk mengambilnya. Penggalan Firman, dalam Alkitab pun mengingatkan Jaka, bahwa “Kedatangan Tuhan Yesus yang kedua, bagai pencuri di waktu malam”. Firman itu pun serentak menjadi renungan sesaat. Andai, kiamat datang. Atau setidaknya, jika Ia mati sebelum mendapatkan Wulan, ia khawatir cinta yang belum kesampaian itu, ikut terkubur tanpa makna.
“Jack, ini rumah Dewi”.
“Ah, kenapa kamu, gak ngasih tahu dulu. Udah di halaman rumahnya, baru ngasih tahu, lagi”. Saut Jaka grogi.
“Kamu, panik, karena mau ketemu Dewi, ya? Tuduh Dody yang selalu memanggil Jaka dengan menyebutnya Jack.
“Jangan ngaco Dod..! Biar kamu bilang, Dewi itu cantik, aku masih mikirin Wulan, tau?” sanggah Jaka.
“Wulan?” pikir Dody penasaran. “Maksud kamu, Wulan ……?”
“Wulan, ya, Wulan”. Tukas Jaka, mengakiri pembicaraan.
Dody dan Jaka sudah berada di taman buatan di halaman rumah Dewi. Mereka segera membuka helm yang bikin sumpek di kepalanya. Jaka, yang matanya bagaikan scanner, sangat cepat menguasai sebagian ruang, dengan berbagai lukisan yang dipajang. Dan wanita cantik yang sedang memandangi lukisan di ruang tamu itu semakin mempercepat degup jantungnya. Jaka bertanya-tanya dalam hati ketika melihat wanita itu. Ia membatin, mengapa wanita itu mirip sekali dengan Wulan yang ia rindukan. Benarkah wanita itu bernama Dewi? Apakah ia saudara kembar Wulan? Jaka mengusap-usapkan kedua telapak tangan dari sudut kedua matanya ke arah telinga beberapa kali, sehingga ia yakin benar, bahwa wanita itu adalah Wulan, bukan Dewi yang ingin dikenalkan kepadanya.
Jaka terperanjat, ketika Dody nyelonong duluan memasuki rumah Dewi, dan tak lama kemudian mereka keluar bersamaan.
“Kenalkan Dew, Ini Jaka, sahabatku”. Jaka menjulurkan tangannya kearah tangan Dewi, selama bersalaman, Jaka menajamkan pandangannya. Kini, Jaka benar-benar yakin bahwa wanita yang dikenalkan kepadanya adalah Wulan.
“Kamu, Wulan, kan?” ucap Jaka sambil bersalaman.
“Ya, Dewi Wulandari”
“Kita pernah ketemu di gereja, beberapa bulan lalu. Iya nggak?” tanya Jaka penasaran. Dewi tersenyum simpul dan sorot matanya kian menajam, mengamati ketampanan Jaka.
“Suit... suit...., rupanya kalian sudah saling kenal. Syukurlah kalau begitu. Jadi saya gak capek-cepek lagi untuk mencari cara buat kalian” kata Dody ceria dan langsung ngeloyor entah kemana.
Dewi hendak melepas tangan yang masih saling menggenggam, tetapi Jaka belum rela melepaskannya, bahkan genggaman tangan mereka semakin melekat. Keheningan pun terjadi sesaat, ketika sorot mata mereka saling berpapasan, dan bertemunya dua pasang mata yang kian berbinar itu, baru menyadarkan, bahwa mereka masih berada di halaman. Dewi segera mengajak Jaka ke ruang tamu yang dipajangi berbagai lukisan. Tentu saja, Jaka terperanjat ketika melihat lukisan Jaka Tarub Nawang Wulan, telah turut terpajang di ruang tamu itu.
“Jaka. Kau mau maapin saya, kan?”
“Tentang lukisan itu?” tanya Jaka
“Iya. Lukisan itu saya pajang di sini” jawab Dewi, yang lantas diam beberapa saat.
“Memangnya, Dewi tadi kerumahku?” tanya Jaka mengecek
“Iya”
“Kok Dewi, nggak nunggu sampai aku pulang? Padahal, aku kan pengin banget ketemu sama kamu, Dewi” sesalnya
“Alaaa, asal saya main ke rumahmu, kamu selalu pergi, bagaimana mau ketemu” jawab Dewi.
“Kok Bibi nggak pernah certia, kalau Dewi suka ke rumah”. Kata Jaka bingung
“Bagaimana mau cerita, kalau Jaka nggak nanya-nanya ke Dia” sanggah Dewi
“iya, ya”. Pikir Jaka, lantas melanjutkan pembicaraan “Jadi mengapa kamu mengambil lukisan itu?” tanya Jaka menggoda
“Karena teramat sulit pengin ketemu pelukisnya, jadi lukisannya saja aku bawa pulang” jawab Dewi sambil tersenyum dan mencubit Jaka, gemas. Dan cubitan itu semakin membuka jalan pikiran Jaka tentang asal usul cinta.
“Dewi tahu, apa maksud lukisan itu?” tanya Jaka, yang lantas dijawabnya sendiri. “Lukisan itu berjudul Jaka Tarub Nawang Wulan. Lukisan itu mengisahkan betapa aku merindukan kamu, setelah hampir tiga bulan, aku tak pernah menjumpai kamu lagi di gereja. Beruntung saat itu, mataku dapat merekam wajah kamu secepatnya. Jadi karena itulah, aku langsung melukisnya. Maafkan aku Wulan, eh Dewi, itu harus kulakukan, karena aku cinta kamu”.