Bertumbuh dan Berbuah Bersama Masyarakat

___
Awal tahun 2012
GKJ Nehemia memperingati ulang tahun yang ke 41 sekaligus memulai tahun
pelayanan yang baru. Berkaitan dengan itu Gembala menurunkan tema “Ulang Tahun
dan Langkah Ke depan”. Tema yang tepat, karena dengan memperingati hari jadi sekaligus kita
berpikir bagaimana harus melan jutkan misi pelayanan sebagai jemaat missioner. “Bertumbuh dan
Berbuah Bersama Masyarakat adalah tema pelayanan GKJ Nehemia tahun 2012.
Ulang Tahun
Tanggal 1 Januari 2012 Jemaat GKJ Nehemia memperingati Ulang Tahun berdirinya yang ke 41. Telah dirayakan dengan penuh ucapan syukur, sukacita, meriah, meskipun tetap dalam kesederhanaan. Dan yang terpenting semuanya dilakukan dengan penuh kebersamaan. Tema kotbah kebaktian ulang tahun adalah “Menjadi Ahli Waris Yang Bersyukur dan Mempertanggungjawabkan Berkat Tuhan “ (Gal. 4:4-7). Keputusan warga jemaat untuk menjadi jemaat mandiri tahun 1970 adalah keputusan yang kritis pada saat itu, karena disini sangat perlu mempertimbangkan risiko-risiko yang dihadapi sebagai jemaat baru, terutama tanggung jawab untuk menjaga kelangsungan hidup jemaat ini serta pengembangan jemaat. Dan ternyata Allah telah menunjukkan perkenan dan campur tangan-Nya untuk kita boleh berkarya sampai saat ini. Kita harus bersyukur untuk semuanya yang telah kita terima dan dapat kita lakukan dalam bergereja.
Sebagai jemaat, kita adalah ahli waris yang harus meneruskan tugas pewartaan keselamatan, agar damai dan sejahtera terwujud dalam kehidupan nyata sehari-hari. Menjadi ahli waris memang tidak mudah. Kita harus mempertanggungjawabkan harta warisan yang kita terima sebaik-baiknya. Bentuk tanggung jawab sekarang adalah memelihara agar pelayanan kepada warga menjadi semakin baik sehingga GKJ Nehemia keluar mempunyai gaung yang merdu sebagai gereja dengan tujuan hidup untuk menjaga dan meningkatkan kedewasaan iman Kristiani jemaat. Menjadi penting juga tercapainya upaya meningkatkan jumlah warga, meskipun ini bukan yang utama bagi GKJ. Meningkatnya jumlah warga mengindikasikan keberhasilan tugas pewartaan kita. Tuhan telah memberkati dan membekali kita dengan banyak kemampuan dan fasilitas untuk bisa melakukan ini. Usia 41 tahun adalah usia produktif bagi seseorang untuk berkarya. Selamat Ulang Tahun, dan terima kasih kepada Tuhan..
Langkah ke depan
Sebagai wujud nyata dari rasa bersyukur dan terima kasih atas segala berkat yang telah kita terima dari Bapa di surga, maka melanjutkan melaksanakan misi gereja dalam pewartaan berita keselamatan. Tahun 2012 kita telah menetapkan tema pelayanan GKJ Nehemia : “Bertumbuh dan Berbuah Bersama Masyarakat“. Tema pelayanan adalah dasar pijakan untuk kita harus berpikir dan berbuat baik dalam tahun ini maupun tahun-tahun selanjutnya. Agar tema tidak tinggal menjadi tema maka perlu dilaksanakan dalam bentuk pelayanan kepada masyarakat. Masyarakat mempunyai dimensi yang sangat luas. Dan yang pasti perubahan kondisi masyarakat lebih cepat dari pada apa yang dapat kita lakukan. Disini menjadi penting untuk menentukan dimensi mana yang akan menjadi fokus pelayanan kita selanjutnya dikaitkan dengan tema pelayanan 2012 diatas, karena tidak mungkin semua hal kita laksanakan. Dan tentunya tema pelayanan tahun-tahun berikutnya tidak dapat lepas begitu saja dengan tema 2012. Wewenang menentukan fokus mana yang dipilih ada pada Majelis dan para Pengurus gereja. Namun demikian memulai tahun pelayanan ini sebagai “langkah ke depan“, Gembala sesuai dengan tugasnya menyampaikan beberapa hal yang perlu menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan fokus pelayanan tersebut.
Menjalankan Misi-Strategi
Jemaat kita adalah jemaat yang missioner. Karena kita adalah jemaat yang diutus untuk menyatakan keselamatan melalui seluruh kegiatan hidup kita. Kalau jemaat sudah disebut missioner, sekarang tinggal bagaimana mewujudkan sifat itu agar jelas dan dapat dirasakan serta diukur. Menjalankan misi tidak datang dengan sendirinya; ia memerlukan pembinaan khusus secara terus-menerus dan terarah. Jemaat memerlukan program khusus pembinaan yang temanya disesuaikan dengan tantangan di sekitarnya. Karenanya GKJ Nehemia dalam rangka pelaksanaan Misi-Strateginya perlu mengetahui dan terlibat dalam perkembangan masyarakat disekitarnya, melihat kecenderungan zaman untuk mengenal tantangan dan peluang. Dan sebagai jemaat yang hidup di dalam masyarakat yang pluralistik perlu terus-menerus membina hubungan dengan kalangan lain. Jemaat yang missioner adalah jemaat yang terus menerus memperluas jangkauan pelayanannya.
Membangun jemaat
Penyiaran merupakan ciri khas agama missioner. Bagi gereja-gereja dilingkungan GKJ tekanan adalah pada penyiaran, sedangkan bertambahnya jumlah penganut sebenarnya bukanlah tujuan, melainkan hasil dari penyiaran. Dari perspektif Kristen pun, bertambahnya jumlah bukanlah tujuan ideal. Karena yang menjadi tujuan ideal adalah iman, apakah seseorang mempercayai Allah sepenuh hati atau hanya formalitas saja. Percaya (iman) bukanlah soal intelektual semata, dan juga tidak harus ditandai dengan masuknya seseorang ke dalam komunitas. Percaya kepada Allah bagi kekristenan adalah karunia; hanya Allah yang mampu membuat orang benar-benar percaya. Oleh sebab itu , penyiaran secara internal adalah bagian dari proses yang terus menerus untuk membangun keimanan.
Peran warga jemaat
Zaman kini adalah zaman keterbukaan; artinya, bagi yang ingin belajar semua tersedia. Tidak ada lagi orang memonopoli pengetahuan. Yang ingin disampaikan disini bahwa di dalam zaman kemajuan ini, kita tidak boleh memandang rendah warga gereja, menganggap mereka tidak tahu apa-apa, sebab kini pengetahuan adalah sesuatu yang terbuka untuk dikuasai. Dengan demikian, aspirasi, partisipasi warga semakin mendesak untuk diperhatikan. Disini diperlukan keterbukaan, kesediaan untuk mendengar dan melibatkan warga di dalam merencanakan dan menjalankan kegiatan.
Sikap terhadap kemiskinan
Tumbuh bersama masyarakat, berarti dialog sangat diperlukan; kita bukan hanya mau mengakui eksistensi orang lain, melainkan mau belajar tentang orang lain. Terhadap masalah kemiskinan, dimana itu merupakan masalah umum Negara kita, bagaimana kita menyikapinya? Kita semua menghendaki terciptanya masyarakat yang sejahtera sehingga kesenjangan sosial-ekonomi, penindasan, korupsi dan berbagai penyakit sosial lainnya, seharusnya menjadi keprihatinan bersama. Kita harus mengarahkan perhatian pada masalah-masalah bersama tanpa harus mengurangi substansi penyiaran dan merendahkan umat beragama lain. Kesadaran terhadap masalah ini adalah kesadaran bahwa kita menghadapi situasi baru yang memerlukan sikap baru pula.
Masyarakat perkotaan
Masyarakat perkotaan membutuhkan pelayanan yang lebih berdaya guna. Orang kota melakukan sesuatu mengacu pada apakah sesuatu itu berguna bagi dirinya. Kita melihat kecenderungan masyarakat lebih menyukai pengkhotbah populer, yang dirasakan lebih mampu memberi khotbah yang menegarkan, gamblang dan mudah dimengerti. Orang tidak suka yang rumit-rumit. Mereka lebih menyukai yang sudah jadi ketimbang disuruh berpikir lama-lama. Hidup di perkotaan berada di dalam suasana persaingan Persaingan yang ketat membuat kehidupan makin serius dan tegang. Orang membutuhkan sokongan, simpati dan penyegaran. Agama masih diperlukan walaupun tidak didorong oleh motivasi religius. Agama lebih ditekankan pada fungsi memberi kedamaian hati, mampu memberikan rasa aman. Karena kehidupan kota banyak menimbulkan konflik batin, maka zaman menuntut warga perkotaan bertindak cepat dan praktis, namun di dalam hati muncul pertanyaan etis, apakah yang dilakukan sesuai dengan moral dan ajaran agama. Jangan sampai karena sadar bahwa kehidupan penuh dengan risiko, maka agama hanya menjadi penyejuk hati. Didalam hal mendengar kotbah, jemaat cenderung mengamati apakah ada yang baru atau tidak. Sebenarnya di balik itu terselip kebutuhan menerima masukan-masukan religius menghadapi arus perubahan sepanjang tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip gereja. Tehnologi merupakan ciri utama masyarakat industri/perkotaan, namun bukan berarti masyarakat tidak membutuhkan persekutuan. Justru persekutuan makin diperlukan tetapi dengan corak yang berbeda. Orang cenderung mencari persekutuan menurut kebutuhannya, bukan sesuatu yang ditentukan oleh ikatan lama. Orang mencari sendiri persekutuan yang dirasakan bermanfaat baginya. Karenanya gereja harus memikirkan bentuk-bentuk pelayanan baru agar kebutuhan masyarakat dalam hal ini dapat terjawab. Apa yang harus kita lakukan, harus dipikirkan bersama dengan jemaat, memanfaatkan warga gereja yang memiliki kharisma tertentu, dan mendayagunakan potensi yang ada pada setiap warga. Disini makin diperlukan ruang bagi partisipasi warga. Wargalah yang paling tahu apa yang mereka perlukan.
Menghadapi globalisasi
Kita mengatakan bahwa globalisasi sebagai proses yang mempengaruhi seluruh dunia. Sejalan dengan globalisasi adalah sistem ekonomi pasar bebas. Manusia menjadi sekedar tenaga kerja atau sumber daya, sedangkan aspek spiritual kemanusiaan diabaikan. Kompetisi lebih penting dibanding koperasi. Didalam kecenderungan yang inherent dengan sistem pasar bebas, banyak orang bukan hanya berdiam diri melainkan melahan mengambil keuntungan langsung atau tidak langsung dari ekonomi pasar bebas sekaligus mengabaikan orang-orang miskin atau yang menjadi miskin karena tidak mampu bersaing. Sebagai akibat lanjutan jurang antara the have dan the have not semakin besar. Gereja yang menyadari bahwa Allah sebagai sumber kehidupan ditantang oleh semangat zaman yang dibawa oleh proses globalisasi tersebut. Segala kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta kesejahteraan patut disyukuri. Firman Tuhan mengingatkan kita bahwa Ia solider terhadap penderitaan orang miskin, karena yang kuat cenderung menindas atau eksploitatif terhadap yang lemah. Karenanya Tuhan mengingatkan sebagaimana tertulis dalam Lukas 1:51-52: “Ia memperlihatkan kuasa-Nya dengan perbuatan tangan-Nya dan mencerai-beraikan orang-orang yang congkak hatinya. Ia menurunkan orang-orang yang berkuasa dari tahtanya dan meninggikan orang-orang yang rendah”. Ini berarti gereja tidak boleh lepas tangan terhadap perkembangan nilai-nilai akibat perubahan-perubahan yang berlangsung di masyarakat. Semoga bermanfaat bagi langkah pelayanan kita tahun ini dan selanjutnya. Tuhan sendiri yang akan menyempurnakannya.Dari beberapa sumber. Depok, 12 Januari 2012.Munari.
Ulang Tahun
Tanggal 1 Januari 2012 Jemaat GKJ Nehemia memperingati Ulang Tahun berdirinya yang ke 41. Telah dirayakan dengan penuh ucapan syukur, sukacita, meriah, meskipun tetap dalam kesederhanaan. Dan yang terpenting semuanya dilakukan dengan penuh kebersamaan. Tema kotbah kebaktian ulang tahun adalah “Menjadi Ahli Waris Yang Bersyukur dan Mempertanggungjawabkan Berkat Tuhan “ (Gal. 4:4-7). Keputusan warga jemaat untuk menjadi jemaat mandiri tahun 1970 adalah keputusan yang kritis pada saat itu, karena disini sangat perlu mempertimbangkan risiko-risiko yang dihadapi sebagai jemaat baru, terutama tanggung jawab untuk menjaga kelangsungan hidup jemaat ini serta pengembangan jemaat. Dan ternyata Allah telah menunjukkan perkenan dan campur tangan-Nya untuk kita boleh berkarya sampai saat ini. Kita harus bersyukur untuk semuanya yang telah kita terima dan dapat kita lakukan dalam bergereja.
Sebagai jemaat, kita adalah ahli waris yang harus meneruskan tugas pewartaan keselamatan, agar damai dan sejahtera terwujud dalam kehidupan nyata sehari-hari. Menjadi ahli waris memang tidak mudah. Kita harus mempertanggungjawabkan harta warisan yang kita terima sebaik-baiknya. Bentuk tanggung jawab sekarang adalah memelihara agar pelayanan kepada warga menjadi semakin baik sehingga GKJ Nehemia keluar mempunyai gaung yang merdu sebagai gereja dengan tujuan hidup untuk menjaga dan meningkatkan kedewasaan iman Kristiani jemaat. Menjadi penting juga tercapainya upaya meningkatkan jumlah warga, meskipun ini bukan yang utama bagi GKJ. Meningkatnya jumlah warga mengindikasikan keberhasilan tugas pewartaan kita. Tuhan telah memberkati dan membekali kita dengan banyak kemampuan dan fasilitas untuk bisa melakukan ini. Usia 41 tahun adalah usia produktif bagi seseorang untuk berkarya. Selamat Ulang Tahun, dan terima kasih kepada Tuhan..
Langkah ke depan
Sebagai wujud nyata dari rasa bersyukur dan terima kasih atas segala berkat yang telah kita terima dari Bapa di surga, maka melanjutkan melaksanakan misi gereja dalam pewartaan berita keselamatan. Tahun 2012 kita telah menetapkan tema pelayanan GKJ Nehemia : “Bertumbuh dan Berbuah Bersama Masyarakat“. Tema pelayanan adalah dasar pijakan untuk kita harus berpikir dan berbuat baik dalam tahun ini maupun tahun-tahun selanjutnya. Agar tema tidak tinggal menjadi tema maka perlu dilaksanakan dalam bentuk pelayanan kepada masyarakat. Masyarakat mempunyai dimensi yang sangat luas. Dan yang pasti perubahan kondisi masyarakat lebih cepat dari pada apa yang dapat kita lakukan. Disini menjadi penting untuk menentukan dimensi mana yang akan menjadi fokus pelayanan kita selanjutnya dikaitkan dengan tema pelayanan 2012 diatas, karena tidak mungkin semua hal kita laksanakan. Dan tentunya tema pelayanan tahun-tahun berikutnya tidak dapat lepas begitu saja dengan tema 2012. Wewenang menentukan fokus mana yang dipilih ada pada Majelis dan para Pengurus gereja. Namun demikian memulai tahun pelayanan ini sebagai “langkah ke depan“, Gembala sesuai dengan tugasnya menyampaikan beberapa hal yang perlu menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan fokus pelayanan tersebut.
Menjalankan Misi-Strategi
Jemaat kita adalah jemaat yang missioner. Karena kita adalah jemaat yang diutus untuk menyatakan keselamatan melalui seluruh kegiatan hidup kita. Kalau jemaat sudah disebut missioner, sekarang tinggal bagaimana mewujudkan sifat itu agar jelas dan dapat dirasakan serta diukur. Menjalankan misi tidak datang dengan sendirinya; ia memerlukan pembinaan khusus secara terus-menerus dan terarah. Jemaat memerlukan program khusus pembinaan yang temanya disesuaikan dengan tantangan di sekitarnya. Karenanya GKJ Nehemia dalam rangka pelaksanaan Misi-Strateginya perlu mengetahui dan terlibat dalam perkembangan masyarakat disekitarnya, melihat kecenderungan zaman untuk mengenal tantangan dan peluang. Dan sebagai jemaat yang hidup di dalam masyarakat yang pluralistik perlu terus-menerus membina hubungan dengan kalangan lain. Jemaat yang missioner adalah jemaat yang terus menerus memperluas jangkauan pelayanannya.
Membangun jemaat
Penyiaran merupakan ciri khas agama missioner. Bagi gereja-gereja dilingkungan GKJ tekanan adalah pada penyiaran, sedangkan bertambahnya jumlah penganut sebenarnya bukanlah tujuan, melainkan hasil dari penyiaran. Dari perspektif Kristen pun, bertambahnya jumlah bukanlah tujuan ideal. Karena yang menjadi tujuan ideal adalah iman, apakah seseorang mempercayai Allah sepenuh hati atau hanya formalitas saja. Percaya (iman) bukanlah soal intelektual semata, dan juga tidak harus ditandai dengan masuknya seseorang ke dalam komunitas. Percaya kepada Allah bagi kekristenan adalah karunia; hanya Allah yang mampu membuat orang benar-benar percaya. Oleh sebab itu , penyiaran secara internal adalah bagian dari proses yang terus menerus untuk membangun keimanan.
Peran warga jemaat
Zaman kini adalah zaman keterbukaan; artinya, bagi yang ingin belajar semua tersedia. Tidak ada lagi orang memonopoli pengetahuan. Yang ingin disampaikan disini bahwa di dalam zaman kemajuan ini, kita tidak boleh memandang rendah warga gereja, menganggap mereka tidak tahu apa-apa, sebab kini pengetahuan adalah sesuatu yang terbuka untuk dikuasai. Dengan demikian, aspirasi, partisipasi warga semakin mendesak untuk diperhatikan. Disini diperlukan keterbukaan, kesediaan untuk mendengar dan melibatkan warga di dalam merencanakan dan menjalankan kegiatan.
Sikap terhadap kemiskinan
Tumbuh bersama masyarakat, berarti dialog sangat diperlukan; kita bukan hanya mau mengakui eksistensi orang lain, melainkan mau belajar tentang orang lain. Terhadap masalah kemiskinan, dimana itu merupakan masalah umum Negara kita, bagaimana kita menyikapinya? Kita semua menghendaki terciptanya masyarakat yang sejahtera sehingga kesenjangan sosial-ekonomi, penindasan, korupsi dan berbagai penyakit sosial lainnya, seharusnya menjadi keprihatinan bersama. Kita harus mengarahkan perhatian pada masalah-masalah bersama tanpa harus mengurangi substansi penyiaran dan merendahkan umat beragama lain. Kesadaran terhadap masalah ini adalah kesadaran bahwa kita menghadapi situasi baru yang memerlukan sikap baru pula.
Masyarakat perkotaan
Masyarakat perkotaan membutuhkan pelayanan yang lebih berdaya guna. Orang kota melakukan sesuatu mengacu pada apakah sesuatu itu berguna bagi dirinya. Kita melihat kecenderungan masyarakat lebih menyukai pengkhotbah populer, yang dirasakan lebih mampu memberi khotbah yang menegarkan, gamblang dan mudah dimengerti. Orang tidak suka yang rumit-rumit. Mereka lebih menyukai yang sudah jadi ketimbang disuruh berpikir lama-lama. Hidup di perkotaan berada di dalam suasana persaingan Persaingan yang ketat membuat kehidupan makin serius dan tegang. Orang membutuhkan sokongan, simpati dan penyegaran. Agama masih diperlukan walaupun tidak didorong oleh motivasi religius. Agama lebih ditekankan pada fungsi memberi kedamaian hati, mampu memberikan rasa aman. Karena kehidupan kota banyak menimbulkan konflik batin, maka zaman menuntut warga perkotaan bertindak cepat dan praktis, namun di dalam hati muncul pertanyaan etis, apakah yang dilakukan sesuai dengan moral dan ajaran agama. Jangan sampai karena sadar bahwa kehidupan penuh dengan risiko, maka agama hanya menjadi penyejuk hati. Didalam hal mendengar kotbah, jemaat cenderung mengamati apakah ada yang baru atau tidak. Sebenarnya di balik itu terselip kebutuhan menerima masukan-masukan religius menghadapi arus perubahan sepanjang tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip gereja. Tehnologi merupakan ciri utama masyarakat industri/perkotaan, namun bukan berarti masyarakat tidak membutuhkan persekutuan. Justru persekutuan makin diperlukan tetapi dengan corak yang berbeda. Orang cenderung mencari persekutuan menurut kebutuhannya, bukan sesuatu yang ditentukan oleh ikatan lama. Orang mencari sendiri persekutuan yang dirasakan bermanfaat baginya. Karenanya gereja harus memikirkan bentuk-bentuk pelayanan baru agar kebutuhan masyarakat dalam hal ini dapat terjawab. Apa yang harus kita lakukan, harus dipikirkan bersama dengan jemaat, memanfaatkan warga gereja yang memiliki kharisma tertentu, dan mendayagunakan potensi yang ada pada setiap warga. Disini makin diperlukan ruang bagi partisipasi warga. Wargalah yang paling tahu apa yang mereka perlukan.
Menghadapi globalisasi
Kita mengatakan bahwa globalisasi sebagai proses yang mempengaruhi seluruh dunia. Sejalan dengan globalisasi adalah sistem ekonomi pasar bebas. Manusia menjadi sekedar tenaga kerja atau sumber daya, sedangkan aspek spiritual kemanusiaan diabaikan. Kompetisi lebih penting dibanding koperasi. Didalam kecenderungan yang inherent dengan sistem pasar bebas, banyak orang bukan hanya berdiam diri melainkan melahan mengambil keuntungan langsung atau tidak langsung dari ekonomi pasar bebas sekaligus mengabaikan orang-orang miskin atau yang menjadi miskin karena tidak mampu bersaing. Sebagai akibat lanjutan jurang antara the have dan the have not semakin besar. Gereja yang menyadari bahwa Allah sebagai sumber kehidupan ditantang oleh semangat zaman yang dibawa oleh proses globalisasi tersebut. Segala kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta kesejahteraan patut disyukuri. Firman Tuhan mengingatkan kita bahwa Ia solider terhadap penderitaan orang miskin, karena yang kuat cenderung menindas atau eksploitatif terhadap yang lemah. Karenanya Tuhan mengingatkan sebagaimana tertulis dalam Lukas 1:51-52: “Ia memperlihatkan kuasa-Nya dengan perbuatan tangan-Nya dan mencerai-beraikan orang-orang yang congkak hatinya. Ia menurunkan orang-orang yang berkuasa dari tahtanya dan meninggikan orang-orang yang rendah”. Ini berarti gereja tidak boleh lepas tangan terhadap perkembangan nilai-nilai akibat perubahan-perubahan yang berlangsung di masyarakat. Semoga bermanfaat bagi langkah pelayanan kita tahun ini dan selanjutnya. Tuhan sendiri yang akan menyempurnakannya.Dari beberapa sumber. Depok, 12 Januari 2012.Munari.
Visi, Misi dan Strategi yang Lebih Fokus dari Gereja

_
Tujuan Gereja adalah untuk
menolong orang-orang percaya, agar mereka tetap dapat mempertahankan imannya,
mampu mengatasi masalah dan penggodaan, sehingga mencapai kesempurnaan
keselamatannya. GKJ menganut System Presbyterial dimana di setiap tempat Gereja
berdiri sendiri, merdeka dan sederajat dan Majelis mempunyai wewenang tertinggi
dalam pemerintahan Gereja dengan Alkitab sebagai Firman Allah merupakan norma
yang paling tinggi, di bawah Alkitab adalah Pokok-pokok Ajaran GKJ, dan yang
terakhir adalah Tata Gereja dan Tata
Laksana GKJ. Karena lokasi dan situasi lingkungan setiap GKJ tidak homogen maka
dalam pelaksanaan tugas panggilan setiap GKJ dapat menyusun visi, misi dan
strategi tersendiri, sehingga dapat mencapai tujuan dan sasaran yang lebih
tepat dan jelas. Atas dasar latar belakang itulah maka dalam tulisan ini akan
dibahas secara singkat judul tersebut di atas. Perlu diawali dengan pengertian
visi, misi, dan strategi yang lebih fokus, dan dapat mendatangkan hikmat Tuhan,
serta arti dari pada bertumbuh dan berbuah. Kritik dan saran yang membangun
sangat dinantikan untuk kelengkapan dan kesempurnaan materi pembasannya.
PENGERTIAN VISI (VISION)
Visi adalah cita-cita atau impian yang akan dicapai di masa depan untuk menjamin kelestarian dan kesuksesan jangka panjang. Visi yang efektif anatara lain harus memiliki karakteristik seperti : 1 Imagible (dapat dibayangkan), 2 Desireable (menarik), 3 Feasible (realistiis dan dapat dicapai), 4 Focus (jela), 5 Flexible (aspiratif), dan 6 Communicable (mudah dipahami). Visi bagi pribadi, perusahaan, organisasi dan gereja dapat digunakan sebagai : 1 Penyatuan tujuan, arah dan sasaran yang hendak dicapai, 2 Dasar untuk pemenfaatan dan alokasi sumber daya serta pengendaliannya, 3 Pembentuk dan pembangun budaya kerja (work culture).
VISI ALLAH MENCIIPTAKAN SORGA, ALAM SEMESTA DAN MANUSIA
Alkitab menjelaskan bahwa Allah menciptakan sorga, alam semesta dan manusia menurut gambarNya untuk memerintah atas bumi dan menaklukannya serta berkuasa atasnya. (Kej 1 : 26-28), Manusia telah diberikan kelahiran baru oleh Allah supaya boleh memerintah dalam kehidupan, dengan demikian membawa kehendak Allah untuk dilaksanakan di bumi. Alasan utama mengapa Allah memberikan karunia dan talenta kepada manusia adalah supaya kita dapat menggunakan itu untuk tujuan mendirikan Kerajaan Allah.
PENGERTIAN MISI (MISSION)
Misi (mission) adalah apa sebabnya kita ada (why we exist / what we believe we can do). Menurut Wheelen, misi merupakan rangkaian kalimat yang menyatakan tujuan atau alasan eksistensi kita / Gereja yang memuat apa yang disediakan oleh kita / Gereja kepada warga / pemangku kepentingan dan masyarakat berupa pelayanan rohani maupum jasmani.Pernyataan misi merupakan sebuah kompas yang membantu untuk menemukan arah dan menunjukkan jalan yang tepat dalam wilayah pelayanan kita. Tujuan dari pernyataan misi adalah mengkomunikasikan kepada pemangku kepentingan dan warga, rangkaian kalimat dalam misi sebaiknya dinyatakan dalam satu bahasa dan komitmen yang dapat dimengerti dan dirasakan relevansinya oleh semua pihak yang terkait. Untuk menjamin bahwa misi yang telah dicanangkan merupakan misi yang bagus, misi tersebut harus : 1 Cukup luas untuk dapat diterapkan selama beberapa tahun sejak saat dicanangkan. 2 Cukup spesifik untuk mengkomunikasikan arah. 3 Fokus pada kompetensi atau kemampuan yang kita miliki dan 4 Bebas dari jargon dan kata-kata yang tidak bermakna.
STRATEGI (STRATEGY)
Strategi (strategy) menurut Quinn (1991) adalah suatu pola atau gagasan/ rencana yang mengintegrasikan sasaran (goals), kebijakan (polcies) dan tindakan (action plan) ke dalam suatu kesatuan terpadu yang tak terpishkan (cohesive whole). Anthony dan Govindarajan (1995) juga menambahkan bahwa perencanaan strategic merupakan suatu proses manajemen yang sitematis yang didefinisikan sebagai proses pengambilan keputusan atas program-program yang akan dilaksanakan oleh komunitas dan perkiraan sumbar daya yang akan dialokasikan dalam setiap program selama beberapa tahun mendatang. Hasil keluarandari proses tersebut adalah rencana atau keputusan strategi.
Hubungan antara perumusan Visi dan Strategi suatu komunitas.
Setelah visi dirumuskan maka seluruh strategi komunitas harus mengacu pada visi tersebut dan tidak boleh dibalik, strategi dulu yang disusun duluan baru visi belakangan. Sebab hal ini dikhawatirkan strategi tidak akan efektif karena komitmen dan arah tujuan seluruh warga dalam komunitas berbeda dan terkotak-kotak dalam functional structure. Dalam menkomunikasikan visi peran leadership sangat menentukan.
Cara leadership dalam mengkomunikasikan visi
Leadership dalam mengkomunikasikan visi dapat melalui : 1 Education (menumbuhkan pemahaman terhadap visi). 2 Authentication (menumbuhkan keyakinan kepada semua pihak bahwa “ satunya kata dengan perbuatan). 3 Motivation (menumbuhkan kemauan dari dalam diri setiap warga terutama pelaksana / pegawai untuk berperilaku sesuai denag tujuan komunitas kita / gereja).
Pengertian dari fokus
Fokus berarti setiap pemangku kepentingan terutama warga dan para pelaksana program (pegawai), untuk tetap harus memandang tujuan awal sebagai titik pusat perhatian kita dan setiap langkah kita harus efektif, tepat guna dan menghindari pemborosan energi, biaya, tenaga, waktu dan pikiran kita, dan itu memerlukan hikmat dari Tuhan.
Pengertian dari hikmat
Hikmat terdiri dari semua pewahyuan berharga yang Allah berikan kepada orang-orang sehingga mereka boleh menemukan jalan menuju dan diperlengkapi untuk mendirikan Kerjaan Allah. Hikmat adalah sarana Allah bagi Gereja untuk mengubah dunia. Tanpa hikmat Allah, tidak mungkin ada kebenaran. Hanya karena himatlah, keadilan ditetapkan. Hikmat adalah senjata utama Allah, dan senjata Gereja akan bersinar atas bumi ini.
HAKEKAT GEREJA
Gereja merupakan umat milik Tuhan yang baru, kudus dan benar, yang telah dipanggil dari semua beangsa-bangsa dan merupakan persektuan orang-orang percaya dari segala zaman dan segala tempat yang telah didamaikan dan dipersekutukan kembali dengan Tuhan oleh karena Yesus Kristus, dan sebagai tubuh Kristus, diberi tugas untuk bersaksi, melayani dan mensyukuri segala kebaikan Tuhan kepada dunia ini (I Pet 2 : 9).
VISI, MISI DAN STRATEGI YANG LEBIH FOKUS DARI GEREJA
Studi kasus Visi GKJ Nehemia
Visi GKJ Nehemia : “Menjadi Gereja yang bersekutu dan melayani untuk bersaksi ikut menghadirkan Langit dan Bumi Baru”. Secara makna dan tujuan visi ini sudah bagus dan merupakan visi utama, dipetik dari Wahyu 21 : 1, dan untuk pencapaiannya perlu tahapan-tahapan yang harus dirinci sehingga memenuhi karakteristik visi (dapat dibayangkan, menarik, realistis / dapat dicapai, fokus, aspiratif, dan mudah dipahami). Peranan leadership dalam mengkomunikasikan visi sangat diperlukan, bahkan komunikasi misi dan strategi lebih sering dari pada komunikasi visi, sehingga visi kurang dikenal oleh warga, akibatnya misi dan strategi kurang nyambung dengan visi. Untuk memudahkan warga lebih mengenal visi maka perlu ditambahkan penjelasan sehingga menjadi : “Menjadi Gereja yang bersekutu dan melayani untuk bersaksi ikut menghadirkan Langit dan Bumi Baru (Kerajaan Allah). Kerajaan Allah merupakan penjelasan / rincian dari pada Langit dan Bumi Baru, Kerajaan Allah (kebenaran, damai sejahtera dan suka cita oleh Roh Kudus).
Studi kasus Misi GKJ Nehemia
Tahun 2010 : “Bertumbuh dan Berbuah bersama keluarga”, Tahun 2011 : “Bertumbuh dan Berbuah bersama jemaat”, Tahun 2012 : “Bertmbuh dan Berbuah bersama masyarakat.” Dari ketiga misi dalam tiga tahun ini penekanan bertumbuh dan berbuah lebih dominan, oleh karena itu perlu sedikit dibahas mengenai bertumbuh dan berbuah.
Bertumbuh. dan berbuah
“Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia akan berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa” (Yoh 15 : 5). Tuhan ingin kita menjadi orang Kristen yang berbuah dan harus menjadi berkat bagi orang lain. Karena kalau kita berbuah berarti suatu tanda ada kehidupan,tanda pertumbuhan, tanda kematangan, dan kita harus tinggal di dalam Tuhan, setia dalam persekutuan, ibadah terutama mengikuti sakamen Perjamuan Kudus.
Monitoring dan Evaluasi dalam Perjamuan Kudus
Setiap sakramen Perjamuan Kudus, peserta mengisi kartu keikutsertaan dalam sakramen, dan itu merupakan data yang sangat berharga bagi majelis dan diaken untuk mengadakan monitoring dan evaluasi dalam menolong orang-orang percaya agar mereka tetap dapat mempertahankan imannya dan mampu mengatasi atas penggodaan, sehingga mencapai kesempurnaan keselamatannya.
HIKMAT DAN VISI
“Berbahagialah yang mendapat hikmat, orang yang memperoleh pengertian, karena keuntungannya melebihi keuntungan perak, dan hasilnya melebihi emas, Ia lebih berharga dari pada permata, apa pun yang kauinginkan, tidak dapat menyamainya.” (Ams 3 : 13 – 15). Hikmat mengijinkan kita untuk melihat dan membayangkan dalam pikran dan hati kita akan hal-hal yang Allah lihat, sebelum kita mewujudkan menjadi kenyataan. Sehingga untuk menetapkan visi, perlu kita mohon pimpinan Tuhan untuk memperoleh hikmat agar visi kita sesuai dengan rencana Allah, diperlukan Gereja dan kita harus hidup berpusat pada Kristus.
HIDUP BERPUSAT PADA KRISTUS
“Setiap orang yang menaruh pengharapan itu kepadaNya, menyucikan diri sama seperti Dia yang adalah suci” (1 Yoh 3 : 3), kesucian hanya dapat kita capai jika kita hidup berpusat Kristus, sehingga kita menjadi serupa dengan Dia, mentaati kehendakNya, dan karakter kita dibentuk semakin indah, ada tujuh karakter yang harus kita miliki yaitu: pertama belas kasihan berarti kepedulian kepada sesama, kedua : murah hati berarti memberi dengan tulus, ketiga rendah hati sehingga tidak mementingkan diri sendiri, keempat lemah lembut berarti penuh kasih tetapi tegas dan disiplin, kelima sabar berarti lambat untuk marah dan cepat mengampuni,keenam tidak mendendam berarti tidak menyimpan kesalahan orang lain, dan ketujuh adalah kasih yang merupakan sifat Kristus yang harus kita miliki. hanya dapat kita capai dengan pertolongan Roh Kudus.
Pertolongan Roh Kudus
Kita dapat hidup berpusat pada Kristus kalau memperoleh pertolongan Roh Kudus. Roh Allah (nafas Yang Maha Kuasa) mentransfer pengetahuan, pengertian dan kekuatan Ilahi kepada roh manusia sehingga kita dimampukan menjadi serupa dengan Kristus karena hubungan dua arah antara manusia dan Penciptanya telah dibangun kembali atas pengudusan darah Kristus yang telah tertumpah di kayu salib.
Sasaran yang fokus disesuaikan dengan situasi dimana Gereja berada
System Presbeterial yang dianut GKJ dapat lebih memungkinkan setiap Gereja memiliki aneka ragam fokus dari visi, misi dan strategi disesuaikan dengan kondisi setempat, karena tiap GKJ berdiri sendiri, merdeka dan sederajad. Majelis memiliki wewenang tertinggi dalam pemerintahan Gereja. Akan sangat baik kalau visi, misi dan strategi yang telah dicanangkan secara periodik dimonitor dan dievaluasi sehingga dapat dikembangkan, warga dan lingkungan serta kondisi masyarakat pada umumnya memperoleh berkat atas pelayanan kita, damai sejahtera yang berarti terpeliharaya secara sempurna tubuh, jiwa dan roh menjadi nyata. Amin. JS/PI.
PENGERTIAN VISI (VISION)
Visi adalah cita-cita atau impian yang akan dicapai di masa depan untuk menjamin kelestarian dan kesuksesan jangka panjang. Visi yang efektif anatara lain harus memiliki karakteristik seperti : 1 Imagible (dapat dibayangkan), 2 Desireable (menarik), 3 Feasible (realistiis dan dapat dicapai), 4 Focus (jela), 5 Flexible (aspiratif), dan 6 Communicable (mudah dipahami). Visi bagi pribadi, perusahaan, organisasi dan gereja dapat digunakan sebagai : 1 Penyatuan tujuan, arah dan sasaran yang hendak dicapai, 2 Dasar untuk pemenfaatan dan alokasi sumber daya serta pengendaliannya, 3 Pembentuk dan pembangun budaya kerja (work culture).
VISI ALLAH MENCIIPTAKAN SORGA, ALAM SEMESTA DAN MANUSIA
Alkitab menjelaskan bahwa Allah menciptakan sorga, alam semesta dan manusia menurut gambarNya untuk memerintah atas bumi dan menaklukannya serta berkuasa atasnya. (Kej 1 : 26-28), Manusia telah diberikan kelahiran baru oleh Allah supaya boleh memerintah dalam kehidupan, dengan demikian membawa kehendak Allah untuk dilaksanakan di bumi. Alasan utama mengapa Allah memberikan karunia dan talenta kepada manusia adalah supaya kita dapat menggunakan itu untuk tujuan mendirikan Kerajaan Allah.
PENGERTIAN MISI (MISSION)
Misi (mission) adalah apa sebabnya kita ada (why we exist / what we believe we can do). Menurut Wheelen, misi merupakan rangkaian kalimat yang menyatakan tujuan atau alasan eksistensi kita / Gereja yang memuat apa yang disediakan oleh kita / Gereja kepada warga / pemangku kepentingan dan masyarakat berupa pelayanan rohani maupum jasmani.Pernyataan misi merupakan sebuah kompas yang membantu untuk menemukan arah dan menunjukkan jalan yang tepat dalam wilayah pelayanan kita. Tujuan dari pernyataan misi adalah mengkomunikasikan kepada pemangku kepentingan dan warga, rangkaian kalimat dalam misi sebaiknya dinyatakan dalam satu bahasa dan komitmen yang dapat dimengerti dan dirasakan relevansinya oleh semua pihak yang terkait. Untuk menjamin bahwa misi yang telah dicanangkan merupakan misi yang bagus, misi tersebut harus : 1 Cukup luas untuk dapat diterapkan selama beberapa tahun sejak saat dicanangkan. 2 Cukup spesifik untuk mengkomunikasikan arah. 3 Fokus pada kompetensi atau kemampuan yang kita miliki dan 4 Bebas dari jargon dan kata-kata yang tidak bermakna.
STRATEGI (STRATEGY)
Strategi (strategy) menurut Quinn (1991) adalah suatu pola atau gagasan/ rencana yang mengintegrasikan sasaran (goals), kebijakan (polcies) dan tindakan (action plan) ke dalam suatu kesatuan terpadu yang tak terpishkan (cohesive whole). Anthony dan Govindarajan (1995) juga menambahkan bahwa perencanaan strategic merupakan suatu proses manajemen yang sitematis yang didefinisikan sebagai proses pengambilan keputusan atas program-program yang akan dilaksanakan oleh komunitas dan perkiraan sumbar daya yang akan dialokasikan dalam setiap program selama beberapa tahun mendatang. Hasil keluarandari proses tersebut adalah rencana atau keputusan strategi.
Hubungan antara perumusan Visi dan Strategi suatu komunitas.
Setelah visi dirumuskan maka seluruh strategi komunitas harus mengacu pada visi tersebut dan tidak boleh dibalik, strategi dulu yang disusun duluan baru visi belakangan. Sebab hal ini dikhawatirkan strategi tidak akan efektif karena komitmen dan arah tujuan seluruh warga dalam komunitas berbeda dan terkotak-kotak dalam functional structure. Dalam menkomunikasikan visi peran leadership sangat menentukan.
Cara leadership dalam mengkomunikasikan visi
Leadership dalam mengkomunikasikan visi dapat melalui : 1 Education (menumbuhkan pemahaman terhadap visi). 2 Authentication (menumbuhkan keyakinan kepada semua pihak bahwa “ satunya kata dengan perbuatan). 3 Motivation (menumbuhkan kemauan dari dalam diri setiap warga terutama pelaksana / pegawai untuk berperilaku sesuai denag tujuan komunitas kita / gereja).
Pengertian dari fokus
Fokus berarti setiap pemangku kepentingan terutama warga dan para pelaksana program (pegawai), untuk tetap harus memandang tujuan awal sebagai titik pusat perhatian kita dan setiap langkah kita harus efektif, tepat guna dan menghindari pemborosan energi, biaya, tenaga, waktu dan pikiran kita, dan itu memerlukan hikmat dari Tuhan.
Pengertian dari hikmat
Hikmat terdiri dari semua pewahyuan berharga yang Allah berikan kepada orang-orang sehingga mereka boleh menemukan jalan menuju dan diperlengkapi untuk mendirikan Kerjaan Allah. Hikmat adalah sarana Allah bagi Gereja untuk mengubah dunia. Tanpa hikmat Allah, tidak mungkin ada kebenaran. Hanya karena himatlah, keadilan ditetapkan. Hikmat adalah senjata utama Allah, dan senjata Gereja akan bersinar atas bumi ini.
HAKEKAT GEREJA
Gereja merupakan umat milik Tuhan yang baru, kudus dan benar, yang telah dipanggil dari semua beangsa-bangsa dan merupakan persektuan orang-orang percaya dari segala zaman dan segala tempat yang telah didamaikan dan dipersekutukan kembali dengan Tuhan oleh karena Yesus Kristus, dan sebagai tubuh Kristus, diberi tugas untuk bersaksi, melayani dan mensyukuri segala kebaikan Tuhan kepada dunia ini (I Pet 2 : 9).
VISI, MISI DAN STRATEGI YANG LEBIH FOKUS DARI GEREJA
Studi kasus Visi GKJ Nehemia
Visi GKJ Nehemia : “Menjadi Gereja yang bersekutu dan melayani untuk bersaksi ikut menghadirkan Langit dan Bumi Baru”. Secara makna dan tujuan visi ini sudah bagus dan merupakan visi utama, dipetik dari Wahyu 21 : 1, dan untuk pencapaiannya perlu tahapan-tahapan yang harus dirinci sehingga memenuhi karakteristik visi (dapat dibayangkan, menarik, realistis / dapat dicapai, fokus, aspiratif, dan mudah dipahami). Peranan leadership dalam mengkomunikasikan visi sangat diperlukan, bahkan komunikasi misi dan strategi lebih sering dari pada komunikasi visi, sehingga visi kurang dikenal oleh warga, akibatnya misi dan strategi kurang nyambung dengan visi. Untuk memudahkan warga lebih mengenal visi maka perlu ditambahkan penjelasan sehingga menjadi : “Menjadi Gereja yang bersekutu dan melayani untuk bersaksi ikut menghadirkan Langit dan Bumi Baru (Kerajaan Allah). Kerajaan Allah merupakan penjelasan / rincian dari pada Langit dan Bumi Baru, Kerajaan Allah (kebenaran, damai sejahtera dan suka cita oleh Roh Kudus).
Studi kasus Misi GKJ Nehemia
Tahun 2010 : “Bertumbuh dan Berbuah bersama keluarga”, Tahun 2011 : “Bertumbuh dan Berbuah bersama jemaat”, Tahun 2012 : “Bertmbuh dan Berbuah bersama masyarakat.” Dari ketiga misi dalam tiga tahun ini penekanan bertumbuh dan berbuah lebih dominan, oleh karena itu perlu sedikit dibahas mengenai bertumbuh dan berbuah.
Bertumbuh. dan berbuah
“Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia akan berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa” (Yoh 15 : 5). Tuhan ingin kita menjadi orang Kristen yang berbuah dan harus menjadi berkat bagi orang lain. Karena kalau kita berbuah berarti suatu tanda ada kehidupan,tanda pertumbuhan, tanda kematangan, dan kita harus tinggal di dalam Tuhan, setia dalam persekutuan, ibadah terutama mengikuti sakamen Perjamuan Kudus.
Monitoring dan Evaluasi dalam Perjamuan Kudus
Setiap sakramen Perjamuan Kudus, peserta mengisi kartu keikutsertaan dalam sakramen, dan itu merupakan data yang sangat berharga bagi majelis dan diaken untuk mengadakan monitoring dan evaluasi dalam menolong orang-orang percaya agar mereka tetap dapat mempertahankan imannya dan mampu mengatasi atas penggodaan, sehingga mencapai kesempurnaan keselamatannya.
HIKMAT DAN VISI
“Berbahagialah yang mendapat hikmat, orang yang memperoleh pengertian, karena keuntungannya melebihi keuntungan perak, dan hasilnya melebihi emas, Ia lebih berharga dari pada permata, apa pun yang kauinginkan, tidak dapat menyamainya.” (Ams 3 : 13 – 15). Hikmat mengijinkan kita untuk melihat dan membayangkan dalam pikran dan hati kita akan hal-hal yang Allah lihat, sebelum kita mewujudkan menjadi kenyataan. Sehingga untuk menetapkan visi, perlu kita mohon pimpinan Tuhan untuk memperoleh hikmat agar visi kita sesuai dengan rencana Allah, diperlukan Gereja dan kita harus hidup berpusat pada Kristus.
HIDUP BERPUSAT PADA KRISTUS
“Setiap orang yang menaruh pengharapan itu kepadaNya, menyucikan diri sama seperti Dia yang adalah suci” (1 Yoh 3 : 3), kesucian hanya dapat kita capai jika kita hidup berpusat Kristus, sehingga kita menjadi serupa dengan Dia, mentaati kehendakNya, dan karakter kita dibentuk semakin indah, ada tujuh karakter yang harus kita miliki yaitu: pertama belas kasihan berarti kepedulian kepada sesama, kedua : murah hati berarti memberi dengan tulus, ketiga rendah hati sehingga tidak mementingkan diri sendiri, keempat lemah lembut berarti penuh kasih tetapi tegas dan disiplin, kelima sabar berarti lambat untuk marah dan cepat mengampuni,keenam tidak mendendam berarti tidak menyimpan kesalahan orang lain, dan ketujuh adalah kasih yang merupakan sifat Kristus yang harus kita miliki. hanya dapat kita capai dengan pertolongan Roh Kudus.
Pertolongan Roh Kudus
Kita dapat hidup berpusat pada Kristus kalau memperoleh pertolongan Roh Kudus. Roh Allah (nafas Yang Maha Kuasa) mentransfer pengetahuan, pengertian dan kekuatan Ilahi kepada roh manusia sehingga kita dimampukan menjadi serupa dengan Kristus karena hubungan dua arah antara manusia dan Penciptanya telah dibangun kembali atas pengudusan darah Kristus yang telah tertumpah di kayu salib.
Sasaran yang fokus disesuaikan dengan situasi dimana Gereja berada
System Presbeterial yang dianut GKJ dapat lebih memungkinkan setiap Gereja memiliki aneka ragam fokus dari visi, misi dan strategi disesuaikan dengan kondisi setempat, karena tiap GKJ berdiri sendiri, merdeka dan sederajad. Majelis memiliki wewenang tertinggi dalam pemerintahan Gereja. Akan sangat baik kalau visi, misi dan strategi yang telah dicanangkan secara periodik dimonitor dan dievaluasi sehingga dapat dikembangkan, warga dan lingkungan serta kondisi masyarakat pada umumnya memperoleh berkat atas pelayanan kita, damai sejahtera yang berarti terpeliharaya secara sempurna tubuh, jiwa dan roh menjadi nyata. Amin. JS/PI.
Gereja adalah Tubuh Kristus

_
Gereja bukan suatu organisasi, tetapi gereja
adalah suatu organisme: satu anggota menderita, semua turut menderita, satu
anggota dihormati semua anggota bersuka cita. (I Kor. 12:26).
Iblis Ahli Putar-Balik
Salah satu keahlian Iblis adalah memutar balikkan firman Tuhan. ”Semua pohon dalam taman ini jangan kamu makan buahnya, bukan?” (Kej. 3:1) kata Iblis kepada perempuan itu. Padahal Tuhan mengijinkan semua pohon-pohon dalam taman itu boleh dimakan buahnya, kecuali buah pohon yang di tengah taman. “Sekali-kali kamu tidak akan mati, tetapi justru engkau akan menjadi sama dengan Allah.” (Kej. 3:4,5). Kerja sang ahli putar-balik ini terus berlangsung dari dulu sampai sekarang, hobynya menggoda manusia, supaya melawan Tuhan. Hal ini juga dilakukan Iblis di gereja, sehingga gereja yang seharusnya menjadi satu tubuh, bukan terpecah-pecah, satu kesatuan yang terikat dalam Kasih, menjadi suatu organisasi yang dari luar kelihatannya canggih dan profesional tetapi di dalamnya keropos. Masing-masing anggota memikirkan kepentingannya sendiri-sendiri, tidak bisa meneladani apa yang dilakukan oleh ”Orang Samaria yang murah hati.“ Kalau hal-hal seperti ini dibiarkan, maka pekerjaan Iblis akan berhasil dan para anggota Majelis Jemaat akan ”kisruh” dan rapat-rapatnya akan sampai pagi – meeting terus, kapan perkunjungan jemaatnya? Sebagai dampak selanjutnya adalah jemaat akan meneladani Majelisnya, ”tawuran”; Yang berbeda adalah musuh ! Gereja harus waspada, perkuat kedalam, MJ maupun jemaatnya. Jangan beri kesempatan Iblis datang untuk menggodanya. Kalau sudah solid, baru dipikirkan langkah ke depannya, yaitu harus sesuai dengan Visi Allah (Vissio Dei): menjadi makin serupa dengan Dia.
Langkah Ke Depan Bersama Siapa?
Kalau kita berhasil mengatasi suatu masalah yang berat dengan sukses, kita tergoda untuk menjadi sombong, seakan-akan semua itu hasil kerja keras kita sendiri. Padahal Allah kita itu sangat peduli kepada kita dan selalu bekerja untuk kebaikan kita setiap saat. (Rm. 8:28). Dengan mengklaim itu hasil kesuksesan kita, maka kita telah membuka pintu bagi Iblis untuk menjadi penasihat MJ di gereja. Apakah langkah ke depan itu untuk meningkatkan jumlah jemaat, untuk meningkatkan Dana Abadi supaya aman? Semuanya itu tentu tidaklah buruk, tetapi kalau tidak sesuai dengan Visi Allah, maka langkah ke depan itu akan menjadi langkah yang semu walaupun dari luar kelihatannya bagus. Mengapa? Karena ada ’penumpang gelapnya’ yaitu Iblis, sang ahli putar-balik, yang akan selalu ’mengompori’ kita, dengan dalih demi keamanan, tetapi sebenarnya adalah rasa kekuatiran kita akan pemeliharaan Allah. Pada kebaktian Tahun Baru dan HUT GKJN ke-41, Teater EMJI telah menyinggung juga adanya ’penumpang gelap’ dalam ”high-tech”, karena dengan meninggalkan Alkitab dan beralih ke I-Pod , demi kemajuan dan demi kenyamanan dalam membaca Alkitab, akan ada tantangan baru atau godaan baru dari sang ’penumpang gelap’, yaitu sambil mendengarkan khotbah Bapak Pendeta, sambil main game! Wah-wah, lha kok seperti anggota DPR saja, sambil mengikuti sidang, sambil melihat tampilan-tampilan yang aduhai, gaya Bhetseba!Jadi kalau gereja mau melangkah ke depan di jalan yang benar ya harus bersama Kristus, tidak boleh ada ’penumpang gelapnya’. Dengan Kristus sebagai penasihat MJ, maka MJ akan selalu dapat menggembalakan jemaat dengan baik dan benar, sehingga jemaat tidak berjalan menurut nasihat orang jahat, tidak berdiri di jalan orang berdosa dan tidak duduk dalam kumpulan para pencemooh. Tetapi kesukaan jemaat adalah firman Tuhan dan merenungkannya siang dan malam. Maka jemaat seperti ini adalah seperti pohon yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya dan yang tidak layu daunnya, apa saja yang diperbuatnya berhasil. Pokoknya janji Allah dalam Mazmur 1 digenapi oleh Tuhan.
Kado Istimewa HUT
Pada ulang tahun GKJ Nehemia yang ke-41 ini, sebenarnya sudah tersirat dari sambutan ketua MJ, Bp. Pdt. Lusindo Tobing, pada acara HUT di gereja, apa kado istimewa yang dianugerahkan Tuhan Yesus bagi jemaatnya?
Apa itu?
Apa gereja yang megah?
Apa baptisan masal 3.000 orang seperti pada Kisah Para Rasul 2:41?
Apa dana Abadi sebesar Rp. 100 milyar?
Bukan!
Ternyata hadiahnya adalah Amanat Agung.
“Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.” (Mat. 28:19, 20).
Itu adalah kado HUT yang sangat istimewa. Mengapa? Karena jemaat GKJ Nehemia makin hari akan makin serupa dengan Dia. Dan inilah penggenapan dari Visi Allah (Vissio Dei) itu yang dapat dijabarkan bukan hanya di dalam kehidupan bergereja, tetapi juga di dalam kehidupan sehari-hari dalam keluarga.
Lihatlah pasangan itu!
Walaupun rambut mereka sudah “nyambel wijèn” alias dua warna, karena dimakan usia, tetapi mereka malah semakin mesra!
SELAMAT HUT KE-41 !
Selamat Melangkah ke Depan
Bersama Kristus – Rasakan Kenikmatannya
Iblis Ahli Putar-Balik
Salah satu keahlian Iblis adalah memutar balikkan firman Tuhan. ”Semua pohon dalam taman ini jangan kamu makan buahnya, bukan?” (Kej. 3:1) kata Iblis kepada perempuan itu. Padahal Tuhan mengijinkan semua pohon-pohon dalam taman itu boleh dimakan buahnya, kecuali buah pohon yang di tengah taman. “Sekali-kali kamu tidak akan mati, tetapi justru engkau akan menjadi sama dengan Allah.” (Kej. 3:4,5). Kerja sang ahli putar-balik ini terus berlangsung dari dulu sampai sekarang, hobynya menggoda manusia, supaya melawan Tuhan. Hal ini juga dilakukan Iblis di gereja, sehingga gereja yang seharusnya menjadi satu tubuh, bukan terpecah-pecah, satu kesatuan yang terikat dalam Kasih, menjadi suatu organisasi yang dari luar kelihatannya canggih dan profesional tetapi di dalamnya keropos. Masing-masing anggota memikirkan kepentingannya sendiri-sendiri, tidak bisa meneladani apa yang dilakukan oleh ”Orang Samaria yang murah hati.“ Kalau hal-hal seperti ini dibiarkan, maka pekerjaan Iblis akan berhasil dan para anggota Majelis Jemaat akan ”kisruh” dan rapat-rapatnya akan sampai pagi – meeting terus, kapan perkunjungan jemaatnya? Sebagai dampak selanjutnya adalah jemaat akan meneladani Majelisnya, ”tawuran”; Yang berbeda adalah musuh ! Gereja harus waspada, perkuat kedalam, MJ maupun jemaatnya. Jangan beri kesempatan Iblis datang untuk menggodanya. Kalau sudah solid, baru dipikirkan langkah ke depannya, yaitu harus sesuai dengan Visi Allah (Vissio Dei): menjadi makin serupa dengan Dia.
Langkah Ke Depan Bersama Siapa?
Kalau kita berhasil mengatasi suatu masalah yang berat dengan sukses, kita tergoda untuk menjadi sombong, seakan-akan semua itu hasil kerja keras kita sendiri. Padahal Allah kita itu sangat peduli kepada kita dan selalu bekerja untuk kebaikan kita setiap saat. (Rm. 8:28). Dengan mengklaim itu hasil kesuksesan kita, maka kita telah membuka pintu bagi Iblis untuk menjadi penasihat MJ di gereja. Apakah langkah ke depan itu untuk meningkatkan jumlah jemaat, untuk meningkatkan Dana Abadi supaya aman? Semuanya itu tentu tidaklah buruk, tetapi kalau tidak sesuai dengan Visi Allah, maka langkah ke depan itu akan menjadi langkah yang semu walaupun dari luar kelihatannya bagus. Mengapa? Karena ada ’penumpang gelapnya’ yaitu Iblis, sang ahli putar-balik, yang akan selalu ’mengompori’ kita, dengan dalih demi keamanan, tetapi sebenarnya adalah rasa kekuatiran kita akan pemeliharaan Allah. Pada kebaktian Tahun Baru dan HUT GKJN ke-41, Teater EMJI telah menyinggung juga adanya ’penumpang gelap’ dalam ”high-tech”, karena dengan meninggalkan Alkitab dan beralih ke I-Pod , demi kemajuan dan demi kenyamanan dalam membaca Alkitab, akan ada tantangan baru atau godaan baru dari sang ’penumpang gelap’, yaitu sambil mendengarkan khotbah Bapak Pendeta, sambil main game! Wah-wah, lha kok seperti anggota DPR saja, sambil mengikuti sidang, sambil melihat tampilan-tampilan yang aduhai, gaya Bhetseba!Jadi kalau gereja mau melangkah ke depan di jalan yang benar ya harus bersama Kristus, tidak boleh ada ’penumpang gelapnya’. Dengan Kristus sebagai penasihat MJ, maka MJ akan selalu dapat menggembalakan jemaat dengan baik dan benar, sehingga jemaat tidak berjalan menurut nasihat orang jahat, tidak berdiri di jalan orang berdosa dan tidak duduk dalam kumpulan para pencemooh. Tetapi kesukaan jemaat adalah firman Tuhan dan merenungkannya siang dan malam. Maka jemaat seperti ini adalah seperti pohon yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya dan yang tidak layu daunnya, apa saja yang diperbuatnya berhasil. Pokoknya janji Allah dalam Mazmur 1 digenapi oleh Tuhan.
Kado Istimewa HUT
Pada ulang tahun GKJ Nehemia yang ke-41 ini, sebenarnya sudah tersirat dari sambutan ketua MJ, Bp. Pdt. Lusindo Tobing, pada acara HUT di gereja, apa kado istimewa yang dianugerahkan Tuhan Yesus bagi jemaatnya?
Apa itu?
Apa gereja yang megah?
Apa baptisan masal 3.000 orang seperti pada Kisah Para Rasul 2:41?
Apa dana Abadi sebesar Rp. 100 milyar?
Bukan!
Ternyata hadiahnya adalah Amanat Agung.
“Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.” (Mat. 28:19, 20).
Itu adalah kado HUT yang sangat istimewa. Mengapa? Karena jemaat GKJ Nehemia makin hari akan makin serupa dengan Dia. Dan inilah penggenapan dari Visi Allah (Vissio Dei) itu yang dapat dijabarkan bukan hanya di dalam kehidupan bergereja, tetapi juga di dalam kehidupan sehari-hari dalam keluarga.
Lihatlah pasangan itu!
Walaupun rambut mereka sudah “nyambel wijèn” alias dua warna, karena dimakan usia, tetapi mereka malah semakin mesra!
SELAMAT HUT KE-41 !
Selamat Melangkah ke Depan
Bersama Kristus – Rasakan Kenikmatannya
_Natal di Kinasih

_ Natal di Kinasih. Saat Keluarga Wilayah Pondok
Cabe
Merayakan di Tengah
Retreat
Merayakan Natal bisa bermacam-macam cara. Wilayah Pondok Cabe termasuk salah satu wilayah di GKJ Nehemia, Lebak Bulus, yang merayakan Natal 2011 dengan cara berbeda dengan wilayah lainnya. Kalau banyak wilayah merayakan Natal di lingkungan Gedung Gereja GKJ Nehemia, maka Natal 2011 Wilayah Pondok Cabe dirayakan di tengah-tengah suasana retreat bersama dengan hampir seluruh anggota keluarga Pondok Cabe di luar gereja. Retreat untuk merayakan Natal diadakan dua hari pada hari Sabtu-Minggu, tanggal 10-11 Desember 2011. Tempatnya di Kinasih, Conference, Outbond & Resort di Jalan Raya Tapos Cimanggis Depok, Jawa Barat. Kebaktian Natal-nya sendiri dilakukan pada Sabtu malam, yang dipimpin Pendeta Agus Hendratmo. Sedangkan perayaan Natal-nya diselenggarakan setelah kebaktian Natal, dengan pengisi acara Kentrung Rohani Seruni, Paduan Suara Wilayah Pondok Cabe, nyanyian tunggal oleh Eileen Agus Yulianto dan drama Natal yang dimainkan anak-anak Sekolah Minggu. Mereka anak-anak anggota keluarga Wilayah Pondok Cabe. Setelah perayaan Natal, dilanjutkan dengan acara api unggun di tanah lapang yang masih basah karena baru selesai diguyur hujan lebat. Meskipun suasananya dingin, akan tetapi berubah menjadi lebih hangat karena sambil menyeruput kopi dan bajigur serta mendengar lucu-lucuan MC dadakan Majelis Agus Yulianto.
Menang terhadap Dunia
Minggu paginya, peserta retreat mengikuti ibadah Minggu yang dipimpin oleh Majelis Wilayah Pondok Cabe, Bayu Paramudita. Tema kotbah yang dibawakan adalah "Menang terhadap Dunia".Tercatat 140 jiwa dari 50 KK warga pondok Cabe yang ikut sebagai peserta retreat . Sebagian besar berangkat bareng bersama panitia pada Sabtu pagi dari halaman GKJ Nehemia dengan bus dan mobil pribadi. Ada juga yang menyusul ke lokasi retreat. Semuanya itu tak mengurangi rasa kebersamaan peserta retreat mengikuti acara.Retreat keluarga termasuk acara yang sering diadakan oleh Wilayah Pondok Cabe. Dalam waktu delapan tahun ke belakang, tercatat Wilayah Pondok Cabe termasuk wilayah yang sering melakukan. Momentum retreat biasanya diadakan sambil merayakan Paskah.Pertama kalinya, retreat Wilayah Pondok Cabe dilakukan tahun 2003 di Cibogo, Bogor, Jawa Barat. Yang kedua, retreat diadakan lagi tahun 2005 di Cipayung, Puncak. Retreat ketiga dilakukan tahun 2009 di Kinasih, tempat yang sekarang ini digunakan untuk retreat keluarga dan Natal 2011.Tema retreat kali ini adalah "Damai Sejahtera Bumiku Karena Raja Damai telah Tiba" (Lukas 2:14), dengan sub tema "Keluarga yang Berkemenangan."Tentu saja, retreat tak hanya diisi dengan berbagai acara yang mempererat hubungan dan komunikasi antar keluarga di wilayah Pondok Cabe. Namun, diisi pula dengan pendalaman iman dan berbagi pengalaman serta refleksi keluarga melalui acara diskusi bertemakan "Menang terhadap Kedagingan" dan "Mengalahkan Si Jahat". Pembicara diskusi berasal dari Wilayah Pondok Cabe sendiri, seperti Titien Sugianto, Rian Pratama, Agus Yulianto dan Didik Rohadi dengan moderator Istu Prabowo dan Kristanto Imanuel.Sebelum peserta retreat kembali ke Jakarta, acara diisi dengan pembagian kado dari keluarga untuk keluarga dan foto bersama.Acara ini berlangsung sukses. Seperti yang dikatakan Ketua Panitia Retreat dan Natal 2011, Y Sahri," Acara ini ditarik Tuhan Yesus dari depan, dan dijalani panitia di tengah, serta didorong malaikat-malaikat Tuhan dari belakang." (har).
Merayakan Natal bisa bermacam-macam cara. Wilayah Pondok Cabe termasuk salah satu wilayah di GKJ Nehemia, Lebak Bulus, yang merayakan Natal 2011 dengan cara berbeda dengan wilayah lainnya. Kalau banyak wilayah merayakan Natal di lingkungan Gedung Gereja GKJ Nehemia, maka Natal 2011 Wilayah Pondok Cabe dirayakan di tengah-tengah suasana retreat bersama dengan hampir seluruh anggota keluarga Pondok Cabe di luar gereja. Retreat untuk merayakan Natal diadakan dua hari pada hari Sabtu-Minggu, tanggal 10-11 Desember 2011. Tempatnya di Kinasih, Conference, Outbond & Resort di Jalan Raya Tapos Cimanggis Depok, Jawa Barat. Kebaktian Natal-nya sendiri dilakukan pada Sabtu malam, yang dipimpin Pendeta Agus Hendratmo. Sedangkan perayaan Natal-nya diselenggarakan setelah kebaktian Natal, dengan pengisi acara Kentrung Rohani Seruni, Paduan Suara Wilayah Pondok Cabe, nyanyian tunggal oleh Eileen Agus Yulianto dan drama Natal yang dimainkan anak-anak Sekolah Minggu. Mereka anak-anak anggota keluarga Wilayah Pondok Cabe. Setelah perayaan Natal, dilanjutkan dengan acara api unggun di tanah lapang yang masih basah karena baru selesai diguyur hujan lebat. Meskipun suasananya dingin, akan tetapi berubah menjadi lebih hangat karena sambil menyeruput kopi dan bajigur serta mendengar lucu-lucuan MC dadakan Majelis Agus Yulianto.
Menang terhadap Dunia
Minggu paginya, peserta retreat mengikuti ibadah Minggu yang dipimpin oleh Majelis Wilayah Pondok Cabe, Bayu Paramudita. Tema kotbah yang dibawakan adalah "Menang terhadap Dunia".Tercatat 140 jiwa dari 50 KK warga pondok Cabe yang ikut sebagai peserta retreat . Sebagian besar berangkat bareng bersama panitia pada Sabtu pagi dari halaman GKJ Nehemia dengan bus dan mobil pribadi. Ada juga yang menyusul ke lokasi retreat. Semuanya itu tak mengurangi rasa kebersamaan peserta retreat mengikuti acara.Retreat keluarga termasuk acara yang sering diadakan oleh Wilayah Pondok Cabe. Dalam waktu delapan tahun ke belakang, tercatat Wilayah Pondok Cabe termasuk wilayah yang sering melakukan. Momentum retreat biasanya diadakan sambil merayakan Paskah.Pertama kalinya, retreat Wilayah Pondok Cabe dilakukan tahun 2003 di Cibogo, Bogor, Jawa Barat. Yang kedua, retreat diadakan lagi tahun 2005 di Cipayung, Puncak. Retreat ketiga dilakukan tahun 2009 di Kinasih, tempat yang sekarang ini digunakan untuk retreat keluarga dan Natal 2011.Tema retreat kali ini adalah "Damai Sejahtera Bumiku Karena Raja Damai telah Tiba" (Lukas 2:14), dengan sub tema "Keluarga yang Berkemenangan."Tentu saja, retreat tak hanya diisi dengan berbagai acara yang mempererat hubungan dan komunikasi antar keluarga di wilayah Pondok Cabe. Namun, diisi pula dengan pendalaman iman dan berbagi pengalaman serta refleksi keluarga melalui acara diskusi bertemakan "Menang terhadap Kedagingan" dan "Mengalahkan Si Jahat". Pembicara diskusi berasal dari Wilayah Pondok Cabe sendiri, seperti Titien Sugianto, Rian Pratama, Agus Yulianto dan Didik Rohadi dengan moderator Istu Prabowo dan Kristanto Imanuel.Sebelum peserta retreat kembali ke Jakarta, acara diisi dengan pembagian kado dari keluarga untuk keluarga dan foto bersama.Acara ini berlangsung sukses. Seperti yang dikatakan Ketua Panitia Retreat dan Natal 2011, Y Sahri," Acara ini ditarik Tuhan Yesus dari depan, dan dijalani panitia di tengah, serta didorong malaikat-malaikat Tuhan dari belakang." (har).
Temu Kangen KPGKD Djakarta di GSG Nehemia

_
Pada tahun 1960 sebagian
pemuda yang tergabung dalam komunitas GKJ Jakarta (yang mandiri dan dewasa pada
tanggal 21 Juni 1942) membentuk paduan suara bernama Maranatha. Setahun
kemudian, yaitu pada tahun 1961 dengan motor penggeraknya sebagian dari anggota
paduan suara tersebut, dibentuklah sebuah organisasi pemuda bernama Keluarga
Pemuda Gereja Kristen Djawa Djakarta, disingkat KPGKD Djakarta. Dua nama, Maranatha
dan KPGKD menjadi populer bagi warga jemaat gereja apa pun dan di mana pun yang
pernah menjadi anggota dua komunitas tersebut. Tentu saja jumlah anggota
Maranatha lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah anggota KPGKD, karena tidak
semua anggota KPGKD masuk menjadi anggota Maranatha.
Dengan berkembangnya jemaat GKJ Jakarta menjadi seperti sekarang ini, tidak terhindarkan bahwa para (mantan) anggota Maranatha dan KPGKD menjadi tersebar di berbagai jemaat GKJ di JABODETABEK. Bahkan ada yang pindah ke Yogyakarta, Malang dan lain-lain. Namun mereka tetap mengaku dirinya sebagai anggota KPGKD Djakarta angkatan 60/70-an. Memang jumlah mereka makin berkurang; suatu hal yang tidak dapat dihindari. Pada dasawarsa 1980-an dan 1990-an umumnya mereka berada pada puncak karier dalam pekerjaannya. Tetapi di sisi lain mereka juga sedang berada pada kondisi “beban puncak” dalam rangka pendidikan dan pendewasaan anak-anaknya. Selain itu mereka juga sedang berada pada puncak pelayanan bagi jemaatnya masing-masing, baik sebagai anggota majelis maupun pengurus komisi atau badan lain. Hal-hal itu menjadikan mereka sibuk. Pada awal abad 21 ini, tepatnya pada tahun 2002 beberapa orang dari (mantan) anggota KPGKD Djakarta – mereka tidak ingin mengubah KPGKD Djakarta menjadi KPGKJ Jakarta, walaupun dalam EyD huruf Dj berubah menjadi J – saling berkomunikasi dan akhirnya berkumpul serta membicarakan pelayanan yang dapat mereka lakukan terhadap rekan-rekan mereka yang perlu mendapat perhatian. Maka pada tahun itu pula diadakan kunjungan ke rumah beberapa (mantan) anggota. Tidak kurang dari enam keluarga (mantan) anggota yang dikunjungi. Setiap kunjungan diikuti oleh 10-30 orang. Dalam kunjungan tersebut diadakan kebaktian yang dipimpin secara bergilir oleh mereka sendiri.
Pada tahun 2002 pula mereka mengadakan reuni atau temu kangen bertempat di daerah Cisarua, Bogor. Di luar dugaan panitia, temu kangen itu dihadiri oleh lebih dari 130 orang. Tampak kegembiraan yang luar biasa. Tidak kurang dari empat orang Pendeta Senior dan Emeritus hadir ketika itu. Mereka yang tinggal di Yogyakarta, Malang, dan Salatiga juga hadir. Renungan yang disampaikan oleh (alm) Pdt. Dr. Soetarman mengingatkan, bahwa menurut pemazmur kebanggaan umat yang diberi umur lebih dari 70 tahun adalah kesukaran dan penderitaan (Mzm. 90:10). Lima tahun kemudian, yakni pada tahun 2007 pertemuan semacam itu diselenggarakan lagi. Ketika itu mereka mengambil tempat di GSG lantai bawah, GKJ Nehemia. Tidak kurang dari 65 orang hadir pada reuni itu. Dalam pertemuan itu dibentuk pengurus baru KPGKD. Dalam renungannya Pdt. Em. Soelarso Sopater, Th.D. menekankan pentingnya persaudaraan yang rukun (Mzm. 133:1-3). Lima tahun berikutnya, tepatnya pada tanggal 14 Januari 2012 temu kangen KPGKD Djakarta angkatan 60/70-an diselenggarakan lagi dengan mengambil tempat di GSG lantai 4, GKJ Nehemia. Anggota yang hadir sekitar 90 orang, tetapi dengan pengaturan tempat duduk seperti round table maka ruangan yang berkapasitas sekitar 120 orang itu terasa penuh sesak. Acara yang secara resmi baru dimulai pada pukul 10.30, telah didahului oleh perbincangan temu kangen sejak pukul 08.30. Suasana diwarnai dengan canda dan tawa; suatu fakta yang membuktikan pendapat bahwa orang-orang yang termasuk pada kelompok lansia mempunyai kebutuhan untuk bertemu dengan teman-teman lamanya. Suasana itu demikian”heboh” sehingga untuk menenangkannya pembawa acara menyiasati dengan mengajak hadirin untuk tepuk tangan bersama.
Menurut koordinator penyelenggaraan temu kangen yang ketiga itu hasrat mantan anggota KPGKD untuk hadir besar sekali. Mereka yang tidak hadir pada umumnya karena sakit; sebagian karena mempunyai keperluan lain yang tidak dapat ditinggalkan. Warga jemaat GKJ Nehemia yang termasuk (mantan) anggota KPGKD dan hadir dalam temu kangen itu cukup banyak, sekitar 15%. Acara temu kangen itu antara lain penggantian pengurus dan pelontaran usul-usul tentang program mendatang. Acara itu dimeriahkan oleh musik keroncong dari GKJ Depok. Pak F.X. Rusmin dari GKJ Nehemia juga melantunkan lagu Natal dengan suara emasnya dan mendapat applause yang meriah dari hadirin. Renungan yang dibawakan oleh Pdt. Samuel Bambang Haryanto, S.Th., M.Min. antara lain mengingatkan (mantan) anggota KPGKD agar pada masa tua mereka masih berbuah (Mzm. 92:15). “Tua-tua keladi makin tua makin menjadi hendaknya dipahami menjadi bijak” demikian ungkapnya. Di tengah-tengah ibadah (mantan) anggota paduan suara Maranatha yang hadir menyanyikan lagu wajibnya berjudul Setialah Hingga Ajalmu, dipimpin oleh Pak Soenardjo Sir. Tidak latihan sekali pun ternyata mereka dapat menyanyikan dengan baik. Applause yang meriah pun menggema. Akhirnya, sesudah mereka menikmati santap siang dengan sayur lodeh encer (beserta aneka bubur dan aneka buah sumbangan Bapak/Ibu Fx R) dan menerima suvenir (sumbangan Bapak/Ibu PSP) serta (sebagian) menerima dua buku biografi (dari Prof. SN dan WP), sekitar pukul 14.00 pertemuan ditutup dengan doa penutup yang dipimpin oleh Pdt. Em. Srisanto, S.Th. yang datang dari Malang, Jawa Timur. Mereka pulang dengan wajah berseri-seri sambil mengharapkan agar temu kangen berikutnya dapat diselenggarakan dalam waktu yang tidak terlalu lama.
Dengan berkembangnya jemaat GKJ Jakarta menjadi seperti sekarang ini, tidak terhindarkan bahwa para (mantan) anggota Maranatha dan KPGKD menjadi tersebar di berbagai jemaat GKJ di JABODETABEK. Bahkan ada yang pindah ke Yogyakarta, Malang dan lain-lain. Namun mereka tetap mengaku dirinya sebagai anggota KPGKD Djakarta angkatan 60/70-an. Memang jumlah mereka makin berkurang; suatu hal yang tidak dapat dihindari. Pada dasawarsa 1980-an dan 1990-an umumnya mereka berada pada puncak karier dalam pekerjaannya. Tetapi di sisi lain mereka juga sedang berada pada kondisi “beban puncak” dalam rangka pendidikan dan pendewasaan anak-anaknya. Selain itu mereka juga sedang berada pada puncak pelayanan bagi jemaatnya masing-masing, baik sebagai anggota majelis maupun pengurus komisi atau badan lain. Hal-hal itu menjadikan mereka sibuk. Pada awal abad 21 ini, tepatnya pada tahun 2002 beberapa orang dari (mantan) anggota KPGKD Djakarta – mereka tidak ingin mengubah KPGKD Djakarta menjadi KPGKJ Jakarta, walaupun dalam EyD huruf Dj berubah menjadi J – saling berkomunikasi dan akhirnya berkumpul serta membicarakan pelayanan yang dapat mereka lakukan terhadap rekan-rekan mereka yang perlu mendapat perhatian. Maka pada tahun itu pula diadakan kunjungan ke rumah beberapa (mantan) anggota. Tidak kurang dari enam keluarga (mantan) anggota yang dikunjungi. Setiap kunjungan diikuti oleh 10-30 orang. Dalam kunjungan tersebut diadakan kebaktian yang dipimpin secara bergilir oleh mereka sendiri.
Pada tahun 2002 pula mereka mengadakan reuni atau temu kangen bertempat di daerah Cisarua, Bogor. Di luar dugaan panitia, temu kangen itu dihadiri oleh lebih dari 130 orang. Tampak kegembiraan yang luar biasa. Tidak kurang dari empat orang Pendeta Senior dan Emeritus hadir ketika itu. Mereka yang tinggal di Yogyakarta, Malang, dan Salatiga juga hadir. Renungan yang disampaikan oleh (alm) Pdt. Dr. Soetarman mengingatkan, bahwa menurut pemazmur kebanggaan umat yang diberi umur lebih dari 70 tahun adalah kesukaran dan penderitaan (Mzm. 90:10). Lima tahun kemudian, yakni pada tahun 2007 pertemuan semacam itu diselenggarakan lagi. Ketika itu mereka mengambil tempat di GSG lantai bawah, GKJ Nehemia. Tidak kurang dari 65 orang hadir pada reuni itu. Dalam pertemuan itu dibentuk pengurus baru KPGKD. Dalam renungannya Pdt. Em. Soelarso Sopater, Th.D. menekankan pentingnya persaudaraan yang rukun (Mzm. 133:1-3). Lima tahun berikutnya, tepatnya pada tanggal 14 Januari 2012 temu kangen KPGKD Djakarta angkatan 60/70-an diselenggarakan lagi dengan mengambil tempat di GSG lantai 4, GKJ Nehemia. Anggota yang hadir sekitar 90 orang, tetapi dengan pengaturan tempat duduk seperti round table maka ruangan yang berkapasitas sekitar 120 orang itu terasa penuh sesak. Acara yang secara resmi baru dimulai pada pukul 10.30, telah didahului oleh perbincangan temu kangen sejak pukul 08.30. Suasana diwarnai dengan canda dan tawa; suatu fakta yang membuktikan pendapat bahwa orang-orang yang termasuk pada kelompok lansia mempunyai kebutuhan untuk bertemu dengan teman-teman lamanya. Suasana itu demikian”heboh” sehingga untuk menenangkannya pembawa acara menyiasati dengan mengajak hadirin untuk tepuk tangan bersama.
Menurut koordinator penyelenggaraan temu kangen yang ketiga itu hasrat mantan anggota KPGKD untuk hadir besar sekali. Mereka yang tidak hadir pada umumnya karena sakit; sebagian karena mempunyai keperluan lain yang tidak dapat ditinggalkan. Warga jemaat GKJ Nehemia yang termasuk (mantan) anggota KPGKD dan hadir dalam temu kangen itu cukup banyak, sekitar 15%. Acara temu kangen itu antara lain penggantian pengurus dan pelontaran usul-usul tentang program mendatang. Acara itu dimeriahkan oleh musik keroncong dari GKJ Depok. Pak F.X. Rusmin dari GKJ Nehemia juga melantunkan lagu Natal dengan suara emasnya dan mendapat applause yang meriah dari hadirin. Renungan yang dibawakan oleh Pdt. Samuel Bambang Haryanto, S.Th., M.Min. antara lain mengingatkan (mantan) anggota KPGKD agar pada masa tua mereka masih berbuah (Mzm. 92:15). “Tua-tua keladi makin tua makin menjadi hendaknya dipahami menjadi bijak” demikian ungkapnya. Di tengah-tengah ibadah (mantan) anggota paduan suara Maranatha yang hadir menyanyikan lagu wajibnya berjudul Setialah Hingga Ajalmu, dipimpin oleh Pak Soenardjo Sir. Tidak latihan sekali pun ternyata mereka dapat menyanyikan dengan baik. Applause yang meriah pun menggema. Akhirnya, sesudah mereka menikmati santap siang dengan sayur lodeh encer (beserta aneka bubur dan aneka buah sumbangan Bapak/Ibu Fx R) dan menerima suvenir (sumbangan Bapak/Ibu PSP) serta (sebagian) menerima dua buku biografi (dari Prof. SN dan WP), sekitar pukul 14.00 pertemuan ditutup dengan doa penutup yang dipimpin oleh Pdt. Em. Srisanto, S.Th. yang datang dari Malang, Jawa Timur. Mereka pulang dengan wajah berseri-seri sambil mengharapkan agar temu kangen berikutnya dapat diselenggarakan dalam waktu yang tidak terlalu lama.
Natal dan HUT ke-41 GKJ Nehemia

_
Jemaat Gereja Kristen Jawa Nehemia sebagai orang-orang percaya dalam
Tuhan Yesus Kristus Sang Raja Damai telah menyelenggarakan kebaktian dan
perayaan Natal 2011 dan kebaktian Tahun Baru 2012 sekaligus perayaan Hari Ulang
Tahun GKJ Nehemia
ke-41. Dalam
kebaktian Natal sebagaimana pada kebaktian yang lainnya, seperti Masa Adven dengan menggunakan Liturgi Khusus
yang telah dipersiapkan oleh Panitia Pelaksana dalam hal ini warga Jemaat GKJ
Nehemia Wilayah Tebet.
Kebaktian Natal.
Kebaktian Natal terlaksana dengan hikmat dan penuh dengan ungkapan rasa syukur dan kemuliaan bagi Tuhan Yesus Kristus Sang Raja Damai. Tema kebaktian Natal adalah “Damai Sejahteralah Bumiku Karena Sang Raja Damai Telah Lahir” dengan nuansa warna “Hijau”. Pada kebaktian pukul 06.00 WIB, pembawa Firman Tuhan oleh: Bapak Pdt. Agus Hendratmo,S.Si dan didukung oleh para Liturgos; pemusik oleh : Trees, Gio, Hermas; pemandu lagu oleh : Nove, Dian Pretty, Togar; paduan suara oleh : VG Tabernakle dan PS Gloria; dan tentunya penampilan teater EMJI yang kadang cukup lucu dan nyleneh namun syarat dengan makna serta arti dalam rangka memplementasikan Firman Tuhan bagi orang percaya, kemudian kesaksian dalam bentuk tembang oleh Bpk Pdt. Gunawan Yuli, sebagai petugas doa syafaat oleh Ibu Mung dan Kel. Yakub Subroto, dan Dkn. Samilah Sayudi sebagai Majelis yang memimpin persembahan. Pada kebaktian pukul 08.00, pembawa Firman Tuhan oleh: Bapak Pdt. Lusindo YL Tobing, Sth. Liturgos; pemusik oleh : Tress, Gio, Hermas; pemandu lagu oleh : Nove, Dian, Pretty, Togas, Paduan Suara, penampilan Teater EMJI, petugas doa syafaat, sedangkan Majelis yang memimpin persembahan adalah Pnt. Sri Banowo.
Sesuai hitungan/data yang ada warta jemaat warga jemaat yang hadir pada pukul 06.00 sebanyak 541 orang, sedangkan pada pukul 08.00 WIB sebanyak 1.523 orang. Sebagai kepedulian kita terhadap lingkungan hidup dan disesuaikan tema pada Natal 2011 Panitia memberikan bibit pohon: Pucuk Merah (Zyziqium Oleana); Palem Kuning Lokal; Jeruk Lemon (Stek/Genjah) yang semuanya berjumlah 550 pohon dan dibagikan kepada jemaat yang hadir setiap keluarga 1 (satu) pohon sesuai dengan jenis bibit yang dikehendaki, namun sampai dengan pada acara HUT Ke-41 jenis bibit pohon palem masih tersedia. Selanjutnya sebagai ungkapan syukur atas berkat Tuhan, pada kebaktian hari Natal 2011 persembahan khusus yang terkumpul sebanyak Rp. 34.192.000,-.
Kebaktian HUT Ke-41
Dalam kebaktian tahun baru 1 Januari 2012 kebaktian diadakan 2 (dua) kali pada pukul 08.00 WIB sekaligus acara HUT Ke-41 dan kebaktian biasa (Minggu) pukul 17.00 WIB. Pada kebaktian pukul 08.00 WIB dengan menggunakan Liturgi Khusus dengan tema “Menjadi Ahli Waris yang Bersyukur dan Mempertanggungkan Berkat Tuhan” dengan nuansa warna “Merah” sebagai pembawa Firman Tuhan oleh Bpk Pdt. Agus Hendratmo, S.Si dan Liturgos oleh : Ibu Nina Karyoso. Ibadah diawali dengan prosesi yang diiringi gendhing oleh anggota karawitan Nehemia Krida Utama kelompok Ibu-ibu. Sebagai pendukung kebaktian adalah pemusik oleh : Tika, Gio, Hermas, pemandu lagu oleh : Bpk/Ibu Priadji Rahardjo, paduan suara oleh : Trio Loppies dan PS Nafiri; Teater EMJI, dan doa syafaat oleh : Bpk/Ibu Maridjo Utomo dan Bpk Yakub Subroto.
Pada kebaktian ini juga dilakukan pengumpulan persembahan khusus ucapan syukur HUT Ke-41 melalui amplop yang telah disediakan. Sebagai pengiring pada saat persembahan dikumpulkan diiringi dengan gendhing “Raja Agung”. Sebagai petugas yang mempimpin persembahan oleh Pnt. Setyo Tuhu. Persembahan khusus yang terkumpul sebanyak Rp. 20.082.000,- (termasuk kebaktian pada pukul 17.00 WIB), sedangkan jemaat yang hadir berjumlah 833 orang dan 192 pada pukul 17.00 WIB. Setelah kebaktian pukul 08.00 WIB usai acara dilanjutkan acara perayaan HUT Ke-41 yang diawali dengan prosesi masuknya tumpeng yang diiringi dengan gendhing ketawang “Kinanthi Subakastawa”. Pada acara syukuran sebagai MC oleh Ibu Suwarni, sambutan oleh Ketua Majelis GKJ Nehemia – Bpk Pdt. Lusindo YL Tobing, setelah sambutan usai acara dilanjutkan dengan pemotongan tumpeng yang dilakukan oleh para Pendeta GKJ Nehemia yang diberikan kepada warga Jemaat. Sebelum acara jamuan kasih dimulai didahului dengan doa syafaat yang dipimpin oleh Bpk Pdt. Samuel Bambang Haryanto, S.Th, M.Min dilanjutkan dengan penampilan tarian “Tari Gambyong” oleh para pengasuh dan anak Sekolah Minggu.
Suatu berkat Tuhan selama kebaktian HUT Ke-41 berlangsung cuaca dalam kondisi hujan lebat namun tidak mempengaruhi suasana perayaan, sehingga perayaan berjalan meriah dan diakhiri dengan menikmati “Soto Ayam” di GSG, serta teras luar bahkan ada yang menunggu hujan didalam gedung Gereja. Berkat Tuhan Yesus Kristus sungguh luar biasa dan ajaib serta penyertaan Roh Kudus tiada henti-hentinya semua acara dari Adven-Natal-HUT sudah terlaksana dengan lancar walaupun ada beberapa hal yang terkadang membuat Panitia agak was-was yaitu semakin berkurangnya jumlah Liturgi yang telah disediakan, bahkan Liturgi Adven Bahasa Jawa yang disediakan 200 buku pada adven-4 tinggal 25 buku, untuk bahasa Indonesia yang disediakan 1100 buku tinggal 450 buku, sedangkan untuk Liturgi Natal dan Tahun Baru yang disediakan 1200 buku, setelah ibadah Natal tinggal 750 buku sehingga ada penambahan fotocopy 200 buku. Selamat Tahun Baru 2012, Selamat Ulang Tahun Warga Jemaat GKJ Nehemia, kiranya Tuhan Yesus Kristus senantiasa memberikan anugerah dan penyertaan Roh Kudus kepada kita semua, Haleluya.
Kebaktian Natal.
Kebaktian Natal terlaksana dengan hikmat dan penuh dengan ungkapan rasa syukur dan kemuliaan bagi Tuhan Yesus Kristus Sang Raja Damai. Tema kebaktian Natal adalah “Damai Sejahteralah Bumiku Karena Sang Raja Damai Telah Lahir” dengan nuansa warna “Hijau”. Pada kebaktian pukul 06.00 WIB, pembawa Firman Tuhan oleh: Bapak Pdt. Agus Hendratmo,S.Si dan didukung oleh para Liturgos; pemusik oleh : Trees, Gio, Hermas; pemandu lagu oleh : Nove, Dian Pretty, Togar; paduan suara oleh : VG Tabernakle dan PS Gloria; dan tentunya penampilan teater EMJI yang kadang cukup lucu dan nyleneh namun syarat dengan makna serta arti dalam rangka memplementasikan Firman Tuhan bagi orang percaya, kemudian kesaksian dalam bentuk tembang oleh Bpk Pdt. Gunawan Yuli, sebagai petugas doa syafaat oleh Ibu Mung dan Kel. Yakub Subroto, dan Dkn. Samilah Sayudi sebagai Majelis yang memimpin persembahan. Pada kebaktian pukul 08.00, pembawa Firman Tuhan oleh: Bapak Pdt. Lusindo YL Tobing, Sth. Liturgos; pemusik oleh : Tress, Gio, Hermas; pemandu lagu oleh : Nove, Dian, Pretty, Togas, Paduan Suara, penampilan Teater EMJI, petugas doa syafaat, sedangkan Majelis yang memimpin persembahan adalah Pnt. Sri Banowo.
Sesuai hitungan/data yang ada warta jemaat warga jemaat yang hadir pada pukul 06.00 sebanyak 541 orang, sedangkan pada pukul 08.00 WIB sebanyak 1.523 orang. Sebagai kepedulian kita terhadap lingkungan hidup dan disesuaikan tema pada Natal 2011 Panitia memberikan bibit pohon: Pucuk Merah (Zyziqium Oleana); Palem Kuning Lokal; Jeruk Lemon (Stek/Genjah) yang semuanya berjumlah 550 pohon dan dibagikan kepada jemaat yang hadir setiap keluarga 1 (satu) pohon sesuai dengan jenis bibit yang dikehendaki, namun sampai dengan pada acara HUT Ke-41 jenis bibit pohon palem masih tersedia. Selanjutnya sebagai ungkapan syukur atas berkat Tuhan, pada kebaktian hari Natal 2011 persembahan khusus yang terkumpul sebanyak Rp. 34.192.000,-.
Kebaktian HUT Ke-41
Dalam kebaktian tahun baru 1 Januari 2012 kebaktian diadakan 2 (dua) kali pada pukul 08.00 WIB sekaligus acara HUT Ke-41 dan kebaktian biasa (Minggu) pukul 17.00 WIB. Pada kebaktian pukul 08.00 WIB dengan menggunakan Liturgi Khusus dengan tema “Menjadi Ahli Waris yang Bersyukur dan Mempertanggungkan Berkat Tuhan” dengan nuansa warna “Merah” sebagai pembawa Firman Tuhan oleh Bpk Pdt. Agus Hendratmo, S.Si dan Liturgos oleh : Ibu Nina Karyoso. Ibadah diawali dengan prosesi yang diiringi gendhing oleh anggota karawitan Nehemia Krida Utama kelompok Ibu-ibu. Sebagai pendukung kebaktian adalah pemusik oleh : Tika, Gio, Hermas, pemandu lagu oleh : Bpk/Ibu Priadji Rahardjo, paduan suara oleh : Trio Loppies dan PS Nafiri; Teater EMJI, dan doa syafaat oleh : Bpk/Ibu Maridjo Utomo dan Bpk Yakub Subroto.
Pada kebaktian ini juga dilakukan pengumpulan persembahan khusus ucapan syukur HUT Ke-41 melalui amplop yang telah disediakan. Sebagai pengiring pada saat persembahan dikumpulkan diiringi dengan gendhing “Raja Agung”. Sebagai petugas yang mempimpin persembahan oleh Pnt. Setyo Tuhu. Persembahan khusus yang terkumpul sebanyak Rp. 20.082.000,- (termasuk kebaktian pada pukul 17.00 WIB), sedangkan jemaat yang hadir berjumlah 833 orang dan 192 pada pukul 17.00 WIB. Setelah kebaktian pukul 08.00 WIB usai acara dilanjutkan acara perayaan HUT Ke-41 yang diawali dengan prosesi masuknya tumpeng yang diiringi dengan gendhing ketawang “Kinanthi Subakastawa”. Pada acara syukuran sebagai MC oleh Ibu Suwarni, sambutan oleh Ketua Majelis GKJ Nehemia – Bpk Pdt. Lusindo YL Tobing, setelah sambutan usai acara dilanjutkan dengan pemotongan tumpeng yang dilakukan oleh para Pendeta GKJ Nehemia yang diberikan kepada warga Jemaat. Sebelum acara jamuan kasih dimulai didahului dengan doa syafaat yang dipimpin oleh Bpk Pdt. Samuel Bambang Haryanto, S.Th, M.Min dilanjutkan dengan penampilan tarian “Tari Gambyong” oleh para pengasuh dan anak Sekolah Minggu.
Suatu berkat Tuhan selama kebaktian HUT Ke-41 berlangsung cuaca dalam kondisi hujan lebat namun tidak mempengaruhi suasana perayaan, sehingga perayaan berjalan meriah dan diakhiri dengan menikmati “Soto Ayam” di GSG, serta teras luar bahkan ada yang menunggu hujan didalam gedung Gereja. Berkat Tuhan Yesus Kristus sungguh luar biasa dan ajaib serta penyertaan Roh Kudus tiada henti-hentinya semua acara dari Adven-Natal-HUT sudah terlaksana dengan lancar walaupun ada beberapa hal yang terkadang membuat Panitia agak was-was yaitu semakin berkurangnya jumlah Liturgi yang telah disediakan, bahkan Liturgi Adven Bahasa Jawa yang disediakan 200 buku pada adven-4 tinggal 25 buku, untuk bahasa Indonesia yang disediakan 1100 buku tinggal 450 buku, sedangkan untuk Liturgi Natal dan Tahun Baru yang disediakan 1200 buku, setelah ibadah Natal tinggal 750 buku sehingga ada penambahan fotocopy 200 buku. Selamat Tahun Baru 2012, Selamat Ulang Tahun Warga Jemaat GKJ Nehemia, kiranya Tuhan Yesus Kristus senantiasa memberikan anugerah dan penyertaan Roh Kudus kepada kita semua, Haleluya.
Percaya Nggak Percaya

_
“Pak Didik dan pak Agus, rumah saya ada
roh-roh jahatnya,” ungkap pak Darto
pada 2 panelis yakni, penatua Agus Yulianto dan warga jemaat Didik Rohadi pada sesi terakhir. “Bahkan ada 1 kamar
kosong di lantai atas yang kami siapkan untuk
tamu yang menginap. Tetapi setiap ada tamu yang menginap, mereka tidak mau tidur di kamar tersebut karena merasa
ada yang mengganggu,” jelasnya tentang fenomena
aneh di rumahnya. Pak Darto, warga Pondok Cabe yang
terkenal dengan “Kentrung Seruni”nya juga
berpartisipasi dalam retreat natal kali ini tanggal 10 - 11 Desember 2011 yang lalu. Pernyataan pak Darto langsung
disahut oleh seorang ibu yang menceritakan hal senada di rumah kediamannya. “Pesawat
radio tiba-tiba “on” sendiri. Begitu juga televisi
yang “on” dan “off” pada waktu malam hari. Juga salah seorang anak saya sering melihat roh jahat yang
menyerupai seorang wanita yang ada di rumah kami. Mula-mula dia sangat ketakutan, tetapi
makin lama makin terbiasa” ujarnya. Panelis memberikan saran agar
setan-setan tersebut diusir demi Nama Tuhan Yesus. Sebab firman Tuhan yang kita
percaya menyatakan setiap orang percaya diberi
kuasa oleh Tuhan Yesus untuk mengusir setan-setan (Markus 16:17). Juga panelis memberikan salah satu contoh
dalam Alkitab pengalaman ke 70 murid Yesus yang menang terhadap roh-roh jahat.
Dalam Lukas 10:17 dituliskan, “Kemudian ketujuh
puluh murid itu kembali dengan gembira dan berkata, “Tuhan, juga setan-setan takluk kepada kami demi namaMu.”
Kontan cerita kedua peserta retreat ini ditimpali oleh banyak penanya dalamsesi terakhir ini yang dimoderatori ibu Istu Prabowo yang berpenampilan tenang dan mantap. Salah seorang penanya mengajukan pertanyaan pada panelis, bagaimana cara seseorang dapat terhindar dari gendam atau hipnotis. Si penanya ini pernah digendam dan kehilangan seluruh perhiasan dan sejumlah uangnya. Dengan sederhana panelis menjelaskan, “Kalau kita tinggal di dalam Dia dan firmanNya tinggal di dalam kitadan kita taat pada firman Tuhan, ada ungkapan ‘setan ora doyan, demit ora ndulit”, jawab pak Agus Yulianto dengan berseloroh, tanpa mengurangi substansi jawaban. Sebelumnya, dr. Adwioko dan ibu Rumanti Adwioko dari GKJ Brebes - adik keponakan pak Didik Rohadi - memberikan kesaksian bahwa ibu Rumanti memiliki kemampuan istimewa. Ketika suaminya minta diambilkan sejumlah tablet dari botol persediaan tablet, tanpa menghitung, maka ia dapat mengambil tablet dengan jumlah tepat seperti permintaan suaminya. “Dik, ambilkan 20, 15 maupun 10 tablet !” tanpamenghitung dan asal ambil saja, jumlahnya selalu tepat, kisah dr. Adwioko. “Tetapi ketika mas Didik ke rumah dan mendoakan, seketika itu juga kemampuan istimewa itu lenyap sampai sekarang,” imbuhnya.
Retreat warga Podok Cabe, GKJ Nehemia kali ini sekaligus untuk merayakanNatal 2011 bertempat di Wisma Kinasih, Depok. Retreat ini dikoordinir oleh penatua Yohanes Sahri dan kawan-kawan. Desain acara oleh koordinator seksi acara mas Kristanto dibantu pak Didik Rohadi dengan tema “Keluarga Yang Berkemenangan”. Berkemenangan atas “keinginan daging” yang dipaparkan oleh diaken Titin Sugiyanto dan warga jemaat Rian Pratama dengan moderator mas Kristanto,berkemenangan atas “dunia” disampaikan oleh penatua Bayu Pramudita dalam ibadah Minggu dan sesi ketiga menang atas “roh-roh jahat” oleh penatua Agus Yulianto danpak Didik Rohadi yang diarahkan oleh ibu Istu Prabowo. Sedangkan acara perayaan Natal dimeriahkan oleh koor Pondok Cabe dengan performa yang mantap, dipimpin oleh pak Reign W. Nainggolan seorang dirigen yang handal dan bersemangat. Tampil pula Kentrung Seruni yang populer itu, and last but not least, anak-anak Sekolah Minggu tampil dengan nyanyian, tarian dan drama pendek ikut membuat semakin semarak suasana Natal warga Pondok Cabe 2011. Pdt. Agus Hendratmo yang menyampaikan khotbah Natal kali ini dengan liturgos pak Paulus Hutabarat. Dalam kesan dan pesan dapat disimpulkan bahwa acara retreat ini sangat bermanfaat bagi warga jemaat. Selain untuk lebih meningkatkan jalinan persaudaraanjuga untuk lebih mendalami topik tertentu yang berkenaan dan melekat dengan kehidupan warga sehari-hari.Selamat buat pak Sahri dan rekan. Selamat bagi warga Pondok Cabe. Selamat Natal.
Kontan cerita kedua peserta retreat ini ditimpali oleh banyak penanya dalamsesi terakhir ini yang dimoderatori ibu Istu Prabowo yang berpenampilan tenang dan mantap. Salah seorang penanya mengajukan pertanyaan pada panelis, bagaimana cara seseorang dapat terhindar dari gendam atau hipnotis. Si penanya ini pernah digendam dan kehilangan seluruh perhiasan dan sejumlah uangnya. Dengan sederhana panelis menjelaskan, “Kalau kita tinggal di dalam Dia dan firmanNya tinggal di dalam kitadan kita taat pada firman Tuhan, ada ungkapan ‘setan ora doyan, demit ora ndulit”, jawab pak Agus Yulianto dengan berseloroh, tanpa mengurangi substansi jawaban. Sebelumnya, dr. Adwioko dan ibu Rumanti Adwioko dari GKJ Brebes - adik keponakan pak Didik Rohadi - memberikan kesaksian bahwa ibu Rumanti memiliki kemampuan istimewa. Ketika suaminya minta diambilkan sejumlah tablet dari botol persediaan tablet, tanpa menghitung, maka ia dapat mengambil tablet dengan jumlah tepat seperti permintaan suaminya. “Dik, ambilkan 20, 15 maupun 10 tablet !” tanpamenghitung dan asal ambil saja, jumlahnya selalu tepat, kisah dr. Adwioko. “Tetapi ketika mas Didik ke rumah dan mendoakan, seketika itu juga kemampuan istimewa itu lenyap sampai sekarang,” imbuhnya.
Retreat warga Podok Cabe, GKJ Nehemia kali ini sekaligus untuk merayakanNatal 2011 bertempat di Wisma Kinasih, Depok. Retreat ini dikoordinir oleh penatua Yohanes Sahri dan kawan-kawan. Desain acara oleh koordinator seksi acara mas Kristanto dibantu pak Didik Rohadi dengan tema “Keluarga Yang Berkemenangan”. Berkemenangan atas “keinginan daging” yang dipaparkan oleh diaken Titin Sugiyanto dan warga jemaat Rian Pratama dengan moderator mas Kristanto,berkemenangan atas “dunia” disampaikan oleh penatua Bayu Pramudita dalam ibadah Minggu dan sesi ketiga menang atas “roh-roh jahat” oleh penatua Agus Yulianto danpak Didik Rohadi yang diarahkan oleh ibu Istu Prabowo. Sedangkan acara perayaan Natal dimeriahkan oleh koor Pondok Cabe dengan performa yang mantap, dipimpin oleh pak Reign W. Nainggolan seorang dirigen yang handal dan bersemangat. Tampil pula Kentrung Seruni yang populer itu, and last but not least, anak-anak Sekolah Minggu tampil dengan nyanyian, tarian dan drama pendek ikut membuat semakin semarak suasana Natal warga Pondok Cabe 2011. Pdt. Agus Hendratmo yang menyampaikan khotbah Natal kali ini dengan liturgos pak Paulus Hutabarat. Dalam kesan dan pesan dapat disimpulkan bahwa acara retreat ini sangat bermanfaat bagi warga jemaat. Selain untuk lebih meningkatkan jalinan persaudaraanjuga untuk lebih mendalami topik tertentu yang berkenaan dan melekat dengan kehidupan warga sehari-hari.Selamat buat pak Sahri dan rekan. Selamat bagi warga Pondok Cabe. Selamat Natal.
Selamat Natal

_
Santa Claus
naik kereta yang indah ditarik beberapa ekor rusa atau Sinterklaas diiringi
Piet Hitam memanggul hadiah Natal yang menghiasi kartu Natal indah
berwarna-warni belakangan ini mulai menghilang dari peredaran dan sulit untuk
diketemukan. Dulu sejak awal Desember sudah banyak digelar penjualan kartu
Natal di berbagai toko bahkan di kaki lima, diikuti sibuknya pegawai kantor pos
menyortir kartu-kartu itu sesuai alamat tujuan. Kartu-kartu itu biasanya berisi
tulisan standar: “Selamat hari Natal .
. & Tahun Baru . .” bahkan ada yang
ditulisi sendiri dengan tambahan kata: “Maaf lahir dan batin.” seperti kartu
lebaran saja. Biasanya kartu ini berasal
dari sahabat yang non Kristen. Karena
kemajuan jaman, kini ucapan Selamat Natal itu didominasi oleh hand phone
(telepon jinjing) dengan SMS (pesan singkat) nya dengan berbagai kalimat yang
lebih puitis karena dimungkinkan untuk ditulis lebih panjang. Untuk Natal dan Tahun Baru kali
ini kami menerima SMS dengan berbagai kalimat yang menunjukkan kemampuan si
pengirim dalam merakit kalimat. Mudah-mudahan tulisan ini bisa membantu pembaca
dalam memberikan ucapan Selamat Natal tanpa harus berpusing-pusing mencari
kalimat yang tepat. Kalimatnya ada yang biasa-biasa saja, ada yang cukup puitis
bahkan menyentuh hati.
Berikut SMS yang berasal dari para sahabat non Kristen :
“Buat saudaraku/sahabatku, dari jauh saya ucapkan “Selamat Hari Natal dan
dan Tahun Baru 2012”. Semoga memperoleh hikmah dari Hari Natal. Salam
hangat dari kami sekeluarga.”
“Kami dan keluarga mengucapkan “Selamat Hari Natal, 25 Desember 2011
semoga Kedamaian senantiasa membawa kebahagiaan dan juga Selamat Tahun
Baru, 1 Januari 2012.”
“Mengucapkan Selamat Natal dan Tahun Baru semoga keberkahan dan
kedamaian di hati . . . “
“Selamat merayakan Natal 2011 dan tahun baru 2012 semoga Allah terus
melimpahkan kesehatan, kebahagiaan dan berkahNya. Amiin.”
“Merry Christmas and Happy New Year 2012”. Wishing you good health,
happiness and success in 2012 . . “
“Selamat Natal semoga Tuhan memberkahi keluarga bapak.”
Berikut SMS yang berasal dari para sahabat se-iman :
“Terpujilah Tuhan Allah, sebab Dia melawat umatNya dan membawa kelepasan
bagi kita. Selamat Natal.”
“Tiada yang dapat kuungkap rasa bahagia menyambut kedatanganNya, dengan
mengucapkan Selamat Natal kepada saudaraku, semoga damai dan kasih
Kristus menyebar di sekeliling kita.”
“Walau langkah tak bertemu, tangan tak berjabat, kata tak terdengar, ijinkan
kami sekeluarga mengucapkan Selamat Natal 2011 dan Tahun Baru 2012.
Semoga damai Natal dan terang kasih Allah menyinari hidup kita hari lepas hari.”
“Selamat Natal 2011 dan Tahun Baru 2012. Semoga Natal yang kita rayakan tak
kan pernah kehilangan makna. Semoga dalam kesibukan kita masih ingat berdoa
padaNya dan semoga masih banyak waktu kita untuk menyentuh hati sesama
kita dengan kasih.”
“Natal adalah sebuah awal bagi kita untuk memulai suatu perubahan dalam
menjalani kehidupan. Temukanlah terang dalam kegelapan agar kita mampu
untuk berbagi kedamaian. Kami mengucapkan Selamat Natal 2011 dan
menyambut Tahun Baru 2012.”
“Kami mengucapkan Selamat Natal, kiranya kita dimampukan mewartakan
kesukaan ini melalui tugas dan pelayanan kita.”
“Tuhan Yesus sumber terang jangan disia-siakan, kelahiranNya memperbaharui
hati dan pikiran kita. Baru berbuat secara nyata terhadap sesama, peduli
terhadap sesama, tidak cari pujian yang tak guna, Selamat Natal.”
“Selamat datang di dunia, Kau datang di antara manusia. Anak kecil di palungan
yang sepi, sayup-sayup terdengar pujian surgawi. Dentang lonceng riuh
bersahutan. Mari merayakan lahirnya bayi Yesus di Bethlehem, Jusu selamat
manusia. Selamat Natal 2011 dan Tahun Baru 2012.”
“Kami sekeluarga mngucapkan Selamat Natal 2011 dan Tahun Baru 2012. Semoga
damai yang dari Dia akan senantiasa menjadi terang bagi dunia dan kita semua.”
“Lilin Natal sudah bersinar, lagu pujian membahana. Kemuliaan bagi Tuhan di
tempat yang Mahatinggi. Mari sambut Penebus dengan hati suci, bersih dan
penuh kasih. Selamat Natal 2011 dan menyambut Tahun Baru 2012. Tuhan
Yesus memberkati.”
“Natal adalah penggenapan janji Allah tentang datangnya Juru Selamat yaitu
Yesus Kristus. Merayakan Natal bukanlah sekedar pesta yang dalam waktu
sekejap sudah terlupa. Merayakan Natal seharusnya kita membawa jiwa, hidup
dan karya kita lebih bermakna. Selamat Natal, Tuhan memberkati.”
“Ketika aku lupa bersyukur aku ingin hidup kaya, padahal hidup adalah kekayaan.
Aku selalu takut memberi, padahal semua yang aku miliki adalah pemberian.
Aku ingin menjadi yang terkuat, padahal musuh terkuatku adalah diriku sendiri.
Aku selalu takut rugi, padahal aku hidup karena sebuah keberuntungan oleh
AnugerahNya. Aku selalu takut malu, tapi terkadang kita berbuat yang
memalukan. Sebagai anak-anak Tuhan tetap rendahkan hati kita, agar kita
selalu ditinggikan dalam hal apapun . . terimalah Selamat Natal dari kami.”
“Ketegarannya seperti batu karang, ketenangannya seperti air, kedalamannya
seperti samodra, kesejukannya seperti embun, kehangatannya seperti api,
kehalusannya seperti bayu, itulah kasih Allah melalui Kristus. Selamat natal.”
“Air tak selalu jernih, begitu juga ucapanku. Kapas tak selalu putih, begitu juga
hatiku. Langit tak selalu biru, begitu juga hidupku. Jalan tak selalu lurus, begitu
juga langkahku. Jika maaf itu bisa terucap hari ini, untuk apa menunggu tahun
baru tiba? Sedangkan hembusan napas kitapun tak pernah kita tahu kapan akan
berhenti. Selamat menyongsong Tahun Baru 2012.”
“Laos ido hatanami: wish u nd your fam have a joyfull Merry Christmas. Tuhanta
umpasu2 + menjaga hita luhut.”
“Terang sumirat teja gumanti, ampak-ampak sumilak, bawono hangresiki
reregeting jiwangga. Sugeng mahargya dinten Natal 2011 saha warsa enggal
2012. Mugi Gusti tansah paring karaharjan, kalis ing sambekala,bagya mulya
kang jinangka lan basuki kang kahesti. Nuwun.”
“Saestu Gusti Allah punika Mahawikan, kaluhurna Allah ingkang sampun kersa
ngrawuhi manungsa. Sugeng riyadi wiyosipun Gusti.”
“Soroting lintang, gita-gitaning pra pangen sowan hanggugah kita sedaya memuji
Gloria in exelcis Deo . . Sugeng Natal berkah Dalem Gusti Yesus.”
“Tahun Baru harinya Minggu, hidupmu sejahtera tak terganggu, hatimu bahagia
tak terbelenggu, harapan barumu sudah menunggu . . . “
Semoga tulisan di atas bermanfaat bagi pembaca. Amin. Gunungsindur, Januari’12.
Berikut SMS yang berasal dari para sahabat non Kristen :
“Buat saudaraku/sahabatku, dari jauh saya ucapkan “Selamat Hari Natal dan
dan Tahun Baru 2012”. Semoga memperoleh hikmah dari Hari Natal. Salam
hangat dari kami sekeluarga.”
“Kami dan keluarga mengucapkan “Selamat Hari Natal, 25 Desember 2011
semoga Kedamaian senantiasa membawa kebahagiaan dan juga Selamat Tahun
Baru, 1 Januari 2012.”
“Mengucapkan Selamat Natal dan Tahun Baru semoga keberkahan dan
kedamaian di hati . . . “
“Selamat merayakan Natal 2011 dan tahun baru 2012 semoga Allah terus
melimpahkan kesehatan, kebahagiaan dan berkahNya. Amiin.”
“Merry Christmas and Happy New Year 2012”. Wishing you good health,
happiness and success in 2012 . . “
“Selamat Natal semoga Tuhan memberkahi keluarga bapak.”
Berikut SMS yang berasal dari para sahabat se-iman :
“Terpujilah Tuhan Allah, sebab Dia melawat umatNya dan membawa kelepasan
bagi kita. Selamat Natal.”
“Tiada yang dapat kuungkap rasa bahagia menyambut kedatanganNya, dengan
mengucapkan Selamat Natal kepada saudaraku, semoga damai dan kasih
Kristus menyebar di sekeliling kita.”
“Walau langkah tak bertemu, tangan tak berjabat, kata tak terdengar, ijinkan
kami sekeluarga mengucapkan Selamat Natal 2011 dan Tahun Baru 2012.
Semoga damai Natal dan terang kasih Allah menyinari hidup kita hari lepas hari.”
“Selamat Natal 2011 dan Tahun Baru 2012. Semoga Natal yang kita rayakan tak
kan pernah kehilangan makna. Semoga dalam kesibukan kita masih ingat berdoa
padaNya dan semoga masih banyak waktu kita untuk menyentuh hati sesama
kita dengan kasih.”
“Natal adalah sebuah awal bagi kita untuk memulai suatu perubahan dalam
menjalani kehidupan. Temukanlah terang dalam kegelapan agar kita mampu
untuk berbagi kedamaian. Kami mengucapkan Selamat Natal 2011 dan
menyambut Tahun Baru 2012.”
“Kami mengucapkan Selamat Natal, kiranya kita dimampukan mewartakan
kesukaan ini melalui tugas dan pelayanan kita.”
“Tuhan Yesus sumber terang jangan disia-siakan, kelahiranNya memperbaharui
hati dan pikiran kita. Baru berbuat secara nyata terhadap sesama, peduli
terhadap sesama, tidak cari pujian yang tak guna, Selamat Natal.”
“Selamat datang di dunia, Kau datang di antara manusia. Anak kecil di palungan
yang sepi, sayup-sayup terdengar pujian surgawi. Dentang lonceng riuh
bersahutan. Mari merayakan lahirnya bayi Yesus di Bethlehem, Jusu selamat
manusia. Selamat Natal 2011 dan Tahun Baru 2012.”
“Kami sekeluarga mngucapkan Selamat Natal 2011 dan Tahun Baru 2012. Semoga
damai yang dari Dia akan senantiasa menjadi terang bagi dunia dan kita semua.”
“Lilin Natal sudah bersinar, lagu pujian membahana. Kemuliaan bagi Tuhan di
tempat yang Mahatinggi. Mari sambut Penebus dengan hati suci, bersih dan
penuh kasih. Selamat Natal 2011 dan menyambut Tahun Baru 2012. Tuhan
Yesus memberkati.”
“Natal adalah penggenapan janji Allah tentang datangnya Juru Selamat yaitu
Yesus Kristus. Merayakan Natal bukanlah sekedar pesta yang dalam waktu
sekejap sudah terlupa. Merayakan Natal seharusnya kita membawa jiwa, hidup
dan karya kita lebih bermakna. Selamat Natal, Tuhan memberkati.”
“Ketika aku lupa bersyukur aku ingin hidup kaya, padahal hidup adalah kekayaan.
Aku selalu takut memberi, padahal semua yang aku miliki adalah pemberian.
Aku ingin menjadi yang terkuat, padahal musuh terkuatku adalah diriku sendiri.
Aku selalu takut rugi, padahal aku hidup karena sebuah keberuntungan oleh
AnugerahNya. Aku selalu takut malu, tapi terkadang kita berbuat yang
memalukan. Sebagai anak-anak Tuhan tetap rendahkan hati kita, agar kita
selalu ditinggikan dalam hal apapun . . terimalah Selamat Natal dari kami.”
“Ketegarannya seperti batu karang, ketenangannya seperti air, kedalamannya
seperti samodra, kesejukannya seperti embun, kehangatannya seperti api,
kehalusannya seperti bayu, itulah kasih Allah melalui Kristus. Selamat natal.”
“Air tak selalu jernih, begitu juga ucapanku. Kapas tak selalu putih, begitu juga
hatiku. Langit tak selalu biru, begitu juga hidupku. Jalan tak selalu lurus, begitu
juga langkahku. Jika maaf itu bisa terucap hari ini, untuk apa menunggu tahun
baru tiba? Sedangkan hembusan napas kitapun tak pernah kita tahu kapan akan
berhenti. Selamat menyongsong Tahun Baru 2012.”
“Laos ido hatanami: wish u nd your fam have a joyfull Merry Christmas. Tuhanta
umpasu2 + menjaga hita luhut.”
“Terang sumirat teja gumanti, ampak-ampak sumilak, bawono hangresiki
reregeting jiwangga. Sugeng mahargya dinten Natal 2011 saha warsa enggal
2012. Mugi Gusti tansah paring karaharjan, kalis ing sambekala,bagya mulya
kang jinangka lan basuki kang kahesti. Nuwun.”
“Saestu Gusti Allah punika Mahawikan, kaluhurna Allah ingkang sampun kersa
ngrawuhi manungsa. Sugeng riyadi wiyosipun Gusti.”
“Soroting lintang, gita-gitaning pra pangen sowan hanggugah kita sedaya memuji
Gloria in exelcis Deo . . Sugeng Natal berkah Dalem Gusti Yesus.”
“Tahun Baru harinya Minggu, hidupmu sejahtera tak terganggu, hatimu bahagia
tak terbelenggu, harapan barumu sudah menunggu . . . “
Semoga tulisan di atas bermanfaat bagi pembaca. Amin. Gunungsindur, Januari’12.
Membangun Jembatan Komunikasi

_ Komponen
utama dalam berkomunikasi adalah pesan yang akan disampaikan. Unsur penting
lainnya adalah pemberi pesan dan penerima pesan. Proses penyampaian pesan berlangsung
mulai dari dikemas, disampaikan, diinterpretasikan, diterima, dimengerti,
disampaikan kembali(feedback) ke
pengirim pesan dan diyakini bahwa pesan telah diterima dan dimengerti dengan
baik. Dari skema di atas nyata bahwa komunikasi adalah suatu proses dua arah
yang akan sukses bila mata rantai komunikasi tidak terputus dan pesan dapat dimengerti
dengan baik, benar dan tepat waktu. Sejarah
gereja tidak selalu ramah dengan perkembangan sistim komunikasi baik yang
verbal maupun non verbal. Komunikasi sering dilaksanakan hanya satu arah dan
gereja melihat kemajuan berkomunikasi yang merupakan perkembangan kebudayaan
dan industri dengan kacamata yang negatif yakni sebagai elemen sosial yang
memelopori proses degradasi iman atau dekadensi moral. Gereja mulai
meninggalkan sifat defensif dan beralih ke realistis setelah dapat menerima
kenyataan tentang besarnya arus informasi dengan adanya revolusi didunia
percetakan pada abad pertengahan. Pada saat itu banyak sekali materi teologi
dan filsafat serta pengetahuan lain yang mudah diperoleh dimana-mana. Kitab
suci sendiri pertama kali dicetak pada tahun 1456 sehingga akses untuk
mendalami isi Alkitab tidak lagi dimonopoli para pemimpin agama di biara-biara.
Puncak perhatian gereja terhadap perkembangan komunikasi ditandai dengan
beralihnya sikap gereja yang menjadi lebih akomodatif dan menyadari bahwa
kemajuan komunikasi di abad modern banyak sisi positif guna menunjang pelayanan
di gereja.
Bagaimana dengan komunikasi internal di gereja yang sering disebut sebagai tempat persekutuan orang-orang beriman yang terdiri dari sekumpulan aktor yaitu majelis gereja termasuk pendeta, komisi-komisi, bebadan, tim, panitia dan tak kalah pentingnya adalah warga gereja itu sendiri. Terkadang kita menyepelekan komunikasi internal gereja karena terpaku dengan kesibukan masing-masing sehingga tidak menyadari bahwa media komunikasi internal gereja tetap jalan ditempat menggunakan metode yang sama dari tahun ketahun. Komunikasi internal gereja yang terwujud dalam interaksi warga gereja, majelis, dan semua kegiatan gereja baik verbal maupun non verbal seringkali tidak nyambung sehingga ada kesan berjalan sendiri-sendiri. Jembatan komunikasi telah terputus tanpa disadari karena setiap aktor di gereja sibuk dengan bidangnya masing-masing dan lupa bahwa untuk melakukan tugas dan tanggung jawabnya perlu berkoordinasi satu sama lain. Tidak heran bila kita sering mendengar omelan seorang majelis terhadap panitia hanya karena beberapa hal dari yang sepele hingga yang serius. Begitu juga ada warga yang selalu mengritisi pelayanan gereja, tetapi tidak tahu harus menyampaikan keluhannya kepada siapa. Respon majelis gereja terhadap keluhan warga juga seringkali terlambat karena proses aksi reaksi tidak terakomodasi dengan baik didalam komunikasi internal gereja.
Dari waktu ke waktu majelis gereja harus memeriksa komunikasi apa yang harus dikembangkan dalam pelayanan kepada jemaat dan sebaliknya. Proses ini mungkin bisa dimulai dengan mengevaluasi kembali penyampaian informasi tentang: Liturgi kebaktian, Pemahaman Alkitab, Warta Jemaat, Majalah atau bulletin gereja, Website gereja, laporan tahunan, papan pengumuman di gereja, informasi tentang kegiatan pemuda dan remaja, pelayanan sekolah minggu, jadwal kunjungan majelis, jadwal kebaktian keluarga, perayaan hari besar gereja dan lain-lain. Kesalahan fatal sering terjadi saat ada warga gereja yang sudah meninggal dunia tapi masih disebutkan di pawartos sedang dirawat dirumah sakit atau sebaliknya yang bersangkutan sudah hadir di kebaktian hari minggu tapi masih dikabarkan sedang opname. Masih banyak lagi yang perlu dicermati dan diteliti dalam setiap bagian dari komunikasi internal gereja agar terhindar dari anggapan bahwa pengurus gereja malas dan hanya bisa melakukan copy and paste saja, tanpa adanya terobosan inovasi yang baru.
Perlu dimengerti bahwa komunikasi internal gereja adalah “Formasi” bukan sekedar “Informasi”. Jadi yang dibentuk adalah formasi yang diperlukan untuk mengawal proses pertumbuhan iman, pengharapan, dan kasih. Untuk memperbaiki komunikasi internal gereja pertama kali harus dilakukan General Check Up terhadap semua sistim komunikasi internal yang sedang berjalan. Apakah suhu gereja kita sedang memanas sehingga menderita demam miscommunication berkepanjangan? Apakah komunikasi internal gereja justru terlalu berlebihan sehingga banjir informasi yang justru mengakibatkan sebaliknya yaitu tidak mendapat informasi dengan baik? Komunikasi dalam persekutuan yang baik dan bertumbuh adalah suatu persekutuan dimana setiap anggotanya merasakan suatu komunikasi yang lancar antara mereka sendiri. Untuk itu penting untuk mengevaluasi bagaimana kita bersikap untuk diri kita sendiri maupun untuk orang lain dalam berkomunikasi. Dalam berkomunikasi kita harus membangun sikap rendah hati, rindu akan kedamaian, berpikir positif, tidak menghakimi orang lain, dan tidak berkata ngawur. Berkomunikasi dengan orang lain kita juga harus bersikap menerima perbedaan pendapat, mendengarkan dengan baik, tidak bicara tentang diri sendiri, jujur, dan jangan asal kritik.
Kegagalan berkomunikasi ditandai dengan hal-hal sebagai berikut:
1. Sama sekali tidak ada kompromi, seringkali kita bicara tentang prinsip yang mati-matian dipertahankan, tetapi seringkali prinsip itu dilanggar karena mempertahankan ego masing-masing.
2. Terlalu sering kompromi, melakukan sesuatu dengan berlebihan sehingga tidak dapat membedakan mana yang benar dan mana yang tidak benar.
3. Merasa selalu paling hebat, terutama saat bisa mengritik dan menjatuhkan orang lain didalam rapat
4. Terlalu menyerang orang lain dan sama sekali tidak memberikan kesempatan lawan untuk berbicara atau mengemukakan pemikirannya
5. Tidak bersikap terbuka atau jujur. Ada hal-hal penting yang harus dijelaskan dengan jujur sehingga persoalan bisa diatasi
6. Terlalu banyak memberi nasehat
7. Tidak bisa menyampaikan keluhan dan lebih sering disimpan dan digumuli sendiri dan merasa tidak perlu untuk diutarakan kepada orang lain
8. Mencari kawan atau menggalang suara agar setiap orang setuju dengan pendapat diri sendiri
9. Selalu menginterupsi dan tidak mau menunggu sampai orang lain selesai bicara.
Kesuksesan berkomunikasi ditandai dengan hal-hal sebagai berikut:
1. Menilai orang lain dengan kebaikan
2. Selalu mengucapkan terimakasih dan sebaliknya tidak mengharapkan ucapan terimakasih dari orang lain
3. Belajar menerima teguran atau nasehat tanpa merasa disudutkan
4. Arahkan perhatian kepada orang lain
5. Hadapi interupsi dengan kepala dingin dan reaksi yang segar dan kreatif
6. Mampu bersikap tenang dan sederhana dalam mengungkapkan sesuatu dan tidak berbelit-belit
7. Mampu untuk memberikan perhatian yang lebih
8. Mampu mengontrol emosi saat berbicara dengan orang lain
Masalah dalam komunikasi internal di gereja dapat timbul dari berbagai sebab. Pertama: karena komunikasi sebagai anugerah Tuhan digunakan untuk kepentingan sendiri atau kelompok. Komunikasi tidak menggunakan tutur kata yang halus dan tidak untuk kemuliaan Tuhan. Kedua: tidak melihat kedepan dan tetap berkutat didalam sistim lama dan merasa nyaman dengan itu, sehingga sulit menerima pendapat dan ide-ide baru. Ketiga: tidak menjalin komunikasi yang baik diantara sesama dan juga lupa berkomunikasi dengan Tuhan Yesus, karena kita harus bertanggung jawab terhadap segala yang kita ucapkan, karena semuanya bersumber dari hati yang terjaga. Membangun jembatan komunikasi lebih baik daripada membangun pagar-pagar pembatas komunikasi internal di gereja. Oleh karena itu sebagai warga gereja yang baik kita harus sensitif, realistis, dan saling menghormati. Dalam membangun jembatan komunikasi pertanyaannya bukan “Apa yang ingin kita beritahukan kepada orang lain” melainkan “Persoalan apa yang sedang dihadapi orang yang kita ajak bicara”. Pastikan bahwa apa yang akan kita sampaikan sesuai dengan apa yang diharapkan dari lawan bicara kita. Jangan berasumsi bahwa semua warga gereja dapat mengerti konteks dari pesan atau berita yang disampaikan, karena salah terima akan mengakibatkan warga merasa sebagai orang asing.
Untuk membangun jembatan komunikasi internal gereja yang berhasil dimulai dengan pemahaman tentang kasih yang berasal dari Tuhan Yesus, dengan demikian maka semua persoalan akan ada jalan keluarnya. Para pemimpin gereja akan menjadi contoh yang baik dalam kehidupan persekutuan di gereja bukan karena pandai bicara dan berdebat, melainkan pandai menjadi penyalur kasih Kristus yang sejati. Warga gereja juga akan menjadi orang yang bukan hanya menuntut, melainkan rela memberi baik waktu maupun perhatian untuk gereja. Menjadi manusia Kristen yang komunikatif mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam kehidupan orang perorang. Selain menjadi orang yang cinta damai, dia juga akan menjadi orang yang mampu membagi kasih dan bukan penuntut kasih.
"Siapa yang mau mencintai hidup dan mau melihat hari-hari baik, ia harus menjaga lidahnya terhadap yang jahat dan bibirnya terhadap ucapan-ucapan yang menipu” (I Petrus 3:10). “ Selamat Natal dan Selamat Tahun Baru 2012."
Bagaimana dengan komunikasi internal di gereja yang sering disebut sebagai tempat persekutuan orang-orang beriman yang terdiri dari sekumpulan aktor yaitu majelis gereja termasuk pendeta, komisi-komisi, bebadan, tim, panitia dan tak kalah pentingnya adalah warga gereja itu sendiri. Terkadang kita menyepelekan komunikasi internal gereja karena terpaku dengan kesibukan masing-masing sehingga tidak menyadari bahwa media komunikasi internal gereja tetap jalan ditempat menggunakan metode yang sama dari tahun ketahun. Komunikasi internal gereja yang terwujud dalam interaksi warga gereja, majelis, dan semua kegiatan gereja baik verbal maupun non verbal seringkali tidak nyambung sehingga ada kesan berjalan sendiri-sendiri. Jembatan komunikasi telah terputus tanpa disadari karena setiap aktor di gereja sibuk dengan bidangnya masing-masing dan lupa bahwa untuk melakukan tugas dan tanggung jawabnya perlu berkoordinasi satu sama lain. Tidak heran bila kita sering mendengar omelan seorang majelis terhadap panitia hanya karena beberapa hal dari yang sepele hingga yang serius. Begitu juga ada warga yang selalu mengritisi pelayanan gereja, tetapi tidak tahu harus menyampaikan keluhannya kepada siapa. Respon majelis gereja terhadap keluhan warga juga seringkali terlambat karena proses aksi reaksi tidak terakomodasi dengan baik didalam komunikasi internal gereja.
Dari waktu ke waktu majelis gereja harus memeriksa komunikasi apa yang harus dikembangkan dalam pelayanan kepada jemaat dan sebaliknya. Proses ini mungkin bisa dimulai dengan mengevaluasi kembali penyampaian informasi tentang: Liturgi kebaktian, Pemahaman Alkitab, Warta Jemaat, Majalah atau bulletin gereja, Website gereja, laporan tahunan, papan pengumuman di gereja, informasi tentang kegiatan pemuda dan remaja, pelayanan sekolah minggu, jadwal kunjungan majelis, jadwal kebaktian keluarga, perayaan hari besar gereja dan lain-lain. Kesalahan fatal sering terjadi saat ada warga gereja yang sudah meninggal dunia tapi masih disebutkan di pawartos sedang dirawat dirumah sakit atau sebaliknya yang bersangkutan sudah hadir di kebaktian hari minggu tapi masih dikabarkan sedang opname. Masih banyak lagi yang perlu dicermati dan diteliti dalam setiap bagian dari komunikasi internal gereja agar terhindar dari anggapan bahwa pengurus gereja malas dan hanya bisa melakukan copy and paste saja, tanpa adanya terobosan inovasi yang baru.
Perlu dimengerti bahwa komunikasi internal gereja adalah “Formasi” bukan sekedar “Informasi”. Jadi yang dibentuk adalah formasi yang diperlukan untuk mengawal proses pertumbuhan iman, pengharapan, dan kasih. Untuk memperbaiki komunikasi internal gereja pertama kali harus dilakukan General Check Up terhadap semua sistim komunikasi internal yang sedang berjalan. Apakah suhu gereja kita sedang memanas sehingga menderita demam miscommunication berkepanjangan? Apakah komunikasi internal gereja justru terlalu berlebihan sehingga banjir informasi yang justru mengakibatkan sebaliknya yaitu tidak mendapat informasi dengan baik? Komunikasi dalam persekutuan yang baik dan bertumbuh adalah suatu persekutuan dimana setiap anggotanya merasakan suatu komunikasi yang lancar antara mereka sendiri. Untuk itu penting untuk mengevaluasi bagaimana kita bersikap untuk diri kita sendiri maupun untuk orang lain dalam berkomunikasi. Dalam berkomunikasi kita harus membangun sikap rendah hati, rindu akan kedamaian, berpikir positif, tidak menghakimi orang lain, dan tidak berkata ngawur. Berkomunikasi dengan orang lain kita juga harus bersikap menerima perbedaan pendapat, mendengarkan dengan baik, tidak bicara tentang diri sendiri, jujur, dan jangan asal kritik.
Kegagalan berkomunikasi ditandai dengan hal-hal sebagai berikut:
1. Sama sekali tidak ada kompromi, seringkali kita bicara tentang prinsip yang mati-matian dipertahankan, tetapi seringkali prinsip itu dilanggar karena mempertahankan ego masing-masing.
2. Terlalu sering kompromi, melakukan sesuatu dengan berlebihan sehingga tidak dapat membedakan mana yang benar dan mana yang tidak benar.
3. Merasa selalu paling hebat, terutama saat bisa mengritik dan menjatuhkan orang lain didalam rapat
4. Terlalu menyerang orang lain dan sama sekali tidak memberikan kesempatan lawan untuk berbicara atau mengemukakan pemikirannya
5. Tidak bersikap terbuka atau jujur. Ada hal-hal penting yang harus dijelaskan dengan jujur sehingga persoalan bisa diatasi
6. Terlalu banyak memberi nasehat
7. Tidak bisa menyampaikan keluhan dan lebih sering disimpan dan digumuli sendiri dan merasa tidak perlu untuk diutarakan kepada orang lain
8. Mencari kawan atau menggalang suara agar setiap orang setuju dengan pendapat diri sendiri
9. Selalu menginterupsi dan tidak mau menunggu sampai orang lain selesai bicara.
Kesuksesan berkomunikasi ditandai dengan hal-hal sebagai berikut:
1. Menilai orang lain dengan kebaikan
2. Selalu mengucapkan terimakasih dan sebaliknya tidak mengharapkan ucapan terimakasih dari orang lain
3. Belajar menerima teguran atau nasehat tanpa merasa disudutkan
4. Arahkan perhatian kepada orang lain
5. Hadapi interupsi dengan kepala dingin dan reaksi yang segar dan kreatif
6. Mampu bersikap tenang dan sederhana dalam mengungkapkan sesuatu dan tidak berbelit-belit
7. Mampu untuk memberikan perhatian yang lebih
8. Mampu mengontrol emosi saat berbicara dengan orang lain
Masalah dalam komunikasi internal di gereja dapat timbul dari berbagai sebab. Pertama: karena komunikasi sebagai anugerah Tuhan digunakan untuk kepentingan sendiri atau kelompok. Komunikasi tidak menggunakan tutur kata yang halus dan tidak untuk kemuliaan Tuhan. Kedua: tidak melihat kedepan dan tetap berkutat didalam sistim lama dan merasa nyaman dengan itu, sehingga sulit menerima pendapat dan ide-ide baru. Ketiga: tidak menjalin komunikasi yang baik diantara sesama dan juga lupa berkomunikasi dengan Tuhan Yesus, karena kita harus bertanggung jawab terhadap segala yang kita ucapkan, karena semuanya bersumber dari hati yang terjaga. Membangun jembatan komunikasi lebih baik daripada membangun pagar-pagar pembatas komunikasi internal di gereja. Oleh karena itu sebagai warga gereja yang baik kita harus sensitif, realistis, dan saling menghormati. Dalam membangun jembatan komunikasi pertanyaannya bukan “Apa yang ingin kita beritahukan kepada orang lain” melainkan “Persoalan apa yang sedang dihadapi orang yang kita ajak bicara”. Pastikan bahwa apa yang akan kita sampaikan sesuai dengan apa yang diharapkan dari lawan bicara kita. Jangan berasumsi bahwa semua warga gereja dapat mengerti konteks dari pesan atau berita yang disampaikan, karena salah terima akan mengakibatkan warga merasa sebagai orang asing.
Untuk membangun jembatan komunikasi internal gereja yang berhasil dimulai dengan pemahaman tentang kasih yang berasal dari Tuhan Yesus, dengan demikian maka semua persoalan akan ada jalan keluarnya. Para pemimpin gereja akan menjadi contoh yang baik dalam kehidupan persekutuan di gereja bukan karena pandai bicara dan berdebat, melainkan pandai menjadi penyalur kasih Kristus yang sejati. Warga gereja juga akan menjadi orang yang bukan hanya menuntut, melainkan rela memberi baik waktu maupun perhatian untuk gereja. Menjadi manusia Kristen yang komunikatif mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam kehidupan orang perorang. Selain menjadi orang yang cinta damai, dia juga akan menjadi orang yang mampu membagi kasih dan bukan penuntut kasih.
"Siapa yang mau mencintai hidup dan mau melihat hari-hari baik, ia harus menjaga lidahnya terhadap yang jahat dan bibirnya terhadap ucapan-ucapan yang menipu” (I Petrus 3:10). “ Selamat Natal dan Selamat Tahun Baru 2012."
Antara Jogja dan Jakarta

_ Kesan pertama setelah berjumpa dengan Dewi di gereja pada
ibadah sore, sungguh tak mudah dilupakan, tetapi sulitnya bertemu pada
minggu-minggu berikutnya sungguh
dirasakan Jaka. Demikian juga Dewi. Padahal, meskipun hanya beberapa
hari berada di Jakarta, Dewi selalu berusaha berkunjung ke rumah Jaka,
sayangnya, keinginannya untuk saling bertemu pun tak pernah kesampaian. Kini,
pernyataan cinta yang dilontarkan Jaka, membuat Dewi berdebar.
Ia tak menyangka bahwa kata-kata yang dinantikan sejak
lama, seketika didengarnya. Dewi, benar-benar tak kuasa berbicara apapun ketika
mendengar ucapan Jaka. Ia hanya merasakan bahwa degup jantungnya berdenyut
lebih cepat ketimbang biasanya, dan pori-pori di sekujur tubuhnya merinding.
Dewi tak mengerti apa sebabnya ia merinding, ia hanya mengira-ira, mungkin
aliran darahnya tiba-tiba saja menjadi encer, karena bulu-bulu lembut di
tangannya pun serentak menegak kegirangan.
Di akhir PA Dewi berpamitan, bahwa esok hari, harus
berjauhan lagi dengan mereka, begitu juga dengan Jaka, karena Ia harus
menjalani tugas di Jogja. Itulah hal baru yang kini sedang dimengerti Jaka,
tentang sebab musabab sulitnya bertemu dengan Dewi. Sebenarnya tugas ini adalah
tahun kedua yang telah dijalani Dewi. Bagi Dewi, kehidupan di Jogja telah menjadi
sahabat dan bagian jiwanya, tetapi bagi Jaka, tentu berbeda dengan Dewi. Itu
sebabnya, Dewi hanya berharap, kiranya ucapan cinta yang masih hangat
terdengar, tidak membeku oleh sebab jarak yang berjauhan, dan jarak antara Jakarta-Jogja
justru menjadi awal untuk saling mengerti arti cinta serta tidak menumbuhkan
pohon masalah yang berbuah kepiluan. Itu harapan Dewi, tetapi lain lagi dengan
Jaka. Bagi Jaka, keberadaan Dewi di Jogja justru mengingatkan masa lalunya.
“Bolehkah aku bercerita tentang masa lalu?” Tanya Jaka ketika teman-teman lainnya telah berpamitan.
“Saya suka kejujuran. Sebelum melangkah lebih jauh, ada baiknya kita saling berterus terang.” jawab Dewi dengan senyum penuh keraguan.
“Saling mencintai atau bukan sebenarnya aku tidak dapat menyimpulkan, karena selama tiga tahun, aku dan Kinanthi hanya saling berkirim surat. Maklum pada waktu itu, aku dan Kinanthi belum punya hand phone. Hubungan atau komunikasi dengan saling berkirim surat itu terjadi ketika Kinanthi tinggal di Jogja, sedangkan aku berada di Jakarta”.
“Tapi sering ketemuan kan?” tukas Dewi.
“Belum pernah sama sekali. Dan yang paling membuatku bingung, surat terakhir yang dikirimkan kepadaku, tiba-tiba Kinanthi mendesak, agar aku segera menikahinya, kalau tidak, Dia akan segera menikah dengan orang lain secepatnya”.
“Kok bisa? Memangnya keluarga Kinanthi sudah tahu, bahwa Kinanthi adalah pacarmu?”
“Justru karena mama Kinanthi telah bercerita kepada masyarakat di kampungnya, bahwa Kinanthi akan segera menikah denganku dan ketika Kinanthi juga mendesakku untuk segera menikahinya itulah yang membuatku berpikir lebih mendalam, maka surat itu tidak segera kubalas”.
“Kinanthi mengancam, akan segera menikah dengan orang lain, tetapi Jaka tidak segera memberi keputusan, berarti Kinanthi kesal banget dong?” pikir Dewi.
“Seharusnya aku yang kesal, karena belum sebulan, berpikir tentang ajakan menikah yang terlalu mendesak itu, tiba-tiba Kinanthi menikah dengan Baskoro”.
“Lho, kenapa Dia menikah dengan Baskoro?” Dewi terperanjat
“Itulah yang membuatku bingung hingga sekarang”.
“Jaka kenal dengan Baskoro?”
“Informasi yang kudapat, Baskoro adalah seorang pengusaha muda, dan Ia juga berada di Jakarta. Jadi siapa sebenarnya Baskoro, aku tidak mengenalnya sama sekali”.
“Jaka, diundang pada resepsi pernikahan mereka?” Tanya Dewi penasaran.
“Tidak. Tetapi sebelum hari pernikahan, Kinanthi pernah menelponku dan meminta maaf serta mengatakan bahwa Dia menikah dengan Baskoro, sebenarnya dalam keadaan terpaksa, bahkan menurutnya pernikahannya itu sebenarnya merupakan tindakan bunuh diri secara pelan-pelan”. Kenang Jaka.
“Jaka tidak menanyakan apa sebabnya?” cecar Dewi
“Aku tidak merasa perlu untuk tahu lebih jauh, karena kalaupun aku tanyakan, mungkin jawabannya akan berbeda dengan kenyataannya, jadi aku berusaha untuk mengetahui sebab-musababnya dari Bramantyo, kakak Kinanthi, teman sekelasku waktu di SD yang kebetulan pada waktu itu, datang ke rumah”.
“Apa kata Bramantyo?”
“Berita yang kudapat justru membuat aku semakin bingung, karena Bramantyo bercerita padaku, bahwa Kinanthi terkena tipu daya dan kenakalan pemuda bernama Momo, sialnya pemuda itu tidak bertanggung jawab atas perbuatan nakalnya, sehingga ketika Kinanthi menikah dengan Baskoro, perut Kinanthi telah berisi janin selama tiga bulan, oleh perbuatan bejat Momo”.
“Oh, Tuhan, ampunilan mereka” kata Dewi seraya mengelus dada.
“Itulah yang membuatku trauma dan bertahun-tahun takut menghadapi wanita. Karena Kinanthi yang kala itu kupandang wanita baik-baik, ternyata kebaikan nya dirampas oleh pria yang tidak beradab”.
“Jaka tahu, mengapa itu bisa terjadi?”
“Untuk apa aku harus mengetahui hal itu, toh semuanya tidak ada gunanya bagiku”
“Tetapi Jaka tahu kan, sekarang, Kinanthi ada di mana?”
“Di Jakarta”.
“Jaka pernah ketemuan dengan Kinanthi dan Baskoro?”
“Justru aku berusaha agar tidak sekalipun bertemu dengan Kinanthi dan Baskoro, suaminya, karena Baskoro mengira, bahwa Kinanthi hamil gara-gara aku”.
“Bagaimana Baskoro tahu kalau Kinanthi hamil gara-gara kamu?”
“Itulah yang membuatku jadi serba salah. Coba bayangkan. Antara Jogja dan Jakarta kan begitu jauh. Selain itu, saya tidak pernah sekali pun berjumpa dengan Kinanthi, tetapi karena setahu Baskoro bahwa aku adalah pacar Kinanthi, mungkin nggak salah juga kalau Baskoro mencurigai aku”.
“Mengapa Jaka tidak mencari pembelaan melalui Bramantyo, toh Bramantyo dapat dijadikan saksi kuat untuk memberi tahu Baskoro?” cecar Dewi.
“Sudah, tetapi mana mungkin Bramantyo mengutarakan hal itu kepada Baskoro, karena Bramantyo kan kakak ipar Baskoro. Memangnya Bramantyo tega rumah tangga adiknya jadi berantakan? Itulah sebabnya, maka aku juga telah menyeritakan hal ini kepada Dody, dengan harapan supaya Dody mau meluruskan kesalahpahaman ini. Sayangnya, sudah beberapa kali saya tanyakan pada Dody, ternyata, Dody pun merasa sungkan pada Baskoro”.
“Memangnya Dody itu siapa?” Tanya Dewi
“Dody adalah, adik kandung Baskoro. Dia teman sekelasku waktu di SMP dulu, dan selama di Jakarta, aku pernah menjadi satu kos-kosan dengannya, jadi kemana pun dan di mana pun aku berada, Dody pasti tahu”. Jawab Jaka, lantas diam dan tak lama kemudian melanjutkan pembicaraannya untuk mengakhiri curhatnya.
“Sudahlah. Sepertinya terlalu jauh untuk bercerita tentang masa lalu yang membuatku trauma. Sudah malam. Aku pulang dulu ya”.
“Sebentar Jaka, masih ada yang ingin saya tanyakan” pinta Dewi
“Kalau Dewi ingin tahu banyak hal tetang aku, tanyalah pada Dody. Dody adalah sahabat baikku. Suka maupun duka, dan riwayat pahit getirku pun, Dia tahu semuanya. Sekali lagi. Maafkan aku, Dewi. Sudah malam, aku pulang dulu”. Bersambung...
“Bolehkah aku bercerita tentang masa lalu?” Tanya Jaka ketika teman-teman lainnya telah berpamitan.
“Saya suka kejujuran. Sebelum melangkah lebih jauh, ada baiknya kita saling berterus terang.” jawab Dewi dengan senyum penuh keraguan.
“Saling mencintai atau bukan sebenarnya aku tidak dapat menyimpulkan, karena selama tiga tahun, aku dan Kinanthi hanya saling berkirim surat. Maklum pada waktu itu, aku dan Kinanthi belum punya hand phone. Hubungan atau komunikasi dengan saling berkirim surat itu terjadi ketika Kinanthi tinggal di Jogja, sedangkan aku berada di Jakarta”.
“Tapi sering ketemuan kan?” tukas Dewi.
“Belum pernah sama sekali. Dan yang paling membuatku bingung, surat terakhir yang dikirimkan kepadaku, tiba-tiba Kinanthi mendesak, agar aku segera menikahinya, kalau tidak, Dia akan segera menikah dengan orang lain secepatnya”.
“Kok bisa? Memangnya keluarga Kinanthi sudah tahu, bahwa Kinanthi adalah pacarmu?”
“Justru karena mama Kinanthi telah bercerita kepada masyarakat di kampungnya, bahwa Kinanthi akan segera menikah denganku dan ketika Kinanthi juga mendesakku untuk segera menikahinya itulah yang membuatku berpikir lebih mendalam, maka surat itu tidak segera kubalas”.
“Kinanthi mengancam, akan segera menikah dengan orang lain, tetapi Jaka tidak segera memberi keputusan, berarti Kinanthi kesal banget dong?” pikir Dewi.
“Seharusnya aku yang kesal, karena belum sebulan, berpikir tentang ajakan menikah yang terlalu mendesak itu, tiba-tiba Kinanthi menikah dengan Baskoro”.
“Lho, kenapa Dia menikah dengan Baskoro?” Dewi terperanjat
“Itulah yang membuatku bingung hingga sekarang”.
“Jaka kenal dengan Baskoro?”
“Informasi yang kudapat, Baskoro adalah seorang pengusaha muda, dan Ia juga berada di Jakarta. Jadi siapa sebenarnya Baskoro, aku tidak mengenalnya sama sekali”.
“Jaka, diundang pada resepsi pernikahan mereka?” Tanya Dewi penasaran.
“Tidak. Tetapi sebelum hari pernikahan, Kinanthi pernah menelponku dan meminta maaf serta mengatakan bahwa Dia menikah dengan Baskoro, sebenarnya dalam keadaan terpaksa, bahkan menurutnya pernikahannya itu sebenarnya merupakan tindakan bunuh diri secara pelan-pelan”. Kenang Jaka.
“Jaka tidak menanyakan apa sebabnya?” cecar Dewi
“Aku tidak merasa perlu untuk tahu lebih jauh, karena kalaupun aku tanyakan, mungkin jawabannya akan berbeda dengan kenyataannya, jadi aku berusaha untuk mengetahui sebab-musababnya dari Bramantyo, kakak Kinanthi, teman sekelasku waktu di SD yang kebetulan pada waktu itu, datang ke rumah”.
“Apa kata Bramantyo?”
“Berita yang kudapat justru membuat aku semakin bingung, karena Bramantyo bercerita padaku, bahwa Kinanthi terkena tipu daya dan kenakalan pemuda bernama Momo, sialnya pemuda itu tidak bertanggung jawab atas perbuatan nakalnya, sehingga ketika Kinanthi menikah dengan Baskoro, perut Kinanthi telah berisi janin selama tiga bulan, oleh perbuatan bejat Momo”.
“Oh, Tuhan, ampunilan mereka” kata Dewi seraya mengelus dada.
“Itulah yang membuatku trauma dan bertahun-tahun takut menghadapi wanita. Karena Kinanthi yang kala itu kupandang wanita baik-baik, ternyata kebaikan nya dirampas oleh pria yang tidak beradab”.
“Jaka tahu, mengapa itu bisa terjadi?”
“Untuk apa aku harus mengetahui hal itu, toh semuanya tidak ada gunanya bagiku”
“Tetapi Jaka tahu kan, sekarang, Kinanthi ada di mana?”
“Di Jakarta”.
“Jaka pernah ketemuan dengan Kinanthi dan Baskoro?”
“Justru aku berusaha agar tidak sekalipun bertemu dengan Kinanthi dan Baskoro, suaminya, karena Baskoro mengira, bahwa Kinanthi hamil gara-gara aku”.
“Bagaimana Baskoro tahu kalau Kinanthi hamil gara-gara kamu?”
“Itulah yang membuatku jadi serba salah. Coba bayangkan. Antara Jogja dan Jakarta kan begitu jauh. Selain itu, saya tidak pernah sekali pun berjumpa dengan Kinanthi, tetapi karena setahu Baskoro bahwa aku adalah pacar Kinanthi, mungkin nggak salah juga kalau Baskoro mencurigai aku”.
“Mengapa Jaka tidak mencari pembelaan melalui Bramantyo, toh Bramantyo dapat dijadikan saksi kuat untuk memberi tahu Baskoro?” cecar Dewi.
“Sudah, tetapi mana mungkin Bramantyo mengutarakan hal itu kepada Baskoro, karena Bramantyo kan kakak ipar Baskoro. Memangnya Bramantyo tega rumah tangga adiknya jadi berantakan? Itulah sebabnya, maka aku juga telah menyeritakan hal ini kepada Dody, dengan harapan supaya Dody mau meluruskan kesalahpahaman ini. Sayangnya, sudah beberapa kali saya tanyakan pada Dody, ternyata, Dody pun merasa sungkan pada Baskoro”.
“Memangnya Dody itu siapa?” Tanya Dewi
“Dody adalah, adik kandung Baskoro. Dia teman sekelasku waktu di SMP dulu, dan selama di Jakarta, aku pernah menjadi satu kos-kosan dengannya, jadi kemana pun dan di mana pun aku berada, Dody pasti tahu”. Jawab Jaka, lantas diam dan tak lama kemudian melanjutkan pembicaraannya untuk mengakhiri curhatnya.
“Sudahlah. Sepertinya terlalu jauh untuk bercerita tentang masa lalu yang membuatku trauma. Sudah malam. Aku pulang dulu ya”.
“Sebentar Jaka, masih ada yang ingin saya tanyakan” pinta Dewi
“Kalau Dewi ingin tahu banyak hal tetang aku, tanyalah pada Dody. Dody adalah sahabat baikku. Suka maupun duka, dan riwayat pahit getirku pun, Dia tahu semuanya. Sekali lagi. Maafkan aku, Dewi. Sudah malam, aku pulang dulu”. Bersambung...